Kepakaran Dosen: Dari Perkuliahan Ke Ranah Pembelajaran Masyarakat
- Yusrin Ahmad Tosepu
- Nov 19, 2018
- 2 min read

Bagi seorang dosen, menulis adalah sebuah keharusan. Baik menulis jurnal, artikel, laporan penelitian, maupun buku-buku ilmiah. Menulis dan mempublikasikan karya ilmiah merupakan salah satu syarat kepakaran dosen. Menulis juga merupakan bentuk tranformasi dan penyebarluasan ilmu pengetahuan dan pengabdian kepada masyarakat. Namun, fakta yang terjadi di lapangan, komitmen dosen dalam menulis dan mempublikasikannya masih tergolong rendah. Menulis belum membudaya di kalangan dosen. Dosen lebih tertarik untuk mengajar atau mengejar proyek yang lebih menjanjikan daripada menulis.
Sebagai tenaga pendidik dan pengajar, tugas dosen bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran di dalam kelas. Lebih dari itu, dosen memiliki tanggungjawab moral untuk menulis dan atau tampil menunjukkan jatidiri sebagai pakar. Seorang dosen haruslah memiliki karya untuk menjadi contoh mahasiswa.
Dosen harus memiliki kemampuan menuangkan gagasan melalui tulisan. Kemampuan menulis bagi dosen merupakan suatu keharusan dan akan lebih baik bila para dosen menuangkan tulisan dalam bentuk artikel opini di media massa dengan begitu, dosen bisa dikenal secara luas lewat tulisan mereka di media cetak nasional. Dengan begitu, gagasan, pikiran, atau hasil penelitian para dosen akan dibaca secara lebih luas oleh publik dan lebih bermanfaat buat masyarakat banyak jika dibandingkan dengan menulis di jurnal, karena menulis di jurnal yang membaca kalangan tertentu, kalangan ilmiah saja. Masih banyak dosen yang kesulitan merumuskan gagasan dan pikirannya melalui artikel opini di media cetak.
Tidak sedikit juga dosen kesulitan mengkonversi hasil penelitian yang dituliskan di jurnal menjadi tulisan artikel, opini atau ilmiah populer untuk media massa. Menulis artikel, opini atau karya ilmiah populer diperlukan ketajaman fikir dan sensitivitas rasa. Penulis harus mampu menemukan kesenjangan hubungan antara theoretical world dengan emphirical world. Setelah menemukan kesenjangan itu, penulisnya harus mencari data empirik dan menemukan relevansi dengan teori, menjelaskan hubungan itu dalam kalimat yang mudah dipahami publik dan menyimpulkan pikirannya itu untuk dipersembahkan kepada publik sebagai unsur pembelajaran.
Semua dosen adalah cendekia yang kiprahnya harus nyata dalam masyarakat. Untuk menampakkan jadi diri seorang dosen, salah satunya adalah memanfaatkan media online, media cetak dan berbagai media pemberitaan untuk menunjukkan jati diri atau kepakaran dosen kepada publik; yakni melalui tulisan atau tayangan yang dapat diakses publik secara mudah dan berkelanjutan.
Dalam kontek memberikan pelajaran kepada publik, salah satu kegiatan yang dapat dilakukan dosen adalah menulis artikel ringan, opini, atau artikel ilmiah popular yang diterbitkan pada media massa. Media massa diklaim sebagai milik publik. Hanya sekitar 10% dari pembaca atau penonton atau pengakses media massa berasal dari unsur perguruan tinggi, unsur terbesarnya (90%) publik di luar kampus.
Ketika karya dosen termuat pada media massa, maka sekaligus terjadi pembelajaran kepada publik. Soal relevansi efektivitas atas pemuatan karya itu adalah perkara lain, tetapi paling tidak; ada bagian publik yang membaca karya itu. Dengan dosen membuat karangan yang diturunkan dari materi kuliah maupun dari hasil riset dosen, maka materi pembelajaran yang notabene hanya untuk mahasiswa; sekaligus dapat menjadi bahan pembelajaran kepada publik.
Tidak jarang, penulis yang notabene seorang dosen itupun mendapat banyak hambatan dan tantangan dalam melaksanakan kegiatan riset dan menulis di sela-sela kesibukan sebaga dosen. Tetapi, apapun hambatan dan tantangannya, pekerjaan sebagai dosen dengan tugas tidak hanya mengajar mahasiswa tetapi juga mengajar publik harus terlakoni dengan sempurna dan berimbang.