top of page

Hidup Era Digital

  • Gambar penulis: Yusrin Ahmad Tosepu
    Yusrin Ahmad Tosepu
  • 31 Mar 2019
  • 6 menit membaca

Diperbarui: 1 Jul 2020


Hidup di era digital semua serba cepat, mudah dan instan. Bagi masyarakat jaman now, internet seakan-akan jadi kebutuhan primer. Mereka banyak menghabiskan waktu di depan smartphone atau komputer daripada melakukan aktivitas diluar ruangan.


Kita dapat dengan mudah mencari informasi di search engine tanpa harus membaca buku. Agar dapat dikenal publik, kita dapat secara instan menjadi youtubers atau vlogger kemudian disebarkan melalui social media.


Era digital adalah masa dimana semua manusia dapat saling berkomunikasi sedemikian dekat walaupun salng berjauhan. Masyarakat dapat dengan cepat mengetahui informasi tertentu bahkan real time.


Hidup di era digital memang seru dan banyak tantangannya. Era digital adalah masa dimana manusia telah melek teknologi dan semuanya serba terkoneksi.


Era digital bisa juga disebut dengan globalisasi. Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya yang banyak disebabkan oleh kemajuan infrastruktur telekomunikasi, transportasi dan internet.


Perkembangan bidang teknologi khususnya, telah terjadi perkembangan secara pesat yang sudah menciptakan era digital yang melahirkan ā€œMasyarakat Digital.ā€ Masyarakat secara sederhana bisa kita pahami sebagai interaksi atau hubungan antara individu (manusia) dengan individu lainnya.


Interaksi antar manusia tersebut menciptakan entitas yang menjadi ciri khas dalam bermasyarakat. Sementara digital adalah penggambaran bilangan yang terdiri dari angka 0 dan 1. Dalam bidang teknologi, semua sistem komputer mengandung atau menggunakan sistem biner sebagai basis datanya.


Maka disimpulkan bahwa masyarakat digital adalah hubungan antar manusia yang terjadi melalui teknologi dengan memanfaatkan jaringan internet dan media/platform.


Terciptanya Masyarakat Digital yang mempunyai pengaruh sangat cepat, baik itu positif maupun negatif. Hanya dengan memainkan jari, kita bisa melahirkan inovasi dan bahkan revolusi.


Kebenaran, kebaikan, dan keindahan bisa kita dapatkan dalam bermasyarakat digital, begitu juga dengan kesalahan, keburukan dan ketidakindahan.


Era digital melahirkan pula media baru yang memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat jaringan atau internet. Media massa Beralih ke media baru atau internet karena ada pergeseran budaya dalam sebuah penyampaian informasi.


Kemampuan media baru yang lebih memudahkan masyarakat dalam menerima informasi lebih cepat dalam hal ini internet yang membuat media massa berbondong-bondong pindah haluan.


Dengan munculnya budaya digital masyarakat sangat cepat menerima perkembangan teknologi tersebut. Di lihat secara global Indonesia siap dalam menerima budaya digital.


Budaya digital di butuhkan dalam mencapai pertumbuhan yang positif sesuai dengan kemajuan jaman itu sendiri. Sebagai contoh dalam sebuah bisnis atau perusahaan, kemampuan digital cukup mendorong kemajuan sebuah perusahaan, memudahkan dalam sisi menegement.


Namun jika di lihat secara individu masyarakat Indonesia masih banyak yang tidak dapat memanfaatkan kemunculan digital sebagai sesuatu yang positif. Banyak orang yang justru terjebak dalam perimaan kemunculan digital yang menjadikan manusia menjadi tidak manusiawi seperti menurun bahkan hilangnya etika, moral, dan budaya.


Contoh sederhana; Saat dosen tengah menjelaskan materi tidak sedikit mahasiswa yang asyik bermain dengan gadgetnya; cek twitter, update path dan lain-lain tanpa peduli bahwa dosen yang sedang menjelaskan atau bebicara. Inilah sebuah etika tidak lagi menjadi prioritas.


Mengacu pada nilai-nilai etika, moral dan budaya inilah maka tantangan terbesar adalah bagaimana individu-individu dapat siap dalam menerima era budaya digital ini.


Tantangannya adalah bagaimana membuat individu berfikir cerdas dalam kemunculan era budaya digital, Karena jika tidak justru era digital budaya akan membuat kemunduran nilai-nilai manusia itu sendiri.


Bijak dan Cerdas di Era Digital


Di dunia, dari 7,6 milyar manusia, 4 milyar terhubung dengan internet dan 3 milyar menggunakan social media. Di Indonesia, proporsinya tidak berbeda jauh: setengah dari seluruh penduduk Indonesia terhubung dengan internet dan menggunakan social media.


Situasi ini melahirkan tantangan, dan kadang ancaman, tetapi juga peluang baru. Khususnya bagi mereka generasi muda dan produktif.


Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi masyarakat di era digital ini adalah bagaimana mereka bersikap terhadap unlimited information yang membanjiri kehidupan mereka.


Internet telah diakses secara masif, terlebih dengan pemanfaatan smart phone. Salah satu dilemanya adalah bahwa banjir informasi tidak selalu membawa manfaat dan kebaikan, namun juga ā€˜sampah’ dan ā€˜racun’.


Di samping manfaat yang diperoleh di satu sisi, pada sisi lain masyarakat jaman now dihadapkan pada sebuah kebimbangan, keraguan dan bahkan ketidakjelasan terhadap tujuan hidup dan bagaimana sebaiknya bersikap dalam ledakan digital saat ini. Nilai-nilai dan keutamaan hidup yang sejatinya diperlukan makin kabur.


Harga yang harus dibayar dengan semua kecepatan dan keserba instanan teknologi hari ini adalah kedangkalan. Semua mau serba cepat; membaca berita hanya dari judulnya; menilai apapun dari apa yang terlihat.


Banjir informasi karena teknologi tanpa sadar membuat kita makin dangkal. Karena itu, ā€œdiperlukan sikap dan pemahaman berteknologi. Punya teknologi cerdas tidak lantas membuat masyarakat cerdas. Jangan dipikir kalau bisa beli atau punya smart-phone, lantas yang bisa beli itu tiba-tiba cerdas.


Hal ini diperlukan tidak lain agar mereka menjadi lebih bijaksana dan tidak mudah diombang-ambingkan oleh membanjiri informasi. Untuk itulah, di tengah sikap optimis dan harapan yang besar atas munculnya era digital ini,


Lembaga pendidikan harus mempunyai visi untuk mencetak calon pemimpin-pemimpin yang tidak hanya pintar secara akademik, tetapi lebih penting lagi memiliki kompetensi (competence), kesadaran (conscience), welas-asih (compassion), dan komitmen (commitment) sebagai warga Negara.


Pergeseran ketrampilan (skill-shift) yang terjadi di era digital ini, ada kekhawatiran hilangnya sejumlah pekerjaan karena digantikan komputer, mesin, atau robot, juga muncul peluang baru pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan di era digital.


Pengetahuan dan kemampuan tentang data analytics, kecerdasan buatan, dan big data akan menjadi kunci di masa depan. Pengetahuan dan kemampuan semacam ini amat berguna dan dibutuhkan didunia kerja modern


Hal yang terpenting bagi intitusi/lembaga pendidikan adalah bukan untuk mengajarkan peserta didik tentang apa yang harus dipelajari (what to learn), tetapi bagaimana mempelajari (how to learn).


Di era digital, sudah tidak jaman mengajarkan peserta didik apa yang harus diketahui, melainkan ajarkan cara belajar dan mempelajari hal-hal baru. Itu kunci di era digital ini.ā€

Berikut ini ada beberapa hal yang menunjukkan mudahnya hidup di era digital saat ini:


1. Mudahnya Berkomunikasi


Dikutip dari New York Times, Thomas L Friedman dalam The World is Flat membagi globalisasi kedalam 3 tahapan yaitu globalisasi 1.0, globalisasi 2.0 dan globalisasi 3.0.


Sekarang ini kita telah memasuki era globalisasi 3.0 dimana kehidupan manusia dikelilingi oleh teknologi digital. Semua manusia saling terhubung dengan adanya internet.

Apalagi dengan munculnya email dan social media seperti sekarang ini.


Kita bisa kirim surat melalui email secara cepat, Kita bisa menyebarkan informasi kepada khalayak ramai via twitter dan instagram, Bisa saling bertegur sapa dengan teman lama melalui Facebook, Kita bisa mengirimkan kabar dengan keluarga via video call di Line ataupun Whatsapp, dan sebagainya. Semua seakan terhubung tanpa ada batasan waktu dan wilayah.


2. Mobile dan Fleksibel


Era digital adalah masa di mana semua serba mudah dan tidak ada batasannya. Kita bisa mengerjakan apapun secara mobile. Bahkan sekarang ini ada banyak sekali event yang tidak mengharuskan pesertanya datang. Hanya butuh media online, mereka bisa melakukan segala sesuatu dengan mudah.


Ada banyak lembaga pendidikan yang online, bahkan ada beberapa universitas yang menyediakan fasilitas kuliah online. Mahasiswa tidak perlu berkumpul di suatu kelas mendengarkan penjelasan dosen.


Mereka hanya perlu akses internet dan suatu sistem informasi agar mereka bisa bercengkrama layaknya suatu kelas perkuliahan. Jika ingin melakukan diskusi, mahasiswa bisa manfaatkan Google Hangout.


Di bidang ekonomi dan perbankan, kita bisa menggunakan Virtual Account untuk melakukan pembayaran. Begitu pula ketika melakukan order hosting murah. Kamu bisa gunakan fitur Virtual Account. Mudah, simpel dan tanpa harus melakukan konfirmasi pembayaran.


3. Internet Lebih Berkuasa daripada Pulsa


Di era digital, internet lebih berkuasa daripada pulsa. Era digital adalah salah satu tanda kemajuan internet. Masyarakat jaman now bahkan lebih memilih tidak makan daripada tidak ada akses internet. Jika paket data habis, mereka akan cenderung mencari koneksi wifi untuk melakukan segala aktivitas. Social media dan game online sudah menjadi gaya hidup.


4. Mudahnya Berbelanja


Bagi mereka yang suka berbelanja, sepertinya hidup di era digital adalah surga dunia. Kita bisa memilih barang tanpa harus repot pergi ke toko atau ke mall. Cukup bermodalkan smartphone atau layar laptop serta internet, kita bisa memilih barang sesuai kebutuhan. Dari mulai kebutuhan pokok, fashion, souvenir, bayar listrik, bayar pulsa, bayar tiket kereta, bayar paket data sampai dengan membeli game online.


Kita bisa pilih barang dan harga sesuai kondisi dan kemampuan keuangan. Untuk proses pembayarannya juga mudah. Kita tidak harus memiliki uang dalam bentuk cash jika ingin berbelanja produk mahal. Cukup transfer saja sesuai nominal, dan barang akan langsung diantar ketempat.


5. Nggak Perlu Ribet


Hidup di era digital, ngkak perlu takut tersesat sudah. Teknologi GPS akan menuntut kita. Kita bisa bepergian kemanapun tanpa harus takut tersesat dengan menggunakan aplikasi GPS seperti Google Maps. Kita hanya perlu mengikuti rute yang ditunjukkan dalam aplikasi.


Kita juga bisa menentukan perkiraan waktu tempuh, rute terdekat, serta memilih jalan mana yang mengalami kemacetan. Kamu juga bisa mencari fasilitas publik terdekat seperti pom bensin, ATM, restaurant dan sebagainya.


Untuk alat transportasi, sekarang hadir berbagai ojek online dan taksi online. Era digital adalah salah satu masa dimana orang berbekal smartphone bisa langsung memanggil ojek. Orang tua tidak perlu repot ketika harus meluangkan waku untuk menjemput anak sekolah, dsb.


6. Cashless


Pergi belanja ke mall atau pusat perbelajaan lainnya tak musti bawa duit cash. Di era digital ini, kita bisa menggunakan debit, e-money dan kartu kredit. Hanya dengan ā€œgesekā€ saja, kita sudah bisa mendapatkan barang impian.


Sedang liburan di luar kota, ada tagihan listrik yang belum dibayar? Ingin telepon orang tetapi nggak ada pulsa? Kita bisa selesaikan pekerjaan dengan bantuan mobile banking atau internet banking.


Selama ada koneksi internet, pekerjaan kita bakalan beres! Ingin berdonasi? Sekarang ini ada banyak aplikasi crowdfunding yang bisa digunakan.


7. Ingin Jadi Artis? Gampang!


Kalau jaman old, seseorang yang ingin mendapatkan peran disuatu film ataupun sinetron maka harus mengikuti beberapa audisi untuk menambah pengalaman seperti audisi nyanyi, gadis sampul, kompetisi model hingga casting.


Sekarang, seseorang bisa populer hanya dengan memiliki channel Youtube. Fenomena inilah yang mulai menjamur saat ini dikalangan generasi muda adalah vlog!


Siapa yang tidak kenal dengan vlog! Hampir semua generasi milenial sekarang mulai merambah dunia vlog. Dikutip dari Wikipedia, vlog atau video blogging adalah suatu bentuk kegiatan blogging dengan menggunakan medium video di atas penggunaan teks atau audio dengan menggunakan berbagai piranti seperti kamera ponsel, kamera digital ataupun drone.


Hidup di era digital memang seru dan serba mudah. Karena kemudahan inilah, kita harus bijak dalam menentukan setiap langkah dalam menfaatkan teknologi yang berkembang di era digital ini.


@SemogaBermanfaat

Ā 
Ā 
Ā 

Postingan Terakhir

Lihat Semua
Bahaya Kesombongan Intelektual

Intelektual yang ideal adalah yang semakin alim, maka kian takut kepada Allah. Sikap sombong (al-kibr) adalah sebuah penyakit hati....

Ā 
Ā 
Ā 
Kebahagiaan Sejati

Pandangan umum yang menganggap kebahagiaan dapat ditemukan dengan memiliki lebih banyak uang, lebih banyak barang, lebih banyak status...

Ā 
Ā 
Ā 

Comments


© 2018 by Yusrin Ahmad Tosepu. Makassar, Sulawesi Selatan. Indonesia 

bottom of page