Membicarakan masalah ilmu pengetahuan dan filsafat, kita akan memperoleh berbagai pengetahuan dan hikmat, karena ilmu akan memberikan kita pengetahuan dan filsafat akan memberi kita hikmat. Oleh karena itu, filsafat menjadi ilmu pengetahuan yang paling penting karena mempelopori lahirnya ilmu pengetahuan lainnya.
Filsafat dapat diartikan dengan ilmu yang menyeluruh atau ilmu yang secara garis besar berbicara mengenai segala sesuatu yang wujud dan yang mungkin wujud serta juga membicara tentang hukum kausalitas, sebabakibat yang terjadi dari yang wujud itu sehingga mendatangkan keyakinan dan kepercayaan.
Secara ringkas juga dapat dikatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan universal yang membicarakan mengenai segala sesuatu yang ada dan wujud dari yang ada tersebut. Pemakaian kata ilmu itu di dalam bahasa Indonesia dapat disejajarkan dengan istilah science. Science adalah kata yang berasal dari bahasa Latin: Scio, cire yang berarti pengetahuan.
Ilmu pengetahuan dalam batas-batas tertentu telah banyak membantu manusia dalam mencapai tujuan hidup yaitu kehidupan yang lebih baik. Walaupun kebenarannya tidak mencapai kebenaran mutlak, tetapi dalam keterbatasannya membantu kehidupan dan kepentingan manusia di dunia yang fana ini, sesuai dengan bidang masing-masing.
Pengalaman manusia tidak pernah sempurna, pengetahuannya tumbuh dan berkembang sepanjang masa. Ilmu menghasilkan teknologi, yang memungkinkan manusia dapat bergerak atau bertindak dengan cermat dan tepat karena ilmu dan teknologi merupakan hasil kerja pengalaman, observasi, eksperimen dan verifikasi.
Perkembangan Ilmu dan teknologi telah mengubah wajah dunia dimana manusia itu sendiri tinggal, mengubah cara manusia itu sendiri bekerja, dan cara manusia berfikir. Dengan ilmu dan teknologi manusia dituntut untuk mengadakan perubahan secara terus menerus, perbaikan, serta penemua-penemuan baru. Perkembangan Industri, perkembangan sosial budaya, dan perkembangan Industri persenjataan merupakan suatu pertanda bahwa ilmu dan teknologi akan terus berkembang.
Berbicara tentang Filsuf, pasti yang terbesit pertama kali di pikiran kalian adalah Sokrates, Plato, dan Aristoteles. Sokrates, Plato dan Aristoteles adalah diantara filsuf yang sangat mempengaruhi pemikiran-pemikiran filsuf-filsuf yang hidup setelah mereka.
Inti dari pemikiran dari Sokrates adalah mengenai pentingnya berpikir secara kritis. Plato menitikberatkan kepada pentingnya ide-ide sejati, dan Aristoteles mengatakan bahwa pengamatan dan pengalaman adalah hal yang sangat penting. Padangan inilah yang menjadi basis dari perkembangan ilmu pengetahuan saat ini.
Namun, perlu pula ketahui, ada filsuf yang hidup sebelum mereka. Mereka disebut sebagai flsuf pertama didunia. Disebut sebagai Kaum Pra-sokratis, dari kata Pre artinya sebelum dan Sokratis yang mengarah pada filsuf Yunani kuno Sokrates, adalah para pemikir Yunani abad ke-6 dan 5 SM yang memperkenalkan cara baru untuk menyelidiki dunia dan tempat umat manusia di dalamnya. Mereka dikenal di jaman dahulu sebagai filsuf dan ilmuwan yang menginspirasi pemikiran tradisi Barat.
Nah, Berikut adalah Filsuf Pertama di Dunia:
1. Thales dari Miletos
Thales lahir di Miletos pada tahun 626 sebelum masehi, dia terkenal dari pemikirannya untuk mencari “arkhe” atau prinsip. Menurutnya, dunia ini harus ada suatu prinsip yang mendasari berbagai fenomena seperti pergantian musim, arus laut, jagat raya dan sebagainya, dan prinsip tersebut adalah air.
Salah satu alasan mengapa ia memilih air adalah karena ia berpendapat bahwa panas dapat mengembalikan logam ke keadaan cair. Lalu air juga menunjukkan perubahan yang signifikan daripada elemen apa pun yang dikenal pada saat itu, dan bisa dengan mudah diamati dalam tiga keadaan yaitu cair, uap dan es.
Dalam bidang matematika, Thales juga terkenal akan teorinya yang menggunakan geometri untuk menghitung ketinggian piramida dan jarak kapal dari pantai. Dia adalah individu pertama yang diketahui menggunakan penalaran deduktif yang diterapkan pada geometri, dan yang diketahui telah menemukan penemuan bidang ilmu matematika.
2. Anaximandros
Anaximandros adalah seorang filsuf yang lahir pada 610 SM di kota yang sama dengan Thales, yaitu Miletos. Anaximandros juga merupakan murid dari Thales.
Sama seperti Thales, pemikiran Anaximandos juga mencari prinsip dunia. Meskipun Anaximandros merupakan murid Thales, tetapi ia menjadi terkenal justru karena mengkritik pandangan gurunya mengenai air sebagai prinsip dasar segala sesuatu. Menurutnya, bila air merupakan prinsip dasar segala sesuatu, maka seharusnya air terdapat di dalam segala sesuatu, dan tidak ada lagi zat yang berlawanan dengannya.
Namun kenyataannya, air dan api saling berlawanan sehingga air bukanlah zat yang ada di dalam segala sesuatu. Karena itu, Anaximandros berpendapat bahwa tidak mungkin mencari prinsip dasar tersebut dari zat yang empiris.
Prinsip dasar itu haruslah pada sesuatu yang lebih mendalam dan tidak dapat diamati oleh pancaindra. Anaximandros mengatakan bahwa prinsip dasar segala sesuatu adalah to apeiron (abstrak atau tidak bisa didefinisikan).
3. Anaximenes
Anaximenes adalah seorang filsuf yang berasal dari kota Miletos, sama seperti Thales dan Anaximandros. Sebagaimana kedua filsuf Miletos yang lain, ia berbicara tentang filsafat alam, yakni apa yang menjadi prinsip dasar “arche” segala sesuatu.
Berlainan dengan Anaximandros, Anaximenes tidak melihat "to apeiron" sebagai prinsip dasar segala sesuatu, melainkan kembali pada zat yang bersifat fisik yakni udara.
Menurut Anaximenes, udara merupakan zat yang terdapat di dalam semua hal, baik tanah, tubuh, pohon maupun segala sesuatu. Karena itu, Anaximenes berpendapat bahwa udara adalah prinsip dasar semua benda di dunia. Udara adalah zat yang menyebabkan seluruh benda muncul, telah muncul, atau akan muncul sebagai bentuk lain.
Perubahan-perubahan tersebut berproses dengan prinsip pemadatan dan pengenceran. Bila udara bertambah kepadatannya maka muncullah berturut-turut tanah, air, kemudian batu. Sebaliknya, bila udara mengalami pengenceran, maka yang timbul adalah api. Proses pemadatan dan pengenceran tersebut meliputi seluruh kejadian alam, sebagaimana air dapat berubah menjadi es dan uap, dan bagaimana seluruh substansi lain dibentuk dari kombinasi perubahan udara.
4. Pythagoras
Pythagoras dari kota Samos lahir sekitar tahun 570 SM dan meninggal sekitar tahun 495 SM adalah salah seorang filsuf Yunani kuno. Pythagoras terkenal akan ajarannya di berbagai penemuan matematika dan ilmiah, seperti teorema Pythagoras, yaitu hubungan mendasar dalam geometri di antara tiga sisi segitiga siku-siku.
Ia menyatakan bahwa panjang sisi segitiga miring adalah jumlah dari kedua sisi lain yang dikuadratkan. Teorema ini dapat ditulis sebagai persamaan yang menghubungkan panjang sisi segitiga a, b, c, dan sering disebut sebagai persamaan Pythagoras.
Salah satu ajaran lain yang paling jelas dikemukakan oleh Pythagoras adalah metempsikosis, yaitu keyakinan bahwa setiap jiwa itu abadi, dan setelah kematian jiwa tersebut akan masuk ke tubuh yang baru.
5. Xenophanes
Xenophanes dari Colophon adalah seorang filsuf sekaligus penyair yang berpindah-pindah di berbagai belahan dunia Yunani kuno selama akhir abad ke-6 SM dan awal ke-5 SM. Xenophanes dipandang sebagai salah satu filsuf pra-Sokratis yang paling penting.
Pemikiran-pemikiran filsafatnya disampaikan melalui puisi-puisi. Selain tema-tema filsafat, ia menulis puisi dengan tema-tema tradisional seperti cinta, perang, permainan, dan sejarah.
Ia paling diingat karna kritiknya dalam novel antropomorfisme dalam agama yang cenderung menuju pemikiran monoteisme pada masa itu, dan perintis dalam beberapa ilmu pengetahuan.
6. Heraclitus
Heraclitus of Ephesus (535 - 504 SM) adalah seorang filsuf Yunani pra-Sokrates, dan berasal dari kota Efesus, dulu bagian dari Kekaisaran Persia dan sekarang menjadi bagian dari Turki modern.
Dia terkenal karena pendapatnya bahwa dunia jasmani terus-menerus dalam keadaan perubaan (universal flux).
Sesuai perkataannya, “panta rhei kai uden menei” yang berarti “segalanya mengalir dan tidak ada satupun yang tetap”. Ia menggambarkan keadaan dunia ini seperti aliran sungai. Selain itu, ia juga menggambarkan dunia ini seperti api yang selalu berubah dan menghabiskan bahan bakar, dan tidak ada sesuatu pun yang benar-benar ada, semuanya menjadi.
Penafsiran dari doktrin-doktrin ini sangat kontroversial, dan banyak ditentang oleh teori filsuf-filsuf lainnya.
7. Parmenides
Parmenides dari Elea yang aktif di sekitar awal abad 5 SM. Dia adalah pendiri sekolah filsafat Eleatic. Ia menulis pemikian filsafatnya dalam bentuk puisi dan masih bisa kita lihat sampai jaman sekarang. Karya tunggal yang diketahui oleh Parmenides adalah sebuah puisi berjudul On Nature yang berisi argumen dalam sejarah filsafat Barat.
Di dalamnya, Parmenides menetapkan Ia adalah filsuf pertama yang memperkenalkan cabang filsafat “metafisika”, karena ia mempelajari yang ada atau being. Menurut Parmenides di dunia ada dua pandangan tentang realitas. Ia menjelaskan bagaimana semua realitas adalah satu, tidak mungkin ada yang namanya perubahan, dan eksistensi yang tidak terikat oleh waktu.
Comments