Salah satu orientasi pembangunan pendidikan dewasa ini adalah peningkatan kualitas penyelenggaraan pembelajaran. Peningkatan kualitas penyelenggaraan pembelajaran tersebut memiliki peranan sentral dalam upaya mewujudkan peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan.
Motivasi dan prestasi belajar peserta didik sebagai salah satu ukuran untuk menunjukan keberhasilan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dosen. Ini berarti berhasil tidaknya proses pendidikan dapat ditunjukan oleh motivasi dan prestasi belajar peserta didik. Oleh karena itu, setelah mengalami proses pendidikan dalam jangka waktu tertentu semua peserta didik diharapkan menunjukan perilaku positif sebagai prestasi belajar.
Prestasi belajar peserta didik dilatar belakangi oleh beberapa faktor yang pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik (faktor internal) dan faktor yang bersumber dari luar diri peserta didik (faktor eksternal).
Faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik (faktor internal) meliputi: minat, motivasi, cara belajar, kematangan dan kesiapan, dan lain sebagainya. Sedangkan faktor yang bersumber dari luar diri peserta didik (faktor eksternal) meliputi: dosen, lingkungan kampus, keluarga, lingkungan masyarakat, dan lain sebagainya.
Salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah motivasi belajar. Motivasi belajar ini akan mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu sehingga mencapai tujuan. Jika siswa terdorong untuk melakukan belajar, maka akan terjadi suatu pembelajaran yang efektif yang pada akhirnya akan menghasilkan prestasi belajar yang tinggi.
Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama disadari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
Dosen merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Dosen merupakan komponen yang memiliki peranan strategis dalam pelaksanaan pembelajaran. Dosen memiliki peranan kunci dalam setiap upaya peningkatan mutu, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Di tangan dosen, mutu pendidikan dapat diupayakan ke arah yang lebih baik.
Hal tersebut memaksa dosen untuk mampu mempersiapkan secara optimal kompetensinya, karena bagaimanapun kompetensi dosen mencerminkan kinerja dosen atau kemampuan dosen dalam mengajar di kelas sehingga dapat dipastikan semakin baik kompetensi yang dimiliki dosen , maka besar kemungkinan prestasi belajar mahasiswa pun akan akan meningkat pula.
Peran dosen merupakan faktor yang sangat dominan dalam menumbuhkembangkan semangat dan prestasi belajar mahasiswa. selain itu, dosen dijadikan teladan, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri bagi mahasiswanya. Oleh karena itu, dosen dituntut memiliki perilaku dan kemampuan yang memadai untuk menggembangkan mahasiswanya secara utuh. Untuk melaksanakan tugasnya secara baik , dosen perlu menguasai berbagai hal sebagai kompetensi yang dimilikinya.
Prestasi belajar itu mencerminkan keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain, berhasilnya suatu kegiatan belajar mengajar dapat dilihat dari terjadinya perubahan tingkah laku atau perilaku dari diri individu yang diwujudkan dalam sikap pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan tujuan yang dirumuskan, yaitu berupa prestasi belajar.
Faktor motivasi belajar adalah faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar dipandang dari sudut faktor internal, sedangkan dosen merupakan faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar dipandang dari sudut faktor eksternal.
Banyak temuan permasalahan belajar mahasiswa di perguruan tinggi, seperti rendahnya motivasi belajar mahasiswa yang tergambar dari aktivitas mengikuti perkuliahan, malas mengerjakan tugas-tugas perkuliahan, tidak memiliki target akademik, kurang begitu peduli terhadap prestasi, dan pasif. Serta peran dosen dalam mengantisipasi hal-hal tersebut.
Hal ini mengisyaratkan kepada para dosen agar tidak hanya mengajar materi atau mentransfer pengetahuan. Selain itu, para dosen juga harus mampu memotivasi para mahasiswanya untuk terus belajar. motivasi tersebut adalah bagian dari nilai-nilai atau karakter yang dilakukan oleh dosen kepada para mahasiswa guna menumbuhkembangkan prestasi belajar mereka.
Namun, satu hal yang penting, seorang dosen mampu memancarkan dari dalam dirinya karakter yang dapat diteladani oleh para mahasiswa. Keteladanan memiliki bahasa atau pesan tersendiri yang sangat menguat dalam diri mahasiswa. Keteladanan tidak banyak berbicara atau memberi penjelasan tentang materi kuliah atau pengetahuan menjadi baik dan benar. Akan tetapi, para mahasiswa dapat melihat dan menyaksikan sendiri seorang dosen dalam berbicara, bertindak, dan bahkan mindset dari dosen sendiri yang terpancar lewat cara mengajarnya.
Singkatnya, seorang dosen memiliki karakter yang kuat sehingga ketika mengajar di kelas memiliki daya atau “roh” untuk menggerakkan mahasiswa untuk meniru dan mengikuti yang disampaikan. Lalu, karakter dosen yang bagaimana? Dosen yang berkarakter bertujuan untuk membuka mata hati mahasiswa untuk belajar, agar mampu hidup dengan nilai-nilai atau karakter di tengah masyarakat.
Dosen yang berkarakter memiliki ciri-ciri sebagai berikut: memiliki komitmen, kompeten, kerja keras, konsisten, sederhana, memiliki kemampuan berinteraksi, melayani secara maksimal, cerdas, ikhlas dalam bekerja, menjaga diri dan kehormatan, menjadi teladan bagi peserta didik.
Seorang dosen yang memiliki karakter seperti yang disebutkan dapat dikatakan sebagai sebuah modal untuk melakukan proses pembelajaran. Di sini, dosen memiliki peran yang cukup penting dalam membangun dan mengembangkan semangat dan prestasi belajar para mahasiswa. Dosen berperan banyak dalam pembentukan pola pikir mahasiswa.
Disisi lain, staf dan karyawan, fasilitas kampus yang ada, dan tata aturan yang berlaku di kampus tersebut adalah bagian yang turut mensupport semangat dan prestasi belajar mahasiswa. Contoh saja, mahasiswa yang menapaki bangku kuliah pada kampus yang sudah majupara pengajar yang profesional dan aktif memberikan motivasi pada didikannya, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang memadai dan saling berkompetensi, juga fasilitas lain yang benar-benar mendukung keberlangsungan segala aktifitas di kampus tentunya akan mempermudah mahasiswa dalam kegiatan belajar karena disamping sudah berakar dari keinginan diri juga mendapat semacam amunisi dari lingkungan pendidikannya.
Berbeda sekali dengan mahasiswa yang menapaki bangku kuliah pada kampus yang dosennya tidak peduli, sarana dan fasilitasnya tidak memadai, staf pengajar yang biasa-biasa saja, UKM yang nihil akan kegiatan nyata, maka mahasiswa tersebut akan sangat kurang termotivasi dalam belajar, dan tidak peduli dengan perkembangan yang terjadi. Memang, semuanya akan tergantung pada diri masing-masing. Tetapi sungguh ini akan memberikan pengaruh yang besar bagi mahasiswa.
Saya pikir, motivasi dari para dosen lah yang sangat berperan di lingkungan kampus. Mereka yang secara langsung maupun tidak langsung bisa memberikan sumbangsih dalam menumbuhkembangkan motivasi dan prestasi belajar mahasiswa. Kalaupun motivasi belajar itu belum tertanam pada mahasiswa, maka dosenya yang akan menanamkannya.
Saya sangat mendambakan jika para dosen memiliki tanggung jawab penuh untuk selalu mau memberikan motivasi pada mahasiswa untuk terus maju, meningkatkan kualitas diri. Minimal mereka bisa meluangkan beberapa menit mereka sebelum atau sesudah mengajar untuk memberikan motivasi itu. Akan lebih baik jika saat mereka melakukan transfer ilmu kepada para mahasiswa.
Saya rasa ini tidak sulit bagi dosen. Setidaknya, disamping kewajiban mereka sebagai pendidik dan pengajar telah selesai akan ada poin tersendiri layaknya sebuah bonus sebagai ladang amal untuk membantu membangun kualitas generasi bangsa ini. Ketika motivasi yang rutin diberikan itu, bisa dikatakan sebagai fase awal yang kontinyu. Dengan dorongan dari dosen, mahasiswa mampu diarahkan terhadap potensi atau bakatnya.. Terus menerus memotivasi dan mensupport mahasiswanya untuk mengembangkan potensinya.
Tapi masih ada juga dosen yang tak peduli. Jangankan memberikan motivasi, kadang dalam memberikan mata kuliah saja sebatas berlalu dan bahkan berputar kesana-kemari. Dalam mengajar kadang tidak ada komunukasi yang intens mengenai cara yang mereka lakukan padahal dalam komunikasi tersebutlah ada celah-celah yang bisa dimasuki untuk menumbuhkan semangat mahasiswa belajar yang akan memberi dampak yang besar. Mungkin itulah yang masih perlu kita benahi bersama.
Dosen sebagai cerminan bagi para mahasiswanya. Ketika dosen melakukan sesuatu yang benar, maka mahasiswapun akan terdorong untuk mecontoh hal tersebut, begitupun sebaliknya. Artinya, Ketika ada sesuatu yang dilakukan dosen benar, namun di saat yang bersamaan menyaksikan sebuah pemandangan yang bertolak belakang dengan apa yang dilakukan oleh mahasiswa, maka dosen harus berusaha memperbaiki hal tersebut. Itu hanya contoh kecil dimana seorang dosen memiliki peran penting dalam membangun nilai nilai dan karakter mahasiswa.
Peran dosen sangat menentukan perkembangan belajar mahasiswa. Dosen ditutut untuk jeli membaca situasi yang terjadi. Selain kondisi kampus, juga kaitannya dengan aktifitas yang digeluti mahasiswa di luar jam pekuliahan. Apa yang mereka lakukan saat waktu luang, bagaimana mereka memanfaatkannya agar waktu yang ada tidak sia-sia. Karena pada umumnya mahasiswa hanya terobsesi waktu kuliah.
Kita bisa bandingkan mahasiswa yang aktif, baik di kampus maupun di luar kampus, dengan mahasiswa yang "study oriented". Mahasiswa yang memiliki aktifitas lain selain kuliah, akan mendapatkan pelajaran tambahan berupa softskill yang secara langsung mereka aplikasikan dan tidak mereka dapatkan pada bangku kuliah. Di sinilah peran dosen untuk memotivasi, mengarahkan mahasiswa untuk memanfaatkan waktu dan kesempatan dengan melakukan aktfitas dan kegiatan yang bermanfaat guna menggapai sebuah cita-cita dan arahan hidup yang jelas.
Jika mahasiswa mengerti urgensi waktu dalam kehidupan ini. Ia tahu betul apa yang bisa ia lakukan untuk meningkatkan kualitas dirinya. Peran dosenpun dalam hal ini amatlah diperlukan. Kontribusi dalam menumbuhkembangkan semangat belajar mahasiswa, dan yang tak kalah penting yaitu mereka sekaligus bisa menjadi teladan bagi mahasiswa yang mereka ajar. Meski semuanya akan kembali kepada diri mahasiswa, peran dosen sungguh amat diperlukan. Semoga!
Comments