Islam mengatur batasan-batasan, meletakkan prinsip-prinsip dan menetapkan nilai-nilai yg hrs dijaga oleh seorang muslim, agar aktifitas bekerjanya benar-benar dipandang oleh Allah sbg kegiatan ibadah yg memberi keuntungan berlipat di dunia dan di akhirat.
Berikut ini adalah batasan-batasan tersebut:
1. HARUS HALAL & BAIK
“
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yg Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. Al Baqarah [2]: 172)
Setiap muslim diperintahkan untuk makan yg halal-halal saja serta hanya memberi dari hasil usahanya yg halal, agar pekerjaan itu mendatangkan kemaslahatan & bukan justru menimbulkan kerusakan. Itu semua tdk dpt diwujudkan, Kecuali jika pekerjaan yg dilakukannya termasuk kategori pekerjaan yg dihalalkan oleh Islam.
Maka tdk boleh bagi seorang muslim bekerja dlm bidang-bidang yg dianggap oleh Islam sbg kemaksiatan & akan menimbulkan kerusakan.
Diantara bentuk pekerjaan yg diharamkan oleh Islam adalah membuat patung, memproduksi khamr & jenis barang yg memamukkan lainnya, berjudi atau bekerja dlm pekerjaan yg mengandung unsur judi, riba, suap-menyuap, sihir, ternak babi, mencuri, merampok, menipu & memanipulasi & begitu pula seluruh pekerjaan yg termasuk membantu perbuatan haram seperti menjual anggur kpd produsen arak, menjual senjata kpd orang-orang yg memerangi kaum muslimin, bekerja di tempat-tempat maksiat yang melalaikan & merusak moral manusia dsb.
2. BEKERJA DENGAN PROFESIONAL & BERTANGGUNG JAWAB
Islam tdk memerintahkan umatnya untuk sekedar bekerja, akan tetapi mendorong umatnya agar senantiasa bekerja dgn baik dan bertanggungjawab. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai seorang diantara kalian yg jika bekerja, maka ia bekerja dengan baik.” (HR Baihaqi, dinilai shahih oleh Al Albani dalam “Silsilah As Shahihah”)
Beliau juga bersabda, “Sesungguhnya Allah mewajibkan perbuatan ihsan atas segala sesuatu.” (HR Muslim). Yang dimaksud dengan profesional dalam bekerja adalah merasa memiliki tanggungjawab atas pekerjaan tersebut, memperhatikan dgn baik urusannya & berhati-hati untuk tdk melakukan kesalahan.
3. IKHLAS
Yaitu meniatkan aktifitas bekerjanya tersebut untuk mencari ridho Allah dan beribadah kepada-Nya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya amal-amal perbuatan itu tergantung niat. Dan setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya.” (HR. Bukhari Muslim).
Niat sangat penting dlm bekerja. Jika kita ingin pekerjaan kita dinilai ibadah, maka niat ibadah itu harus hadir dlm sanubari kita. Segala lelah & Setiap tetesan keringat krn bekerja akan dipandang oleh Allah sbg ketundukan dan amal shaleh disebabkan karena niat. Untuk itulah, jgn sampai kita melupakan niat tsb saat kita bekerja, sehingga kita kehilangan pahala ibadah yg sangat besar dari pekerjaan yg kita jalani itu.
4. TIDAK MELALAIKAN KEWAJIBAN KEPADA ALLAH
Bekerja jg akan bernilai ibadah jika pekerjaan apa pun yg kita jalani tdk sampai melalaikan & melupakan kita dari kewajiban-kewajiban kepada Allah. Sibuk bekerja tdk boleh sampai membuat kita meninggalkan kewajiban. Shalat misalnya. Ia adalah kewajiban yg harus dilaksanakan oleh setiap muslim.
Maka, jgn sampai kesibukan bekerja mencari karunia Allah mengakibatkan ia meninggalkan shalat walau pun hanya satu kali. Begitu pula dgn kewajiban yg lainnya, seperti zakat, puasa, haji, bersilaturahmi dan ibadah-ibadah wajib lainnya.
Semoga bermanfaat.
Comments