top of page
Writer's pictureYusrin Ahmad Tosepu

DUNIA “Perdosenan” DUNIA OPTIMIS


Dunia “perdosenan” memang menarik hati untuk di tulis, salah satu tujuannya memberi perspektif dan informasi tentang dunia perdosenan, terutama soal karier bagi generasi muda yang berminat menjadi dosen.


Di negeri ini, profesi dosen mendapat tempat yang layak di hormati, salah satu hal yang membuat masyarakat Indonesia kagum dengan profesi dosen karena pengabdian, karya dan karsa mereka dalam memajukan dan mengembangkan pendidikan tinggi Indonesia, ilmu pengetahuan, sekaligus menyiapkan dan mencetak generasi unggul di masa mendatang.


Ribuan dosen muda yang sedang menuntut ilmu di dalam dan luar negeri. Ribuan lagi meniti karir menjadi pengajar dan peneliti yang handal di perguruan tinggi, besar dan kecil, negeri dan swasta, dalam negeri dan luar negeri. (Baca misalnya profil dosen (asal) Indonesia di beberapa negara.


Menjadi Dosen, tidak semudah yang di bayangkan, karena profesi dosen penuh tantangan dan dinamika yang harus di tanggung dan dipertanggungjawabkan sebagai konsekuensi logis dari pekerjaan sebagai dosen. Jangan sampai Anda memiliki tujuan atau cita-cita menjadi Dosen namun tidak mengerti konsekuensi dan medan pekerjaan sebagai dosen.


Banyak oramg beranggapan, menjadi dosen itu merupakan pilihan terakhir dan karena tidak diterima kerja di mana-mana. Pernyataan tersebut bisa juga benar dan bisa juga salah tergantung dari situasi dan kondisinya.


Buktinya, banyak mahasiswa di berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta memutuskan menjadi dosen saat kuliah di semester 6, ditawari oleh pihak kampus untuk ikatan dinas. Dengan memilih profesi sebagai dosen, mahasiswa punya peluang tidak perlu membayar kuliah hingga lulus, diberi kesempatan untuk melanjutkan kuliah S2 dan S3.


Ada Istilah bahwa dosen itu pekerjaan yang ngomongnya banyak tapi uangnya sedikit. Dengan kata lain, bekerja sebagai dosen itu memang sulit bisa kaya raya punya rumah 3 dan mobil 5.


Lalu apa motivasi utama seseorang memilih profesi menjadi dosen? Ingin cepat kaya? 

Yang pasti saat ini, seseorang berfikir memilih profesi dosen untuk bisa membangun kemulian dan kemanfaatan hidup.


Kemulian hidup itu bisa diperoleh dari ilmu dan juga harta. Kita bisa menebar kemanfaatan pada orang lain dari ilmu dan harta sekaligus. Bukankah Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu?


Memang kalau seorang dosen hanya mengandalkan pendapatannya dari mengajar yang dibayar antara 25-75 ribu per jam, pasti tidak akan sekaya pengusaha. Gaji dosen pada umumnya terutam di swasta, berkisar antara 1.5 hingga 3 juta, tergantung dari besar kecilnya kampus dan jumlah sks yang diajar.


Dalam hal ini dosen memang akan sama dengan tukang becak. Kalau tidak mengayuh ya tidak akan mendapatkan uang. Dosenpun begitu, kalau tidak mengajar ya hanya mendapatkan gaji pokok dan tunjangan saja tanpa ada insentif kelebihan sks mengajar.

Lalu bagaimana dosen bisa punya penghasilan cukup?


Ya. Seorang dosen memang tidak boleh tetap tinggal di kampus saja. Dosen harus keluar dari kandang pengajarannya. Ada banyak hibah penelitian, hibah pengabdian pada masyarakat yang siap didanai oleh pemerintah. Bila dosen tersebut rajin menulis buku ajar, maka draft bukunya bisa diusulkan untuk mendapatkan dana hibah.


Banyak juga kita temui, dosen punya pekerjaan lain di luar, sebagai konsultan, trainer, maupun memiliki usaha lain. Dalam arti kata, seorang dosen harus bisa survive di luar, agar dia bisa bertahan hidup sebagai dosen di dalam kampusnya.


Jadi, bukan barang haram bila dosen melakukan poligami pekerjaan dan membangun pengalaman empiriknya di luar kampus. Bahkan, penilaian Borang Akreditasi saat ini, memberikan nilai yang tinggi pada jurusan apabila dosen-dosennya memiliki kiprah keilmuan di luar kampus. Misal sebagai pembicara di sebuah seminar, pengurus organisasi, trainer, atau kegiatan lainnya.


Namun tentu saja jangan sampai kegiatan di luar malah mengabaikan tugas pokok dosen sebagai pengajar dan pendidik di kampusnya. Dosen yang tidak mengajar dan membimbing mahasiswa pasti bukanlah dosen yang sebenarnya.


Boleh dibilang dosen abal-abal atau dosen KTP saja yang ke kampus kalau ada perlunya saja untuk mengurus sertifikasi dosen dengan berharap uang dari tunjangan Sertifikasi Dosen (Serdos).


Menjadi dosen merupakan pilihan hidup sesuai filosofi dan jiwa yang dimiliki masing-masing individu. Bila ingin menjadi kaya raya, sebaiknya menjadi pengusaha saja jangan menjadi dosen. Namun bila Anda ingin bahagia dan awet muda, di sarankan untuk menjadi dosen saja

20 views0 comments

Comments


bottom of page