top of page
Writer's pictureLSP3I

Personal Branding Dosen Jaman Now

Updated: Feb 6, 2019


Sekilas tentang Personal Branding


Apa yang terlintas dalam pikiran Anda ketika mendengar kata “brand” tentu tidak jauh dari sebuah nama, istilah, tanda, simbol atau desain, yang bertujuan untuk mengidentifikasikan sebuah barang atau jasa yang dihasilkan oleh produsen dan berfungsi sebagai pembeda dari kompetitornya.


Branding adalah kumpulan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan atau seseorang dalam rangka proses membangun dan membesarkan brand. Dalam perkembangannya brand adalah tentang mempengaruhi orang lain, mengaitkan persepsi dan perasaan tertentu dengan identitas. Hingga pada akhirnya branding tidak hanya untuk perusahaan lagi, inilah yang kemudian disebut personal branding.Konsep Personal Branding atau 'memasarkan diri sendiri' telah semakin marak diterapkan.


Terdapat sebuah miskonsepsi di masyarakat, bahwa personal branding hanya ditujukan untuk selebriti, tokoh masyarakat, maupun CEO perusahaan. Pada kenyataannya, personal branding dapat dilakukan untuk siapa saja. Bukan untuk menjadi terkenal, tetapi untuk menjadi orang-orang pilihan.


Personal branding adalah praktek dimana orang-orang memasarkan diri mereka serta karir mereka sebagai sebuah pencitraan atau merk. Dalam melakukan sebuah personal branding, salah satu hal utama yang harus dilakukan adalah mencari kekuatan dan keistimewaan dari diri sendiri, yang dapat menjadi pembeda dengan orang lain. Karena itu penting untuk merek Anda sendiri dan menjadi CEO dari kehidupan Anda.


Branding Personal Seorang Dosen



Kebanyakan orang alergi terhadap pencitraan atau “branding”. Branding seolah-olah hanya diperuntukkan bagi golongan profesi tertentu. Misalnya artis, pejabat, atau CEO. "Branding sering disalahartikan. Padahal, seorang tukang sayur pun harus memiliki kekuatan “brand” agar produk dan jasanya dipilih oleh konsumen. Dia harus berbeda dan punya keunggulan lebih dari tukang sayur lainnya.


Keunikan atau core value itu luar biasa penting, dan seorang dosen harus paham tentang hal tersebut. Bagaimana membangun citra diri. Bagaimana membangun personal brand agar bisa menjadi individu unggul, istimewa, dan memiliki nilai saing tinggi. Memiliki personal branding menjadi semakin penting dan merupakan kunci sukses individu.


Pendekatan personal branding perlu dilakukan agar para dosen dapat mengembangkan diri dan karir secara terarah. Juga dapat menakar kemampuan sehingga pengembangan diri ini tidak dilihat sebagai beban tetapi sesuai kebutuhan diri. Karena pada dasarnya kebutuhan setiap manusia adalah berprestasi (achievement), dan menjadi ahli (self mastery), yang dibuktikan dengan aksi, mulai dari cara berkomunikasi, tingkah laku, sampai gaya berpakaian.


Branding personal seorang dosen juga terkait dengan tindakan atau kinerja yang dilakukan satu pihak kepada pihak lain berbentuk produk fisik, jasa atau pelayanan, pengalaman, events, orang, tempat, organisasi, informasi dan ide-ide kreatif, atau biasa disebut dengan karakteristik Service Quality. Karakteristik Service Quality ditentukan oleh lima faktor, pertama yakni Tangibility (tampilan fisik), Empathy (empati), Responsiveness (tanggapan), Reliability (keandalan), Assurance (jaminan).


Apabila kita kaitkan konsep branding ini pada pribadi seorang dosen, maka tentu saja sangat jarang dari para dosen yang menyadari bahwa “personal branding” digunakan untuk melengkapi tugas-tugas dosen dalam pendidikan dan pembelajaran. Terlebih konsep “personal branding” mampu mengarahkan persepsi seseorang terhadap sesuatu. Tentu akan sangat positif jika ini dimiliki dosen dalam rangka pendidikan ‘nilai’ kepada peserta didiknya.


Dosen mesti menyadari pentingnya untuk membangun personal branding yang kuat. Ketika orang-orang mengetahui diri Anda memiliki sebuah karakter dan keahlian yang kuat dalam sebuah bidang. Maka Untuk membangun personal branding seorang dosen harus mulai dari:


1. Diri Sendiri


“Digugu dan ditiru” tentunya selogan yang lama sekali selalu didendangkan dikalangan para pengajar (Guru/Dosen), setiap perilaku, tindakan, ucapan kita menjadi contoh bagi mereka yang melihat dan mendengar. Hal ini menjadi bagian penting dalam Personal Branding. Pengayaan pengetahuan, keterampilan seorang pengajar tentunya harus dimilki, Lembaga dimana anda berada akan mendapatkan buah positif jika kita dapat mengelola personal branding diri dengan baik dan tentunya diri anda sendiri atau bahkan sebaliknya.


Personal dosen mencerminkan siapa dirinya dan bahkan identitas kelembagaannya. Jadilah dosen yang memiliki inovasi, berkarakter, menjadi motivasi bagi mereka yang ada diluar identitas anda. Jangan pernah lupa, kita adalah makhluk sosial, selalu terhubung dengan satu sama lain setiap saat. Jika Anda tidak terlihat seperti diri Anda sendiri, atau Anda berusaha untuk memalsukan karakter diri Anda, bagaimana bisa orang lain akan mempercayai Anda? Bahkan jika orang lain tertipu dengan karakter palsu Anda, sedikit ketidakkonsistenan mampu membawa masalah bagi Anda. Dan selalu memperbaiki karakter yang bukan jati diri Anda akan sangat melelahkan sekali. Beranilah untuk menjadi your true authentic self.


2. Bangun Keberadaan Anda


Mulailah untuk menajamkan Personal Branding anda maka, berbagai kesempatan baru akan datang kepada Anda. Orang-orang akan mulai melihat bahwa Anda memang memiliki kompetensi. Jangan lupa bahwa betapa penting untuk bisa menyelesaikan berbagai hal dengan usaha kita sendiri. Hal ini akan semakin menunjukkan bahwa Anda adalah sosok yang manusiawi bagi yang lain.


Untuk membangun keberadaan anda dapat anda lakukan dengan 2 cara, yakni secara daring (online) dan luring (offline). Cara yang pertama tentu akan mudah kita tebak, media apa yang bisa kita gunakan untuk membangun Personal Branding. Ya, Sosial Media saat ini mampu membuat orang lain menjadi mengenal anda, menilai bahkan menerjemahkan siapa anda sebenarnya. Memannfaatkan media social untuk kebutuhan publikasi anda seperti Instagram, facebook, twitter, bahkan youtube chanel.


Tujuannya bukan untuk pencitraan atau memanipulasi diri anda, melainkan untuk mengenalkan kepada public bahwa anda adalah seseorang yang mempu membangu personal branding secara bijak. Menulis beberapa artikel yang berkaitan denga kemampuan anda, seorang pengajar tentunya ini menjadi sebuah kewajiban, tetapi jangan salah, artikel-artikel ringanlah yang saat ini justru mendominasi para pembaca milenial, mereka yang haus akan bahan bacaan dan sedikit mulai terbebani oleh tugas-tugas kampus lebih memilih bahan bacaan yang ringan menurut mereka.


Berbagi pengalaman dan pengetahuan, meposting hal-hal yang menarik, ringan, dan informatif tentu hal yang mudah dilakukan. Hal yang harus dijaga adalah, tidak memberikan informasi yang hoax atau sekedar ikut-ikutan untuk menghilangkan kesan anda adalah mahluk sosial yang ikut-ikutan tetapi rendah pengetahuan. Boleh dibilang, mereka berhasil dalam membangun personal branding, khususnya di dunia online akan gesit dalam memarketingkan diri mereka. Paling tidak, mereka mampu membangun awareness di mata publik tentang sosok mereka.


Mengapa personal branding khususnya di online ini penting? Ada banyak alasan. Salah satunya, yang pertama kali dirujuk orang ketika mencari sosok tertentu adalah Google atau mesin pencari lainnya. Mereka akan melihat jejak rekam, portofolio, dan reputasi kita di online.


Demikian dengan cara kedua, yakni Luring atau dalam Bahasa saya adalah tidak mengandalkan aktivitas daring menggunakan media sosial, internet. Beraktivitas social secara langsung, seperti diskusi-diskusi, bersosialisai, melengkapi diri dengan identitas anda dan lainnya.


3. Selalu Belajar


Tidak peduli seberapa ahli Anda dalam bidang Anda saat ini, sangatlah bijak jika anda berkeinginan untuk memperbarui pengetahuan Anda terhadap identitas yang melakat pada diri anda. Sangat penting juga untuk bisa mengikuti perubahan tren yang begitu cepat. Hal ini memang membutuhkan waktu untuk membangun personal branding. Jangan pernah meremehkan untuk selalu belajar berbagai hal baru, mengembangkan keahlian baru, dan memperluas pengetahuan Anda.Jika Anda tidak berkembang, Anda akan terjebak stagnasi, dan stagnasi adalah musuh jiwa entrepreneurship.


4. Segmentasi dan Target


Seorang dosen perlu menentukan segmen mana yang ingin dipilih untuk menunjukkan keberadaan brand personalnya. Dalam konteks ini bisa berupa lingkungan kerjaorganisasi, komunitas, jalinan pertemanan, profesi, panggung politik, dan sebagainya.


Target di sini tak lain adalah upaya mengalokasikan sumberdaya yang kita miliki seefektif mungkin. Sumberdaya bisa berupa energi, waktu, pikiran, dan sebagainya. Kita tak perlu menghamburkan waktu untuk menarik semua orang dan hal tak jelas.


5. Tentukan positioning


Positioning biasanya dipahami sebagai apa yang akan ditanamkan dalam benak orang lain tentang brand. Demikian juga dalam konteks personal branding. Seorang dosen perlu menentukan gambaran diri seperti apa di benak orang lain. Perlu tonjolkan apa saja yang menjadi kelebihan dan keunggulannya. Di sisi lain, positioning ini merupakan janji Anda kepada audiens yang harus Anda tepati. Misalnya, Anda ingin dipersepsikan sebagai seorang akademisi, ilmuwan, dosen profesional yang unik. Seorang dosen, mau tak mau harus terus menjaga positioning itu dengan terus menerus melakukan klarifikasi.


6. Bangun Brand dan Diferensiasi


Brand ini termanifestasi lewat nama dan kedirian kita. Branding menjadi upaya kita menghindari kecenderungan untuk menjadi sama dengan kebanyakan. Sekaligus membangun awareness orang tentang diri kita. Namun, di era sekarang, brand harus mewujud dalam karakter. Karakter kitalah yang akan menentukan nilai dari personal branding.


Diferensiasi menjadi elemen penting dalam personal branding. Inilah yang membedakan diri Anda dengan diri orang lain. Kita percaya bahwa setiap orang itu unik dan berbeda. Itulah yang selayaknya kita bangun dan tonjolkan. Diferensiasi biasanya menyangkut tiga hal, yakni konten, konteks, dan infastruktur.


Konten mengacu pada apa yang ingin disampaikan kepada audiens. Konteks mengacu cara kita menyampaikan konten. Infrastruktur mengacu pada hal-hal yang sifatnya mendukung atau sebagai enabler bagi konten dan konteks tersebut. Misalnya, banyak dosen yang sama-sama menyampaikan konten perkuliahan yang menghibur. Tapi, cara mereka menyampaikannya berbeda. Dan, gaya – entah cara berpakaian, bentuk rambut, gerak-gerik – juga berbeda.


Di era sekarang, diferensiasi ini harus benar-benar otentik atau menjadi DNA orang bersangkutan dan tidak mudah ditiru oleh orang lain. Dan, Anda harus menjaga terus agar tetap memiliki reputasi positif.


7. Bangun Product, Price, Place, Promotion


Product dalam konteks personal branding bisa mengacu pada kemampuan, keterampilan, maupun karya yang Anda miliki. Misalnya, karya tulis, penciptaan karya yang kreatif dan inovatif, dan sebagainya. Price di sini mengacu pada apresiasi atau penghargaan atas produk kita. Place mengacu pada kanal-kanal yang kita pakai agar orang bisa mengakses produk kita tersebut. Misalnya, sebagai seorang penulis, peneliti, Anda harus bisa memajang produk Anda – entah tulisan, foto, maupun video – dalam kanal-kanal online, seperti blog, website, media sosial, dan sebagainya. Anda tak hanya memajang karya Anda di online, tapi juga bisa di ranah offline, seperti media cetak, dan sebagainya. Bisa juga place ini berupa komunitas tempat kita berinteraksi.


Soal promotion, sudah sepantasnya Anda aktif untuk mempromosikan karya-karya Anda dengan berbagai platform sharing, baik yang online maupun offline. Anda bisa memilih platform mana yang cocok. Misalnya, Instagram, Facebook, Streaming Video, YouTube, dan sebagainya. Jangan lupa, promosi di era sekarang harus bisa sampai pada komunikasi interaktif atau menciptakan conversation. Dengan percakapan ini, Anda bisa membangun relasi yang makin erat dan bahkan intim dengan audiens Anda.


8. Selling


Di tahap ini, seorang dosen ditantang untuk bisa mengangkat dan mempertahankan “harga jual” di depan audiens (mahasiswa, rekan kerja, komunitas, dsb.), salah satu caranya dengan membangun relasi intensif dengan audiens. Menjadi pribadi yang produktif dan kreatif di depan mereka. Relasi kontinu ini akan menciptakan emotional bonding. Bahkan, lebih dalam dari itu, bisa menjadi spiritual branding—relasi dari hati ke hati. Kalau sudah begini, kita menjadi merek yang kuat. Yang paling tinggi adalah solution selling di mana kehadiran kita, peran kita, karya kita tersebut mampu memberikan solusi bagi audiens.


9. Service


Kita hadir di dunia ini bukan untuk diri kita sendiri. Masing-masing dari kita dipanggil untuk berkontribusi bagi pengembangan hidup – baik hidup bersama, lingkungan, dan sebagainya. Sebab itu, servis atau pelayanan di sini cukup fundamental dalam personal branding. Artinya, kita hadir dengan segala kelebihan kita untuk memberi sesuatu bagi orang lain dan dunia tempat kita hidup – entah dunia kerja, akademik, sosial, dan sebagainya. Servis ini bisa berupa servis intelektual, emosional, sosial, maupun spiritual. Jadikan, servis ini sebagai a way of life Anda. Di era sekarang, servis ini harus sampai pada tingkat caring atau peduli.


10. Terus Berproses


Proses ini tak lain adalah upaya untuk mengembangkan diri kita secara kontinu. Tidak pernah puas dengan keadaan dan kenyamaan saat ini. Kita senantiasa memperbarui kualitas diri kita dan biarkan orang lain merasakan juga kualitas ini. Kualitas ini bisa berupa kualitas pekerjaan, relasi, produk, dan sebagainya. Dan, di era sekarang, proses ini tak bisa kita jalankan sendirian. Kita harus bisa berproses bersama dengan banyak orang. Ini yang dinamakan kolaborasi.


11. Jaga Reputasi


Menjaga reputasi menjadi elemen fundamental dalam proses personal branding seorang dosen. Alasannya, ini menyangkut kepercayaan publik pada diri Anda. Sekali reputasi ini diciderai dengan sebuah kasus, misalnya, reputasi Anda akan susah untuk dibangun kembali, khususnya di era serba terkoneksi dan viral ini. Sekali kita melakukan kesalahan yang mengganggu persepsi publik tentang diri kita, kita akan kesusahan dalam mengoreksinya karena apa yang sudah kita lakukan tercatat di Google.


Sebagai kesimpulan; Pada dasarnya kekuatan brand seseorang harus dipupuk jauh-jauh hari. Kekuatan itu tidak hadir secara tiba-tiba. Tentu saja hal ini harus dipikirkan secara matang karena membangun citra diri memerlukan proses panjang. Personal branding adalah sebuah seni membangun persepsi orang-orang yang kita pilih dari waktu ke waktu. Citra diri kuat dapat membentuk pribadi cemerlang. Sebuah Brand sangatlah penting terutama yang berhubungan dengan profesi dan institusi.

593 views0 comments

Recent Posts

See All

Comentarios


bottom of page