top of page
Yusrin Ahmad Tosepu

Digitalisasi Pendidikan (Telaah Dunia Pendidikan menuju Transformasi digital)


"Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu melihat perkembangan sekitarnya dan mampu menerima atau menyesuaikan dengan perubahan.”_Yusrin Ahmad Tosepu


Digitalisasi Pendidikan

(Telaah Dunia Pendidikan menuju Transformasi digital)


Revolusi Industri ke-4 telah membawa perubahan dalam segi digital bagi ekonomi dan sistem sosial, yang berakibat pada pergeseran cara kita bekerja saat ini. Pesatnya perkembangan teknologi, membawa perubahan dalam pola hidup manusia. Manusia dengan pekerjaannya nampak semakin lebih mudah. Bahkan telah di prediksi bahwa dua miliar pekerjaan akan hilang pada tahun 2030. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa 65% anak-anak yang saat ini sedang bersekolah bekerja pada sektor-sektor pekerjaan yang belum ada saat ini.


Teknologi internet mobile dan komputasi awan menjadi pendorong utama perubahan teknologi, yang memungkinkan lebih efisiennya penyampaian layanan dan kesempatan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Sementara kemajuan dalam kekuatan komputasi dan big data akan menjadi faktor pendorong perubahan pada dunia kerja, saat organisasi berusaha untuk mewujudkan potensi penuh teknologi dalam membantu memahami banyaknya data yang sangat jumlahnya.


Hal ini jelas menunjukkan perlunya institusi pendidikan tinggi untuk membekali mahasiswa dengan keahlian yang tepat demi memenuhi tuntutan masa depan. Dampak dari transformasi digital tentunya relevan dengan perguruan tinggi. Sudut pandang menarik lainnya tentang kesenjangan keterampilan saat ini adalah kurangnya keterampilan khusus.


Digitalisasi era menegaskan bahwa sumber daya paling berharga di era digital ini adalah data. Dengan naiknya kebutuhan akan data, maka permintaan akan kompetensi baru, analisis, pembelajaran virtua, kecerdasan bantuan, keamanan siber, dan lainnya. Kemudian yang menjadi sorotan adalah apakah institusi pendidikan saat ini sudah disiapkan untuk memenuhi kebutuhan masa depan?


Kemajuannya teknologi yang semakin pesat , salah satu permasalahan yang sulit ditemukan solusinya adalah interaksi antara manusia dengan iptek itu sendiri. Manusia sebagai subjek sekaligus objek dalam pengembangan dan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tingkat ketergantungan manusia terhadap teknologi sangat tinggi. Pemanfaatan teknologi menjamur di setiap bidang kehidupan manusia, termasuk pendidikan.


Digitalisasi dalam konstelasi pendidikan tentunya menuntut respon balik dari pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar pendidikan tetap menghasilkan pendidikan yang sesuai dengan tujuannya. Oleh karena itu menjadi tugas pendidikan sekarang adalah bagaimana pendidikan itu sendiri mengelola secara cerdas pendidikannya di era digital.


Digitalisasi Pendidikan dan Dampak Perubahan


Kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan kontribusi yang baik terhadap pendidikan. Hal ini dapat dirasakan oleh masyarakat pendidikan (dosen, guru,siswa) dalam hal mengakses materi pembelajaran. Materi pembelajaran dapat dengan mudah diakses melalui media elektronik. Munculnya teknologi digital sebagai salah satu media elektronik telah membentuk paradigma baru dalam proses belajar dan pengelolaan organisasi pendidikan.


Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa perubahan yang teramat besar di dunia pendidikan. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi khususnya dalam pengembangan pendidikan nasional saat ini menjadi sesuatu yang wajib. Perkembangan teknologi digital telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan konvensional (tatap muka) ke arah pendidikan yang lebih terbuka. Pendidikan akan lebih bersifat dua arah, kompetitif, multidisipliner, serta tingginya produktivitas.


Di beberapa negara di asia telah menggunakan “Flexible Learning”, yaitu layanan pendidikan online. Sebuah bidang ilmu yang kita sebut sebagai Teknologi Pendidikan semakin berperan penting pada era ini. Hal ini berfungsi untuk membantu proses belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan, dan mengelola proses dan sumber teknologi yang memadai. Serta menciptakan sebuah inovasi pembelajaran yang efektif dan efisien.


Pesatnya penggunaan teknologi digital di dalam dunia pendidikan ini akan tercermin pada perubahan model pembelajaran yakni makin tumbuhnya pendidikan jarak jauh (distance learning) di mana dosen dan mahasiswa tidak perlu berada di tempat yang sama, dan semakin banyaknya pilihan sumber belajar yang tersedia seperti buku elektronik (e-book), mudahnya mengakses aplikasi digital seperti e-library, e-forum, e-journal dan sebagainya.


Teknologi telah memungkinkan terciptanya lingkungan belajar global terstandar yang menempatkan mahasiswa di tengah-tengah proses pembelajaran, dikelilingi oleh berbagai sumber belajar dan layanan belajar elektronik. Untuk itu, sistem pendidikan konvensional sudah seharusnya menunjukkan sikap yang bersahabat dengan alternatif cara belajar yang baru yang sarat dengan digitalisasi.


Perusahaan raksasa perangkat lunak (software) Microsoft, di tahun 2016 akhir, melakukan sebuah studi mengenai DIGITAL TRANSFORMATION pada13 negara dengan hampir 1.500 pemimpin bisnis untuk lebih memahami dampak transformasi digital pada organisasi mereka. Studi riset ini juga melibatkan 265 pemimpin dari sektor pendidikan. Hasil Studi menemukan bahwa 87% pemimpin di industri pendidikan sepakat bahwa organisasi mereka perlu ditransformasi menjadi bisnis digital untuk memungkinkan pertumbuhan dimasa mendatang, namun hanya 23% yang telah memiliki strategi untuk menghadapi perubahan ini.


Prioritas nomor satu dalam proses transformasi digital mereka saat ini adalah untuk memberdayakan baik karyawan fakultas maupun non-guru, dan memberi mereka alat terbaik untuk melibatkan siswa baik di dalam maupun di luar kelas. Namun, hanya 39% responden yang berpendapat bahwa institusi mereka memiliki teknologi yang saling terkoneksi sehingga memungkinkan karyawan tersebut bekerja di luar kampus.


Hal ini diikuti dengan melibatkan siswa sebagai bagian dari proses transformasi, di mana sekolah mengadopsi teknologi digital, konten interaktif dan personal, dan mempersiapkan siswa dengan keterampilan agar berhasil di dunia kerja yang berdinamika saat ini. Ketika ditanya tentang faktor-faktor yang menghambat proses transformasi digital mereka, responden menyoroti masalah ancaman siber dan keamanan, kurangnya keterampilan kepemimpinan organisasi, dan kurangnya tenaga kerja digital yang terampil, sebagai penghalang utama.


Para pendidik dengan jelas menyetujui adanya peran integral yang dimainkan teknologi dalam meningkatkan pedagogi. Survei yang dilakukan Microsoft Asia EduTech pada tahun 2016 menemukan bahwa 95% responden sepakat mengenai pentingnya teknologi dalam sistem pendidikan saat ini. Lebih dari setengah responden yang merupakan pendidik. Mengidentifikasikan kurangnya pelatihan sebagai tantangan utama bagi mereka untuk mengoptimalkan teknologi di dalam kelas.


Hal ini mengarah pada kesenjangan antara mengakui kebutuhan untuk bertransformasi, dan ketersediaan strategi yang jelas untuk bergerak maju. Bagaimanapun, sekarang adalah waktu bagi institusi pendidikan untuk menjadikan organisasi mereka menjadi organisasi digital, agar tetap relevan dan memastikan bahwa para siswa siap untuk menghadapi perubahan kebutuhan dari generasi kerja mendatang.


Transformasi Digital dan Gaya Belajar


Transformasi Digital


Ketika kita memikirkan tentang transformasi digital untuk sektor pendidikan, harus kita mulai dengan mengetahui cara orang belajar. Hal ini lebih dari mengimplementasikan teknologi, tetapi juga membahas perubahan paradigma yang dibawa oleh Revolusi Industri Ke-4.


Transformasi digital perlu dimulai dengan memungkinkan para pendidik untuk menciptakan lingkungan belajar baru—yang memungkinkan kegagalan sebagai bagian dari proses pembelajaran. Intinya, slogan untuk kelas baru seharusnya “gagal lebih cepat, gagal dengan cepat, dan sering gagal”.


Digitalisasi pendidikan memberdayakan setiap institusi pendidikan dan siswa dalam proses pembelajaran untuk meraih lebih banyak pengetahuan. Tentunya didukung dengan memberikan silabus dan pelatihan yang tepat bagi siswa dan pengajar, sehingga mereka dapat menciptakan dunia masa depan.


Pemanfaatan teknologi digital di bidang pendidikan berjalan di empat pilar berbeda: melibatkan siswa, memberdayakan pendidik, mengoptimalkan operasi, dan mentransformasi pembelajaran yang kesemuanya didukung oleh komitmen mendasar lembaga/institusi pendidikan. untuk memberikan program terpercaya yang dapat dijalankan oleh organisasi tersebut. Institusi pendidikan sekarang ini telah mulai memanfaatkan teknologi digital diantaranya, meningkatkan efisiensi dan kinerja, meningkatkan hasil pembelajaran dan keberhasilan siswa, dan memajukan penelitian dan inovasi.


Dengan memanfaatkan teknologi digital, lebih efisiensi biaya, menghemat waktu sembari memperluas akses belajar yang terjangkau, mendorong pembelajaran yang lebih efektif melalui keterlibatan antara siswa dan pengajar yang lebih baik. Tujuan utamanya adalah memungkinkan kolaborasi penelitian yang lebih kuat pada seluruh fakultas dan institusi.


Gaya belajar


Pesatnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan saat ini, ditandai dengan berkembangnya model belajar jarak jauh (Distance Learning), mudahnya menyelenggarakan pendidikan terbuka, sharing resource bersama antar lembaga pendidikan, perpustakaan dan instrument pendidikan lainnya (guru, dosen, laboratorium) berubah fungsi menjadi sumber informasi daripada sekedar rak buku.


Digitalisasi pendidikan, melahirkan cara baru dalam proses belajar dan pembelajaran. Mulanya, buku sebagai satu-satunya acuan sumber belajar untuk mendapatkan materi dalam dunia pendidikan tetapi kemudian beralih ke sistem yang berbasis komputer. Proses pengalihan ini mengubah pandangan pendidikan terhadap buku. Buku tidak lagi sebagai satu-satunya sumber belajar untuk menunjang pencapaian kesuksesan belajar dalam dunia pendidikan. Buku dan aplikasi teknologi digital merupakan satu-kesatuan sebagai referensi pembelajaran.


Buku teks pelajaran adalah media pembelajaran (instruksional) yang dominan perannya di kelas; media penyampaian materi kurikulum; dan bagian sentral dalam suatu sistem pendidikan (Patrick, 1988; Lockeed dan Verspur, 1990; Altbach, 991; Buckingham dalam Harris, ed, 1980). Buku merupakan alat bantu pokok dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan teknologi digital, buku teks pelajaran ditampilkan dalam bentuk digital book atau buku Elektronik. Hal ini semakin memperjelas pergeseran gaya belajar siswa melalui media elektronik.


Dengan adanya teknologi digital sebagai media elektronik yang menyajikan materi pembelajaran, pengajar (guru, dosen) bukan lagi satu-satunya sumber ilmu pengetahuan. Buku manual telah bergerser ke buku digital (digital book). Hal ini tentunya memudahkan siswa proses belajar karena lebih yang mudah, praktis dan interaktif. Selain itu, teknologi digital sangat berpotensi memberikan ruang bagi pengajar dan siswa untuk mengakses pengetahuan dan informasi lebih luas dan praktis.


Penerapan Digitalisasi Pendidikan


Era digital, saat ini, integrasi antara pendidikan dengan teknologi dapat merevolusi proses belajar mengajar. Bahkan lebih jauh lagi, teknologi dapat meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan, seraya memberikan pembelajaran yang lebih sesuai sebuah kebutuhan masing-masing siswa.Tentu menarik untuk menyaksikan bagaimana dunia pendidikan berevolusi dengan memanfaatkan inovasi teknologi. Aplikasi teknologi digital di dunia pendidikan sebagai hal yang mutlak untuk di manfaatkan dalam organisasi pendidikan serta proses belajar mengajar (PBM).


Institusi pendidikan yang masih menggunakan sistem konvensional tentunya harus segera melakukan inovasi mulai dari proses administrasi, akademik, keuangan, hingga proses dan metode pembelajaran. Seiring dengan perkembangan teknologi, pendidikan saat ini sudah menuju proses yang disebut paperless model.


Sistem dan metode pembelajaran saat ini menuntut suatu perubahan seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi dan komunikasi. Tentunya memerlukan standar, inovasi berkelanjutan, teknologi, sumber daya finansial dan manusia yang professional. Penggunaan teknologi di dalam pendidikan membuat proses pembelajaran lebih efektif, hingga memperluas ketersediaan akses informasi serta sumber pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan pengajar dan siswa.


Dengan memanfaatkan berbagai unsur teknologi ke dalam proses pembelajaran, institusi pendidikan harus menyediakan sarana, fasilitas, infrastruktur IT, seperti trafik, keamanan serta kecepatan jaringan, pengelolaan beragam perangkat dan aplikasi yang terlibat di dalamnya, hingga pemanfaatan teknologi cloud dan hybrid untuk mendukung inisiatif ini. Sebaik apapun sistem dan aplikasi yang dikembangkan, akan menjadi sia-sia jika pengguna tidak dapat mengaksesnya secara aman dan cepat.


Institusi pendidikan perlu menyadari bahwa tuntutan utama pengguna teknologi digital adalah ketersediaan aplikasi untuk dapat diakses kapanpun dibutuhkan secara aman dan cepat. Strategi aplikasi-sentris/yang berpusat pada aplikasi menjadi semakin penting. Strategi aplikasi-sentris mengedepankan optimalisasi aplikasi serta jaringan melalui berbagai layanan (application service), dan sekaligus fokus mengurangi kompleksitas infrastruktur.


Untuk bisa menerapkan strategi aplikasi-sentris, institusi pendidikan memerlukan bantuan dari ahli-ahli yang memiliki pemahaman mendalam tentang aplikasi. Mereka dapat memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan dari para ahli tersebut untuk memastikan ketersediaan, keamanan, dan kinerja aplikasi guna kelancaran proses digitalisasi pendidikan.


Keandalan, ketersediaan, hingga keamanan aplikasi TI menjadi ujung tombak dari proses digitalisasi pendidikan. Aplikasi teknologi digital menentukan apakah berbagai inovasi teknologi terbukti mampu mengoptimalkan proses pendidikan. Inovasi dan sumber daya manusia adalah bagian tak terpisahkan dalam mewujudkan proses digitalisasi model pendidikan.


Salam Pendidikan Tinggi Indonesia

2,785 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page