top of page
Writer's pictureYusrin Ahmad Tosepu

ISBN (Internasional Standar Book Number)



Pengertian ISBN Dalam menulis buku, konten yang bagus saja tidak cukup. Diperlukan beberapa perangkat lain supaya buku kita legal dan mencakup standar seluruh dunia. Salah satu yang perlu diperhatikan yakni adanya ISBN. Pencantuman ISBN di dalam buku terbilang penting. Meski sekilas banyak yang mengira logo ISBN seperti barcode yang disematkan oleh toko buku. Bukan, ISBN memiliki fungsi yang berbeda.

ISBN kepanjangan dari International Standard Book Number. ISBN lebih akrab disebut juga dengan angka standar buku internasional. Nomor ini diberikan untuk buku yang akan diterbitkan oleh penerbit. Secara sederhananya, ISBN sebagai identitas buku, karena dalam satu nomor ISBN hanya diperuntukan untuk satu judul buku saja. ISBN sejatinya adalah singkatan dari International Standard Book Number. Angka yang ada pada bagian belakang buku dan kadang menjadi barcode ini adalah sistem identifikasi unik pada setiap buku-buku yang diterbitkan dan mencakup seluruh dunia.

Jadi, ISBN adalah kode pengidentifikasian buku yang bersifat unik. Informasi tentang judul, penerbit, dan kelompok penerbit tercakup dalam ISBN. ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit, sebagai pemberi identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit. Oleh karena itu satu nomor ISBN untuk satu buku akan berbeda dengan nomor ISBN untuk buku yang lain.

ISBN diberikan oleh Badan Internasional ISBN yan berkedudukan di London. Di Indonesia, Perpustakaan Nasional RI merupakan Badan Nasional ISBN yang berhak memberikan ISBN kepada penerbit yang berada di wilayah Indonesia. Perpustakaan Naasional RI mempunyai fungsi memberikan informasi, bimbingan dan penerapan pencantuman ISBN serta KDT (Katalog Dalam Terbitan). KDT merupakan deskripsi bibliografis yang dihasilkan dari pengolahan data yang diberikan penerbit untuk dicantumkan di halaman balik judul sebagai kelengkapan penerbit.

Sejarah ISBN Awal mulanya sejarah sistem ISBN muncul di Britania Raya pada tahun 1966 oleh seorang pedagang buku dan alat tulis yang bernama W H Smith. Sebelumnya ISBN disebut Standard Book Numbering atau SBN dan digunakan hingga tahun 1974. Dari dulu ternyata ISBN dipergunakan untuk memudahkan untuk mendata dan mengindeks koleksi buku cetak. Smith memperkenalkan istilah ISBN ini untuk memudahkan dalam pencarian buku. Jadi, Smith dahulunya pengoleksi buku asal Inggris. Dimana buku tersebut sudah diarsip dan dicatat ke system komputer. Dari system komputer inilah, dari modal angka atau kode tersebut, buku akan lebih cepat ditemukan hanya sekali tekan lewat komputer. Maka komputer akan menunjukan rak bagian mana buku tersebut di simpan.

Kelihatannya sepele, tetapi ISBN ini sangat bermanfaat bagi pustakawan hingga saat ini loh. Satu hal penting lagi, dulu belum ISBN namannya. Di tahun 1966 memperkenalkan dengan istilah Standard Book Numbering (SBN), baru seiring berjalannya waktu, hingga saat ini kita mengenalnya dengan istilah ISBN. Meskipun hanya sederet symbol angka, ternyata penggunaan ISBN juga tidak boleh sembarangan digunakan loh. Karena ada kode etik dan aturannya. Setiap Negara pun memiliki caranya berbeda. Ada ISBN yang menerapkan secara internasional (di Inggris) dan Nasional (Jakarta).

Hingga akhirnya standar internasional untuk buku-buku terbitan mengadopsi sistem ini. Ada juga sistem identikasi serupa yang disebut ISSN atau International Standard Serial Number. Sementara ISBN digunakan untuk buku, ISSN ini digunakan untuk publikasi dalam periode tertentu seperti majalah. Lantas, apasih fungsi ISBN sebenarnya khususnya bagi penerbit? Berikut ini ulasannya.

Fungsi ISBN Pengertian ISBN dan sejarahnya kita sudah tahu, berikut ini adalah Fungsi ISBN secara umum bagi penulis buku.

#1. Memberikan Identitas Terhadap Satu Judul Buku Jangan tanya ada berapa buku yang sudah diterbit di Indonesia ini, tentunya banyak sekali. Beraneka ragam genre, tema, dan pembahasan. Supaya kita dapat mengidentifikasi dengan baik maka diperlukan sistem identifikasi. Nah, ISBN ini salah satunya. Karena fungsinya sebagai identifikasi setiap buku terbit, penggunaan ISBN ini tidak boleh sembarang. Penggunaan ISBN diatur oleh kantor pusat ISBN di Berlin, Jerman. Mengajukan ISBN juga tidak mudah lho. ISBN dapat dibuat melalui permohonan dari lembaga-lembaga yang ditunjuk untuk mengurus ISBN di setiap negara.

Oleh karena itu, dalam proses penerbitan, setiap penerbit yang hendak memohon nomor ISBN untuk setiap buku mereka, diharuskan membuat permohonan ISBN melalui Perpustakaan Nasional sebagai lembaga yang ditunjuk. Berbeda dengan penulis, penting atau tidaknya ISBN tergantung pada masing-masing penulis. Ada beberapa penulis yang menerbitkan buku tanpa harus memikirkan ISBN. Ada pula penulis yang ingin menerbitkan dengan identitas bukunya, sehingga ia membutuhkan ISBN.

#2. Menambah Jumlah Penulis yang Menerbitkan Buku Bagi penulis yang ingin menerbitkan buku dengan ISBN mereka harus bekerjasama dengan penerbit buku. Sebab ISBN tidak dapat dibuat oleh perseorangan, sehingga seorang penulis harus menerbitkan naskahnya melalui penerbit yang ditunjuk. Penerbit akan bertugas mengurus permasalahan ISBN kepada Perpustakaan Nasional. Ada beberapa prosedur yang harus ditempuh untuk menerbitkan ISBN dan hal ini tentu saja gratis. Proses tersebut bisa menjadi peluang bagi penerbit untuk mengajak lebih banyak penulis untuk membuat buku.

Lima besar jenis buku (genre) yang dapat diajukan ISBN adalah fiksi, penelitian, modul (buku ajar), buku-buku terbitan pemerintahan (grey literature) dan terjemahan. Tentu menarik bukan bagi penulis yang ingin menerbitkan buku?

#3. Membantu Memperlancar Arus Distribusi Buku Kode numerik pada ISBN juga sebagai alat untuk memperlancar arus distribusi buku. Langkah ini dapat mencegah terjadinya kekeliruan dalam pemesanan buku. Penerbit akan lebih mudah dalam memproses pendistribusian buku sehingga tidak akan ada salah buku. Dalam pendistribusiannya, ISBN Terdiri dari 10 digit yang terbagi atas 4 bagian yakni:

  1. Pengenal kelompok (group identifier)

  2. Pengenal penerbit (publisher prefix)

  3. Pengenal judul (Title identifier)

  4. Angka pemeriksaan (check digit)

  5. LAN Barcode untuk produk terbitan

  6. Angka pemeriksaan setelah penggabungan dengan LAN Barcode

#4. Sarana Promosi Pencantuman ISBN juga menjadi sarana promosi bagi penerbit. Hal ini karena informasi pencantuman ISBN disebarluaskan baik oleh Badan Nasional ISBN di Jakarta maupun Badan Internasional ISBN yang berkedudukan di Berlin – Jerman. Di Indonesia yang berhak memberikan ISBN kepada penerbit yang berada di wilayah Indonesia adalah Perpustakaan Nasional RI sebagai Badan Nasional ISBN.

Selain itu, Perpustakaan Nasional RI mempunyai fungsi memberikan informasi, bimbingan dan penerapan pencantuman ISBN serta KDT (Katalog Dalam Terbitan). KDT merupakan deskripsi bibliografis yang dihasilkan dari pengolahan data yang diberikan penerbit untuk dicantumkan di halaman balik judul sebagai kelengkapan penerbit. Dengan pencantuman ISBN, secara tidak langsung buku yang Anda tulis disebarluaskan melalui perpusatakana RI. Ini menjadi peluang yang bagus, mengingat perpustakaan merupakan salah satu tempat yang dituju bagi siswa dan mahasiswa. Dengan begitu, buku Anda akan lebih banyak dilihat orang dan berpeluang untuk dicari oleh lebih banyak orang.

Cakupan Penggunaan ISBN Cakupan penggunaan ISBN tidak hanya dirasakan memudahkan pihak penerbit buku saja. Tetapi juga pihak lain seperti perpustakaan, distributor buku hingga toko buku. Adapun kemudahan deretan nomor ini untuk penerbit buku, misalnya membantu dalam mengidentifikasi proyek terbitan, memudahkan dalam system control stok sekaligus memonitor data penualan. Selain dapat digunakan untuk melihat cara mengetahui tahun terbit buku dari ISBN jug adapt digunakan untuk membuat statistic, mengidentifiikasi terbitan dalam katalog penerbit dan iklan dan untuk menangani pengembalian atau return buku.

Cakupan penggunaan ISBN bagi toko buku, membantu dalam pencarian bibliografi, melihat Electronic point-of-sale system (EPOS) dan mencari alamat penerbit atau distributor buku tersebut. Sedangkan di dunia perpustakaan, banyak membantu dalam memberikan informasi peminjaman, memudahkan dalam membuat statitistik peminjaman buku, mengkopi katalog hingga peminjaman antar perpustakaan.

Contoh dan Struktur ISBN Selain mengetahui pengertian ISBN, kita juga perlu tahu contoh dan struktur ISBN. Dilihat dari strukturnya, Nomor ISBN memiliki 10 digit kode angka atau 13 digit angkat. sebagai Contoh ISBN buku yang telah diterbitkan penulis :


Misal ISBN : 978-1-940313-09-2


1. Prefix Identifier Dalam ISBN ada juga kode Negara asal atau kode bahasa buku tersebut diterbitkan. Misalnya di Indonesia, menggunakan bahasa Indonesia yang ditandai dengan kode 978 (dapat dilihat di contoh ISBN di atas, ada dibagian baris pertama).

Bagian inilah yang disebut dengan prfix element. Di tahun 2007 yang lalu, format penulisan ISBN diganti menggunakan 13 digit atau kode yang mengacu pada EAN Internasional. Selain menggunakan kode 978 bisa juga menggunaan kode 979. Barangkali kamu masih menemukan ISBN yang jumlah kode angkanya hanya 10 digit saja, itu hanya tidak menyertakan prefix identifier saja.

2. Kode Negara Asal atau Kode Bahasa Dari struktur kode ISBN, kita juga bisa mengetahui kode Negara asal buku tersebut di cetak. Lewat kode ini kita juga tahu penerbit mana yang menerbitkan buku tersebut ke luar negeri atau di dalam negeri. kode buku biasannya ditunjukan di angka setelah kode frefix identifier.

Jika buku tersebut masih diterbitkan oleh buku terbitan Indonesia, kode Negara atau kode bahasa menggunakan angka 602. Jadi, buat kamu yang ditoko buku dan menemukan kode selain 602, bisa jadi buku tersebut diterbitkan dari Negara luar Indonesia.

3. Kode Penerbit Di tahap ini, tentu saja kamu sudah mendapatkan gambaran dimana kode penerbit itu berasal? Yap, betul sekali, dibelakang kode Negara asal. Nah, kode penerbit inilah juga berbeda-beda. Istilah kode penerbit inilah yang disebut dengan publisher prefix dalam kode ISBN.

4. Kode Identitas Terbitan Nah, adapun cara mengetahui tahun terbit buku dari ISBN dengan cara mengetahui kode identitas judul buku yang diletakan setelah kode penerbit. Nah, di sinilah identitas buku dicatat dalam sebuah kode angka. Termasuk dapat melihat tahun terbit buku tersebut di tahun kapan. Cukup memindai barkot akan muncul data atau identitas buku-bukunya.

5. Angka Validasi ISBN Bagian terakhir dan paling belakang biasanya ada satu angka, angka tersebut yang disebut angka validasi ISBN, atau disebut juga dengan angka pemeriksa atau check digit. Digit terakhir kelihatan hanya sepele. Ternyata fungsinya untuk memfaliditasi apakah benar atau salah. Angka terakhir sebagai algoritma modul chek, jika diurai lagi ada banyak sekali perhitungan yang panjang.

Struktur penulisan ISBN di Indonesia banyak ditemui tiap bagiannya beri tanda “–“ ada pula yang tidak diberi tanda tersebut. tanda “-“ tersebut sebenarnya sebatas tanda untuk memudahkan dalam mengindek atau menuliskan saja. Dengan kata lain, tanda strp sebatas opsional saja dan tidak mempengaruhi apapun.

Adapun fakta menarik yang belum banyak orang tahu juga. Jadi, penerbit yang sudah menerbitkan buku dalam jumlah banyak, maka digit kode yang diperoleh pun semakin sedikit. Jadi, jumlah angka pada registrans element tidak mutlak berjumlah 4 angka.

Pentingnya ISBN Jika diibaratkan, ISBN adalah sidik jari sebuah buku. Apabila buku kita memang direncanakan untuk disebar luaskan, sebaiknya memang mencantumkan ISBN, namun jika Anda memilih terbit indie, itu berbeda lagi. Tidak semua jenis terbitan mendapatkan ISBN. Berikut ini merupakan terbitan yang dapat diberikan ISBN:

  1. Buku tercetak (monografi) dan pamphlet

  2. Terbitan Braille

  3. Buku peta

  4. Film, video, dan transparansi yang bersifat edukatif

  5. Audiobooks pada kaset, CD, atau DVD

  6. Terbitan elektronik (misalnya machine-readable tapes, disket, CD-ROM dan publikasi di Internet)

  7. Salinan digital dari cetakan monograf

  8. Terbitan microform

  9. Software edukatif

  10. Mixed-media publications yang mengandung teks

Terbitan yang tidak dapat diberikan ISBN

  1. Terbitan yang terbit secara tetap (majalah, bulletin, dsb.)

  2. Iklan

  3. Printed music

  4. Dokumen pribadi (seperti biodata atau profil personal elektronik)

  5. Kartu ucapan

  6. Rekaman musik

  7. Software selain untuk edukasi termasuk game

  8. Buletin elektronik

  9. Surat elektronik

  10. Permainan

Pencantuman ISBN Pada Buku Dilansir dari laman Perpusnas Indonesia, pencantuman ISBN juga ada aturannya. Sebagai informasi, ISBN ditulis dengan huruf cetak yang jelas dan mudah dibaca. Singkatan ISBN ditulis dengan huruf besar mendahului penulisan angka pengenal kelompok, pengenal penerbit, pengenal judul dan angka pemeriksa. Penulisan antara setiap bagian pengenal dibatasi oleh tanda penghubung, seperti contoh berikut:

ISBN 9781539412335



Untuk terbitan cetak, ISBN dicantumkan pada:

  1. Bagian bawah pada sampul belakang (back cover)

  2. Verso (dibalik halaman judul) (halaman copyright)

  3. Punggung buku (spine) untuk buku tebal, bila keadaan memungkinkan


Cara menerbitkan buku: bagaimana penerbit buku memperoleh nomor ISBN? Untuk mengurus ISBN, penerbit buku bisa datang langsung ke Perpustakaan Nasional atau mengirimkan surat pemohonan yang berisi judul dan sinopsis buku yang akan terbit. Penerbit yang dapat mengurus ISBN adalah penerbit yang telah memiliki badan hukum CV atau PT penerbitan. Kemudian penerbit juga harus menjadi anggota terlebih dahulu. Mengurus ISBN tidaklah sulit, hanya perlu beberapa jam jika pihak penerbit datang langsung ke Perpustakaan Nasional.

Penerbit buku yang belum menjadi anggota harus mendaftarkan diri. Penerbit dapat mendaftar dengan cara mengisi formulir pendaftaran disertai surat pernyataan dan stempel penerbit. Penerbit juga wajib menunjukkan bukti legalitas penerbit atau lembaga yang bertanggung jawab, semisal akta notaris. Perlu diperhatikan bahwa penerbit yang memiliki legalitas badan usaha saja yang dapat mengurus ISBN. Penerbit swakelola atau self-publisher yang tidak berbadan usaha tidak diperkenankan mengurus ISBN.

Kemudian penerbit buku juga harus membuat surat permohonan yang berstempel. Sebagai pelengkap surat permohonan, penerbit dapat menyertakan fotokopi halaman judul, halaman copyright (di balik halaman judul), daftar isi, dan kata pengantar. Hal ini untuk memudahkan menuliskan informasi spesifikasi bukudalam katalog. Penerbit yang telah menjadi anggota sejak lama dapat mengirimkan 2 eksemplar dan surat permohonan saja untuk mendapatkan ISBN.


Untuk memudahkan pemberian ISBN, penerbit buku yang telah lama menjadi anggota dapat menyertakan informasi jumlah terbitan tiap tahunnya. Nantinya, perpustakaan akan mempertimbangkan penerbit untuk mendapat ISBN berdasarkan nomor urutan produksi buku. Dengan menyimak uraian di atas, kita dapat mengetahui lebih jauh mengenai tata cara pengurusan ISBN. Selain itu, kita juga lebih paham dengan makna angka-angka ISBN. Penerbit dengan buku-buku yang memiliki ISBN lebih meyakinkan, terlebih jika kita ingin menjadikannya sebagai mitra.


Ketika akan menerbitkan buku, kita dapat memilih penerbit yang terbitannya telah memiliki ISBN. Hal ini juga akan memudahkan buku yang kita terbitkan memperoleh ISBN nantinya. Buku yang kita terbitkan melalui penerbit tersebut juga akan lebih mudah untuk didistribusikan dan diakses secara luas.

Demikian Artikel “Cara menerbitkan buku dengan Mengenal Lebih Jauh ISBN yang Diperoleh Penerbit Buku” di atas, kita dapat mengetahui lebih jauh mengenai tata cara pengurusan ISBN. Selain itu, kita juga lebih paham dengan makna angka-angka ISBN. Semoga Artikel ini bermanfaat.

Referensi

  • https://isbn.perpusnas.go.id/Home/InfoIsbn#info4

  • http://isbn.perpusnas.go.id/Home/InfoBarcode

  • http://www.aup.unair.ac.id/apa-itu-isbn/

  • https://id.wikipedia.org/wiki/ISBN

  • http://printondemand.co.id/mengurus-isbn/


603 views0 comments

Comments


bottom of page