Mengatasi "KETAKUTAN". Begini Caranya
- Yusrin Ahmad Tosepu
- 29 Jun 2021
- 4 menit membaca

Tidak ada manusia yang tidak pernah ketakutan. Ini adalah anugerah yang diberikan oleh Tuhan supaya manusia dapat bertahan untuk hidup. Ini adalah mekanisme pertahanan diri. Seringkali orang melihat ketakutan adalah hal yang negatif. Ketakutan akan memberikan efek yang buruk jika tidak dapat dikontrol.
Ketakutan adalah emosi yang disebabkan oleh bahaya atau ancaman yang dirasakan, yang menyebabkan perubahan fisiologis dan akhirnya perubahan perilaku, seperti meningkatkan respons agresif atau melarikan diri dari ancaman. Ketakutan pada manusia dapat terjadi sebagai respons terhadap rangsangan tertentu yang terjadi di masa sekarang, atau sebagai antisipasi atau ekspektasi ancaman masa depan yang dianggap sebagai risiko bagi diri sendiri.
Pada manusia dan hewan lainnya, ketakutan dimodulasi oleh proses kognisi dan pembelajaran. Dengan demikian, ketakutan dinilai sebagai rasional dan tidak rasional. Ketakutan yang tidak rasional disebut fobia.
Rasa takut sangat erat kaitannya dengan kecemasan emosi, yang terjadi sebagai akibat dari ancaman yang dianggap tidak dapat dikendalikan atau tidak dapat dihindari. Penelitian sosiologis dan organisasional juga menunjukkan bahwa ketakutan individu tidak hanya bergantung pada sifat mereka tetapi juga dibentuk oleh hubungan sosial dan budaya mereka, yang memandu pemahaman mereka tentang kapan dan seberapa besar rasa takut untuk dirasakan.
Kita semua memiliki ketakutan tentang hal-hal yang berbeda, bukan berarti hal tersebut akan menghambat hidup kita. Ketakutan pada dasarnya adalah kekhawatiran mengenai masa depan dan kita memiliki kemampuan untuk mengubah perspektif akan hal tersebut.
Sebuah penelitian menunjukkan, jika salah satu yang menjadi penghalang terbesar menuju kesuksesan seseorang bukanlah waktu, uang, atau sumber daya lain. Melainkan beberapa rasa takut sehingga tidak berani mencoba. Kenyataan hidup di dunia ini memaksa setiap orang untuk terus mampu beradaptasi setiap hari.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh seorang futuris, ada enam rasa takut yang sering datang mengganggu pikiran seseorang untuk menuju kesuksesan. Jika Anda memiliki keinginan untuk mengubah perspektif diri sendiri terhadap apa yang ditakutkan tersebut, tentu Anda bisa menaklukannya.
Cara mengatasi ketakutan
Pakar psikologi mengusulkan beberapa langkah untuk mengatasi ketakutan atau kecemasan, diantaranya adalah dengan cara mempelajari tentang ketakutan yang dihadapi, memaksa tubuh menenangkan diri, dan juga berlatih mengosongkan pikiran.
Sebagai orang yang beriman, memahami ada kekuatan yang lebih tinggi dan mengendalikan alam semesta serta segala yang ada di dalamnya dapat memberi rasa bahagia dalam diri seseorang yang merasa bahwa banyak hal yang tdak dapat dengan mudah dikendalikan. Allah SWT berfirman dalam Alquran,
“Apakah mereka tidak melihat Allah yang menciptakan langit dan bumi dan tidak lelah dengan menciptakan mereka-memiliki kekuatan untuk menghidupkan orang mati? Ya memang! Dia memiliki kuasa atas semua hal.” (QS 46: 33).
Karena itu, kita dapat melepaskan kecemasan dan membiarkan Allah SWT bekerja. Bahkan, sekalipun belum dapat melihat hikmah di balik sesuatu yang terjadi, apa yang dapat Muslim ketahui menurut Alquran adalah rencana Allah SWT adalah yang terbaik.
Menciptakan rutinitas telah lama menjadi saran medis untuk memerangi stres dan kecemasan. Tetapi, sejak lebih lama hal itu telah menjadi instruksi dari Allah SWT, sebagaimana dituliskan dalam Alquran.
“Dan mencari bantuan melalui kesabaran dan doa; dan memang, itu sulit kecuali untuk tunduk dengan rendah hati (kepada Allah).” (QS 2:45)
Rutinitas shalat lima waktu yang diminta Allah SWT untuk kita lakukan adalah rutinitas terbaik. Itu bisa menjadi titik jangkar di zaman kita untuk meninggalkan semua stres dan kecemasan. Kita dapat menyerahkan diri kepada Allah SWT yang mengendalikan semua hal.
Selanjutnya, bagaimana mengambil tindakan positif dan mengubah beberapa ketakutan terbesar dalam hidup ini menjadi peluang untuk perubahan hidup.
1. Takut akan masa depan
Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi! Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata dan dapat diraba, belum berwujud dan tidak memiliki rasa dan warna. Jika demikian, mengapa kita harus menyibukkan diri dengan hari esok, mencemaskan kesialan-kesialan yang mungkin akan terjadi padanya, memikirkan kejadian-kejadian yang akan menimpanya, dan meramalkan sesuatu yang belum tentu adanya.
Hiduplah dan manfaatkanlah hari ini dengan sebaik-baiknya. Jangan terlalu memikirkan hari esok yang belum pasti adanya. Jika kamu berada di waktu pagi, jangan tunggu sore hari. Begitupun ketika kamu berada di sore hari, jangan tunggu malam hari. Karena hari ini adalah harimu, bukan kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya, bukan juga hari esok yang masih belum tentu datangnya.
Biarkan hari esok itu datang dengan sendirinya. Jangan pernah menanyakan kabar beritanya, dan jangan pula pernah menanti serangan petakanya. Sebab, hari ini kamu sudah sangat sibuk.
2. Takut akan kenyataan hidup!
Jalanilah hidup ini sesuai dengan kenyataan yang ada. Jangan larut dalam khayalan. Dan jangan pernah menerawang ke alam imajinasi. Hadapi hidup ini apa adanya; kendalikan jiwamu untuk dapat menerima dan menikmatinya! Bagaimanapun, tidak mungkin semua teman tulus kepadamu dan semua perkara sempurna di matamu. Sebab, ketulusan dan kesempurnaan itu adalah ciri dan sifat kehidupan dunia.
Sebaiknya bila kita merapatkan barisan, menyatukan langkah, saling memaafkan dan berdamai kembali, mengambil hal-hal mudah untuk kita lakukan, meninggalkan hal-hal yang menyulitkan, menutup mata akan beberapa hal untuk saat-saat tertentu, meluruskan langkah, dan mengesampingkan berbagai hal yang mengganggu.
3. Takut akan kesulitan hidup!
Kesulitan-kesulitan akan kehidupan ini merupakan perkara yang nisbi. Yakni, segala sesuatu akan terasa sulit bagi jiwa yang kerdil, tapi bagi jiwa yang besar tidak ada istilah kesulitan besar. Jiwa yang besar akan semakin besar karena mampu mengatasi kesulitan-kesulitan itu. Sementara jiwa yang kecil akan semakin sakit, karena selalu menghindar dari kesulitan itu.
Kesulitan itu ibarat anjing yang siap menggigit; ia akan menggonggong dan mengejarmu bila kamu tampak ketakutan saat melihatnya. Sebaliknya, ia akan membiarkanmu berlalu di hadapannya dengan tenang bila kamu tak menghiraukannya, atau kamu berani memelototinya.
Rujukan
https://en.wikipedia.org/wiki/Fear
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4445425/6-ketakutan-terbesar-yang-harus-dilawan-jika-ingin-sukses
Comments