top of page
Writer's pictureYusrin Ahmad Tosepu

Menyimak Fenomena Kerja "Pakai Orang Dalam"

Updated: Jan 20


Ada sebuah pernyataan yang mungkin sering kamu dengar, “Sekolah tinggi-tinggi, lulus dengan nilai terbaik dan menyandang status sarjana, tidak akan menjamin kamu bisa mendapatkan pekerjaan bagus dengan cepat. Saat ini yang terpenting dalam mencari pekerjaan adalah, kamu kenal siapa?” Namun, benarkah demikian?

 

Tidak dapat dipungkiri, mencari pekerjaan itu tidak semudah membalikan telapak tangan. Bahkan Sulitnya mendapatkan pekerjaan di masa sekarang, tidak sedikit dari para pencari kerja yang ‘menghalalkan’ segala cara, termasuk kerja pakai orang dalam

yang berada di sebuah organisasi, institusi, lembaga atau perusahaan.

 

Istilah “orang dalam” mengacu kepada seseorang dalam sebuah institusi yang memiliki pengaruh kuat, bisa diandalkan, serta dapat dimanfaatkan untuk meloloskan tujuan tertentu. Jika di dunia kerja, orang dalam akan bisa bermanfaat bagi seseorang pelamar kerja untuk bisa lolos seleksi dan diterima kerja di suatu instansi atau perusahaan.

 

Selain itu, orang dalam juga bisa dimanfaatkan untuk seseorang yang sudah tergabung di suatu instansi/perusahaan untuk menaikkan pangkat, memberi keistimewaan, hingga menyediakan keuntungan-keuntungan tertentu. Para orang dalam itu bisa saja memiliki hubungan khusus terhadap seseorang yang meminta bantuan, misal karena faktor ikatan keluarga, budaya, asal daerah, hingga pertemanan.

 

Tak jarang pula, seseorang yang disebut orang dalam ini juga memiliki tujuan dan kepentingan tertentu. Seperi misalnya, sang orang dalam akan membantu meloloskan seseorang di tempatnya bekerja agar kelak orang itu bergabung di timnya. Atau bisa juga si orang dalam akan memberikan suatu jabatan dan posisi tertentu kepada seseorang yang dinilai kelak akan bisa mendukungnya saat dibutuhkan. Situasi seperti itu sudah banyak terjadi di dunia kerja.

 

Tak jarang, jika orang dalam tersebut sukses membantu seseorang mencapai tujuannya, mereka akan mendapat imbalan hadiah sebagai bentuk pendekatan personal. Tujuan memberikan hadiah kepada orang dalam ini agar memperlancar proses seseorang tersebut mencapai tujuannya.

 

Tentu akan ada akibatnya, umumnya si orang dalam ini akan memberikan efek negatif terhadap kinerja sebuah organisasi atau perusahaan. Sebab, jika hal itu terjadi terus-menerus maka akan meruntuhkan kapabilitas dan akan memengaruhi kinerja. Selain itu faktor orang dalam akan bisa mencederai nilai-nilai kejujuran yang terdapat di sebuah instansiatau perusahaan, serta bisa memperburuk iklim dan sistem kerja.

 

Jika praktik dan fenomena mengandalkan orang dalam ini terus berlanjut maka tentu hal ini akan mengakibatkan iklim kerja menjadi berat sebelah, sebab akan ada pekerja yang hanya patuh pada pemimpin tertentu, yang baginya pemimpin itu merupakan orang dalam.

 

Hal lain yang bisa terjadi adalah adanya pengelompokkan atau faksi si sebuah institusi kerja yang terbagi berdasarkan pengaruh orang dalam. Semakin kuat dan seringnya seseorang menjadi “orang dalam” pada proses penerimaan ataupun pengangkatan posisi dan status seorang pekerja, semakin besar pula orang-orang yang akan mengekor orang tersebut untuk menjadi bagian dari kelompoknya.

 

Efek negatif lain yang akan terjadi adalah akan adanya pengabaian kualitas seorang pekerja karena tergeser oleh faktor nepotisme. Teman, anggota keluarga, tetangga, dan lain-lainnya didahulukan untuk diterima kerja, tanpa menghiraukan kualitas orang tersebu. Akibat tak dihiraukannya kualitas seseorang yang diterima itu, akan menimbulkan masalah jika kelak performa kerja orang tersebut tidak sesuai standar dan yang diharapkan sebuah perusahaan.

 

Efek buruk yang terjadi jika praktik orang dalam ini terus berjalan dan mengakar adalah akan terciptanya sebuah siklus yang tak ada ujungnya dan terus berulang dari generasi ke generasi berikutnya.

 

Terlalu mengharapkan bantuan orang dalam untuk mendapat suatu pekerjaan tertentu, secara tak langsung akan mencerminkan rendahnya kualitas diri sendiri. Jika seseorang berhasil masuk kerja tertentu tetapi kualitas dirinya tidak bisa mengimbangi dan hal itu diketahui orang lain, maka akan timbul sikap curiga dan sinis.

 

Pada titik ini, keberhasilan yang dicapai seseorang karena bantuan dari orang dalam tidak akan dipandang sebagai pencapaian yang bernilai di mata orang lain. Sebaliknya, orang lain akan cenderung tidak menaruh hormat kepada orang yang mengandalkan orang dalam.

 

Menghapus fenomena orang dalam bukanlah perkara mudah. Hal itu membutuhkan komitmen bersama, terutama komitmen sebagai sebuah organisasi, instansi. lembaga,  atau perusahaan demi menjaga nama baik. Apabila fenomena orang dalam sudah berakar, mau tidak mau organisasi atau perusahaan melakukan pembenahan luar dalam, termasuk berani memangkas sosok-sosok berpengaruh kuat yang memainkan peran sebagai orang dalam di sebuah organisasi, instansi. lembaga atau perusahaan.

 

Dampak Postif Dan Negatif Kerja Pakai Orang Dalam

 

Fenomena kerja pakai orang dalam hingga kini masih menjadi pembahasan yang sensitif untuk beberapa orang. Sebab terkadang, kandidat yang berkualitas akan kalah dengan kekuatan orang dalam.

 

Konon, melamar kerja lewat orang dalam jauh lebih mudah dan cepat untuk mendapatkan kerja dibandingkan mengikuti proses seleksi. Sayangnya, hal ini memiliki konotasi negatif dan erat dihubungkan dengan nepotisme.

 

Jika dilihat pada praktik di lapangan, banyak sekali kandidat yang berpotensi harus kalah dengan orang yang kerja pakai orang dalam. Bahkan masih ada perusahaan yang menerima ‘amplop’ dari pelamar kerja sebagai salah satu syarat kalau mau lolos dan diterima kerja.

 

Akan tetapi, jika dilihat dari sisi positifnya, kerja pakai orang dalam adalah istilah untuk orang yang mendapat pekerjaan atas rekomendasi atau referral karyawan internal perusahaan. Jika kita berhasil mendapat rekomendasi kerja dari orang lain, itu artinya kita berhasil membentuk personal branding bagus di mata orang yang merekomendasikan. Dengan kata lain, orang tersebut percaya dengan skill dan potensi kita.

 

Lain hal jika kita mendapat pekerjaan dengan cara “menyogok” karyawan perusahaan atau membawa-bawa hubungan keluarga/pertemanan (alias nepotisme) untuk mendapat rekomendasi. Hal ini berisiko menimbulkan masalah kedepannya, baik untukmu atau orang yang “membawa”-mu.

 

Melamar kerja lewat orang dalam memang terdengar negatif. Akan tetapi, hal ini bukan berarti kamu tidak bisa memanfaatkan koneksimu untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginanmu.

 

Tak dipungkiri banyak orang beranggapan masuk kerja jalur orang dalam adalah nepotisme, padahal tidak selalu demikian. Faktanya, banyak orang yang mendapatkan pekerjaan impiannya berkat koneksi yang diiringi oleh kemampuan yang mumpuni. 

 

Jadi jangan khawatir, melamar kerja lewat koneksi pribadi tidak selalu bermakna nepotisme selama kamu bisa membuktikan kemampuanmu. Oleh karena itu, sebelum memutuskan mendapatkan pekerjaan menggunakan jalur koneksi atau pakai orang dalam, maka kamu ketahui dulu dampak positif dan negatifnya.

 

A. Dampak Positifnya

 

1. Lebih cepat mendapatkan pekerjaan

 

Saat kamu berkesempatan untuk mendapatkan pekerjaan dari koneksimu, tentu hal tersebut akan lebih menguntungkan. Kamu bisa mengurangi durasi pencarian kerja dan fokus pada posisi yang ditawarkan padamu.

 

Jadi, pada dasarnya, kerja pakai orang dalam adalah hal yang berkaitan dengan koneksi atau relasi yang kamu kenal. Jika kamu berhasil mendapatkan panggilan wawancara kerja dengan menggunakan koneksimu, artinya kamu selangkah lebih maju ke proses perekrutan.

 

2. Bisa menambah pengalaman

 

Walaupun terkesan lebih mudah karena dibantu oleh orang dalam, tapi dalam melamar kerja tetap ada proses rekrutmen yang dilalui. Proses tersebut mungkin akan berbeda dari rekrutmen yang lain dan bisa kamu jadikan sebagai pengalaman. Saat akhirnya mendapatkan pekerjaan tersebut, kamu akan mendapatkan pengalaman sekaligus ilmu baru.

 

3. Mudah beradaptasi

 

Saat melamar pekerjaan lewat orang dalam, kamu tentunya sudah mengenal beberapa orang di kantor atau perusahaan tersebut. Ini akan memudahkan kamu untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru. Walaupun rawan label negatif, jika kamu menerapkan etika-etika yang dijelaskan sebelumnya, akan lebih mudah untuk adaptasi dan lebih menikmati pekerjaanmu.

 

B. Dampak Negatifnya

 

1. Adanya bias rekomendasi

 

Dikutip dari Career Arc, melamar pekerjaan lewat orang dalam bisa menimbulkan adanya bias rekomendasi. Misalnya, temanmu punya agensi digital marketing. Saat kamu melamar kerja di agensi tersebut, bisa terjadi bias rekomendasi.

 

Contohnya kamu hanya melamar pekerjaan di sana agar bisa kerja dengan temanmu, tapi tanpa pengalaman yang sesuai kebutuhan. Hasilnya tentu tidak akan baik, bisa saja kamu kehilangan profesionalitas selama bekerja dan menyulitkan orang-orang yang bersinggungan langsung dengan posisimu.

 

2. Terlibat dalam politik perusahaan

 

Tujuan awal untuk mendapat pekerjaan secara cepat bisa berbalik dan berdampak negatif juga kepada kamu. Perusahaan erat kaitannya dengan politik antar karyawan atau atasan. Jika kamu melamar pekerjaan melalui orang dalam, tentu hal ini akan menjadi bahan pembicaraan.

 

Jika tidak bisa bersikap tegas dan membuktikan diri, kamu akan secara tidak langsung terseret dengan politik perusahaan dan tentunya memiliki dampak buruk pada kariermu.

 

Etika Melamar kerja Pakai Orang Dalam


Pada intinya, melamar kerja lewat orang dalam juga membutuhkan kemampuan membangun networking yang baik. Dilansir dari Indeed, networking atau koneksi tidak hanya membantumu untuk mendapatkan kerja. Koneksi juga dapat membantu perusahaan untuk mempekerjakan karyawan dengan kemampuan terbaik.

 

Menggunakan koneksi untuk mendapatkan wawancara kerja berarti kamu akan memasuki proses perekrutan dengan hubungan dan tingkat kepercayaan yang baik dengan perusahaan.

 

Nah, berikut ada beberapa etika mendasar yang perlu kamu kamu perhatikan ketika memilih melamar kerja menggunakan koneksi alias pakai orang dalam, diantaranya:

 

1. Pahami koneksimu

 

Etika pertama yang harus kamu perhatikan adalah memahami koneksimu. Artinya, ketika kamu melamar kerja pakai orang dalam, kamu sudah mengenal baik dengan koneksimu. Semakin erat dan personal ikatan antara kalian, makan semakin berharga.

 

Melamar kerja lewat orang dalam akan lebih mudah jika kamu telah mengenal secara personal dengan koneksimu. Meski demikian, jika kamu kurang berkualifikasi, jangan memaksa koneksimu memberikan rekomendasi. Sebelum meminta bantuan, pastikan kamu punya kapasitas dan kemampuan sesuai kebutuhan perusahaan.

 

Menurut The Undercover Recruiter hal yang terpenting dalam koneksi adalah seberapa baik kamu terhubung dengan koneksi tersebut. Semakin erat dan personal ikatan antara kamu dan setiap koneksi, semakin berharga.

 

Jadi, mengumpulkan kartu nama dan kontak berbagai orang yang kamu kenal dalam pekerjaanmu saja tidaklah cukup. Kamu harus menjalin hubungan yang cukup dekat sehingga dapat membangun koneksi yang kuat. Dengan begitu, ketika kamu melamar kerja, mereka bisa memberikan impresi yang baik di dalam rekomendasi.

 

2. Hargai koneksimu

 

Etika selanjutnya yang perlu kamu perhatikan adalah menghargai koneksimu. Memiliki banyak koneksi secara profesional, bukan berarti kamu bisa menggunakannya untuk untuk kepentinganmu. Kamu harus memahami batasan-batasan profesional dalam membangun networking kerja.

 

Ada batasan-batasan profesional yang harus dijaga dan dipahami dalam membangun relasi kerja. Misalnya seperti menghindari membicarakan topik yang bersifat personal dan berusaha untuk tidak ikut campur dengan masalah yang sedang mereka hadapi tanpa diminta.

 

Sebisa mungkin, hindarilah membicarakan masalah-masalah yang bersifat personal dengan kolegamu. Hargai batasan-batasan personal sehingga kamu tidak terlihat seperti pribadi yang suka ikut campur.

 

3. Give and take

 

Selanjutnya, etika yang perlu kamu perhatikan adalah give and take. Istilah give and take tidak hanya berlaku dalam hubungan pribadi saja. Istilah ini dapat diterapkan pada hampir setiap bentuk hubungan, termasuk hubungan profesional. Dalam menjalin hubungan profesional, etika give and take, artinya kamu harus bisa memahami apa yang diinginkan oleh koneksimu, bukan hanya apa yang kamu inginkan dari mereka.

 

Jika kamu ingin melamar kerja pakai orang dalam, maka kamu harus berusaha ada disaat koneksimu membutuhkan bantuan. Akan tetapi, sebisa mungkin hindari give and take dalam bentuk transaksional, ya! Give and take transaksional akan membuat kamu seolah “menyogok” untuk dapat kerja.

 

Idealnya, koneksi terjalin agar dapat saling mendukung dan membantu secara professional. Jadi, jangan segan untuk membantu kolegamu ketika diminta. Jika kamu memberikan bantuan yang bermakna bagi kolegamu, mereka tidak akan melupakannya.


Hal itu juga akan memberikan kesan baik yang tidak terlupakan. Hal ini membuat mereka tidak akan sungkan untuk menawarkan bantuan ketika kamu membutuhkannya, termasuk ketika kamu harus melamar kerja lewat mereka sebagai orang dalam.

 

4. Ketahui Apa yang Kamu Inginkan Terkait Pekerjaan

 

Etika yang perlu kamu perhatikan selanjutnya sebelum melamar kerja pakai orang dalam, yaitu kamu harus tahu dulu pekerjaan apa yang kamu inginkan, lingkungan kerja, budaya kerja, hingga perusahaannya. Jadi, sebelum menghubungi kolega untuk melamar kerja, ketahui apa yang kamu inginkan dari mereka.

 

Hubungilah kolega yang menurut kamu paling mungkin dapat membantu berdasarkan preferensi. Akan jauh lebih mudah untuk mengomunikasikan kepada mereka apa yang kamu inginkan, setelah kamu memahami preferensimu.

 

Langkah selanjutnya adalah menghubungi koneksimu yang dirasa bisa membantu. Kamu juga bisa menanyakan berbagai hal yang diperlukan untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. Lebih baik kamu membuat daftar kemampuan yang kamu miliki. Jadi, buatlah daftar kemampuan dan keinginanmu. Dari sana, kamu bisa menentukan bentuk karier dan lingkungan kerja mana yang cocok denganmu.

 

5. Tampilkan kesan yang baik

 

Etika selanjutnya adalah dengan memberikan kesan terbaikmu. Kesan terbaik ini akan membantumu untuk memiliki koneksi yang baik. Tanpa kesan yang baik, kamu tidak akan memiliki koneksi yang baik. Kesan dan sikap yang baik tidak hanya penting ketika kamu bertemu dengan kolega saja.

 

Tidak hanya dalam hubungan profesional, kesan terbaik ini juga bisa kamu berikan saat melakukan proses wawancara. Hal itu juga penting ketika kamu menghadapi wawancara kerja di tempat yang direkomendasikan oleh kolegamu.

 

Jika kamu berhasil sampai ke tahap wawancara, pastikan kamu memberikan kesan terbaik dan memang bisa diandalkan. Dengan demikian, kamu dapat menjaga nama baikmu sekaligus orang dalam yang memberimu rekomendasi. Dan jangan lupa pertahankan ini jika kamu diterima bekerja.

 

Ingatlah bahwa ketika kamu melamar kerja lewat orang dalam yang kamu pertaruhkan tidak hanya nama baikmu, tetapi juga nama baik kolegamu. Pastikan kamu tetap memberikan kesan yang baik selama proses seleksi kerja meskipun kamu telah direkomendasikan oleh kolegamu.

 

***

Demikianlah penjelasan mengenai fenomena kerja pakai orang dalam, dampak positif dan negatifnya hingga etika yang harus diperhatikan. Jadi, kamu ingin kerja pakai orang dalam atau atas usaha sendiri itu adalah hak dan pilihan kamu. Selama kamu bisa menunjukan dedikasi untuk pekerjaan yang kamu miliki, maka semua orang di perusahaan akan memberikan penilaian positif untukmu. Intinya, jika kamu sudah mendapatkan pekerjaan, jangan lupa untuk memberikan yang terbaik.

 

Semoga Bermanfaat!

281 views0 comments

Comments


bottom of page