Sesuai hukum alam, ada aksi ada reaksi. Menyikapi kondisi Indonesia kekinian, Isu PKI dan Para Pejabat Negara Pro Komunis dan Pro Korupsi yang kian hari kian menunjukkan geliatnya. Tanda-tanda akan munculnya Gerakan Mahasiswa semakin jelas terlihat. Bukan sebuah gurauan jika nantinya ada pengguna almamater dari berbagai warna turun aksi di jalanan, untuk sebuah alasan, yaitu GERAKAN MORAL.
Sebuah diskursus, GERAKAN MORAL sering menjadi cerita “Pengantar” oleh adik adik mahasiswa yang mengaku diri sebagai pejuang dan pengawal reformasi, yang selalu membangun budaya membaca, menulis dan diskusi.
Gerakan Moral adalah sebuah usaha penyadaran kepada penguasa dan masyarakat akan arti sebuah realitas kekinian yang dihadapi. Maka tak heran jika kemudian hasil gerakan moral tersebut bisa berharap akan ada follow up-nya. Maka dari itu, adik adik mahasiswa di kampus sudah mulai merapkan barisan membangun diskusi dan kajian tentang ISU KEKINIAN perihal HIDUPNYA KEMBALI PKI dan Laten Korupsi yang merajalela di negeri ini. Mereka beranggapan bahwa sesuatu yg menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegara adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kaum terpelajar untuk terus menyuarakannya..!!
Sebagai kekuatan besar, gerakan mahasiswa masih memiliki legitimasi moral dari masyarakat. Harapan tinggi dari masyarakat masih dibebankan ke pundak mahasiswa, walaupun disadari, kenyataan saat ini gerakan mahasiswa cenderung menurun. Mahasiswa seakan-akan tak memiliki progresivitas dan sensitivitas dalam menanggapi berbagai persoalan real bangsa ini.
Itu sangat tampak jika kita melihat ruang-ruang diskusi mahasiswa yang tak lagi diramaikan pembicaraan tentang problematika umat. Jika dahulu keterbatasan media malah membuat para aktivis kampus makin kreatif dan kritis, saat ini berbanding terbalik. Banyak gerakan mahasiswa terjebak berbagai kepentingan pribadi dan golongan.
Realitasnya, adik adik mahasiswa hari ini, mereka mendahulukan egonya demi menjaga eksistensi organisasinya. Mereka mengagung-agungkan simbol kebesaran organisasi masing-masing dan sibuk memperdebatkan perbedaan ideologi sehingga lupa dengan tugas-tugas sebagai mahasiswa. Mahasiswa hari ini tak ubahnya katak dalam tempurung hanya bisa berkoar-koar dibelakang layar namun tidak berani tampil kedepan untuk menjadi sebagai pelopor perubahan.
Era globalisasi dengan teknologi yang makin canggih dan membuat dunia makin kecil justru makin mengerdilkan jiwa para aktivis dan pergerakan adik adik mahasiswa. Suara keberanian dan kejujuran mahasiswa yang semula nyaring terdengar, kini seakan-akan hilang bagai ditelan bumi. Nilai tawar mahasiswa yang semula senantiasa menjadi kebanggaan, kini mulai memudar.
Idealisme sebagai prinsip dasar gerakan moral mahasiswa seolah-olah tertawan di ruang perkuliahan yang sangat mengekang. Sifat kritis sebagai senjata utama mahasiswa dalam mengupas berbagai isu dan persoalan bangsa, menanggapi berbagai kebijakan pemerintah, serta memperjuangkan aspirasi rakyat mulai menumpul dan berkarat. Semua itu menjadi faktor penyebab kemunduran pergerakan moral mahasiswa dalam menyuarakan dan memperjuangkan berbagai isu persoalan bangsa. Dengan kata lain telah terjadi degradasi gerakan mahasiswa.
Akibatnya, gerakan mahasiswa yang dulu lebih mengedepankan kepentingan rakyat kecil, saat ini hanya berperan sebatas lingkup kampus itupun hanya sesekali saja . Tak pelak, yang tampak adalah gerakan mahasiswa mati suri.
Harus diakui peran adik adik mahasiswa sangat penting dalam perjalananan panjang sejarah perjuangan bangsa Indonesia dari masa ke masa. Gerakan mahasiswa telah membuktikan apa yang mereka lakukan mampu menumbangkan segala bentuk otoritarianisme penguasa terhadap rakyat. Gerakan mahasiswa merupakan bentuk perjuangan nyata kaum intelektual berdasar tanggung jawab moral sosial mereka kepada rakyat.
Kemunduran pergerakan mahasiswa , dengan kata lain degradasi gerakan mahasiswa saat ini harus menjadi perhatian bersama serta disikapi secara arif dan bijaksana. Perlu dicari akar permasalahan untuk dibuatkan satu solusi cerdas guna membangun kembali semangat gerakan mahasiswa yang mati suri. Karena, idealnya mahasiswa merupakan golongan intelektual yang memiliki semangat berjuang tinggi.
Salah satu cara mensugesti pikiran adik adik mahasiswa adalah kembali melakukan refleksi sejarah untuk mengembalikan semangat gerakan mahasiswa. Sebab, sejarah telah mencatat gerakan mahasiswa dengan idealisme mampu merubah tatanan politik dan kekuasaan di negeri ini (menumbangkan kediktatoran Soekarno dan menggulingkan rezim otoriter Soeharto).
Refleksi sejarah perjuangan mahasiswa pada zaman dahulu diharapkan memberikan motivasi serta menyadarkan kembali mahasiswa sekarang betapa penting gerakan mahasiswa. Sejarah dapat berperan penting untuk menumbuhkan kembali semangat perjuangan. Ditambah dengan keberhasilan mahasiswa dahulu yang bisa memantik keberanian mahasiswa sekarang untuk mengukir sejarah baru.
Tak kalah penting untuk menghidupkan kembali gerakan mahasiswa, harus ada dukungan dari berbagai pihak. Salah satu dukungan dari internal kampus; rektorat dapat membuat kebijakan yang mendukung serta mempermudah pertumbuhan gerakan mahasiswa. Bukan sebaliknya, kebijakan diciptakan untuk menghambat atau mematikan mahasiswa dan gerakan mahasiswa,
Peran serta dukungan masyarakat pun menjadi kunci keberhasilan untuk menyemai kembali pertumbuhan gerakan adik adik mahasiswa. Tanpa dukungan masyarakat, tidak mungkin mahasiswa dan gerakan mahasiswa bisa eksis dan aktif. Sebab, gerakan mahasiswa pada dasarnya merupakan gerakan untuk masyarakat, bangsa, dan negara.
Saatnya adik adik mahasiswa kembali bersatu, lepaskan simbol simbol seremoni (bendera organisasi dan almamater). Adik adik mahasiswa harus bersatu padu dibawah bendera kebesaran Mahasiswa yang terikat dengan Sumpah Mahasiswa Indonesia, menyanyikan lagu-lagu perjuangan. Membuat perubahan secara bersama-sama pula.
Untuk satu Tujuan besar "BANGSA DAN NEGARA" adik adik mahasiswa harus mengambil sikap, bersatu untuk satu tujuan. Adik adik mahasiswa untuk selalu ikut andil dalam menjaga stabilitas NKRI serta mewujudkan masyarakat adil makmur, menciptakan peradaban baru untuk Indonesia.
Mari kita wujudkan cita-cita bangsa Indonesia ini melalui gerakan mahasiswa yang terkonsolidasi, proggresif, dinamis dengan melalui agenda kajian-kajian ilmiah/diskusi rutin lalu kemudiann implementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Berharap, semoga kesadaran adik adik mahasiswa masing-masing, sesungguhnya bangsa ini bukanlah dalam keadaan baik-baik. Jangan ternina bobokkan oleh keadaan, segera berbuat yang terbaik untuk bangsa ini, Untuk NKRI yang kita cintai dan kita Banggakan ini.