top of page

Kenapa Banyak Sarjana Masih Menganggur? Simak Penjelasannya

  • Writer: Yusrin Ahmad Tosepu
    Yusrin Ahmad Tosepu
  • Jul 4, 2021
  • 4 min read

Jumlah tingkat pengangguran di Indonesia masih terus bertambah. Pasalnya, jumlah pengangguran di Indonesia justru didominasi oleh orang yang berpendidikan tinggi. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah. Menurutnya, terdapat 56 persen orang yang bekerja merupakan orang yang berpendidikan SMP ke bawah. Sementara, mereka yang nganggur, ini kebalikannya justru pendidikan yang lebih tinggi, SMK, perguruan tinggi, dan diploma. Yang bekerja pendidikannya rendah, yang nganggur justru pendidikannya tinggi. Ini ironi," ucapnya

Seperti dilansir https://www.tribunnews.com/nasional/2020/08/15/jumlah-pengangguran-di-indonesia-didominasi-dari-lulusan-berpendidikan-tinggi-menaker-ini-ironi, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziah mengungkapkan, lulusan pendidikan tinggi justru paling mendominasi pengangguran di Indonesia. "Jadi yang bekerja, tingkat pendidikan rendah, sementara yang menganggur itu tingkat pendidikan lebih baik," ungkapnya.

Ida mengklaim angka pengangguran Indonesia saat ini berkisar 6,9 persen. Angka pengangguran tersebut tidak semata-mata akibat pandemi Covid-19. Persoalan tersebut dipengaruhi oleh tidak adanya link and match di dunia pendidikan dan ketenagakerjaan. Saat ini masalah yang perlu diseriusi di Indonesia, yakni Sumber Daya Manusia (SDM). Indonesia harus menyiapkannya sebaik mungkin. Apalagi, Indonesia akan memperoleh bonus demografi pada 10 tahun mendatang.


Indonesia mempunyai pekerjaan yang banyak, terutama masalah angka pengangguran yang tinggi. Terlebih, angka pengangguran semakin bertambah sampai 3,5 juta orang selama pandemi Covid-19. "Angkatan kerja baru kita itu dua sampai tiga juta. Jadi kira-kira yang harus diselesaikan itu, 12 sampai 13 juta. Masalah pengangguran harus dihadapi dengan meningkatkan kompetensi masyarakatnya. Sementara pemerintah merapikan sistem birokrasi agar investasi bisa berkembang. Kemudian dapat membantu membuka lapangan kerja yang dinginkan masyarakat ke depannya." jelasnya.


Nah, pertanyaan mendasar adalah kenapa sampai saat ini banyak sarjana masih sulit mendapatkan Pekerjaan ? apakah kurangnya lapangan kerja atau kurangya keterampilan yang dibutuhkan dunia kerja ?


Saya mau membahas perihal persoalan yang klasik ini, menurut pandangan saya sendiri yang saya kumpulan dari berbagai sumber; hasil riset dan juga dari beberapa nara sumber yang berkompeten tentang seluk beluk dunia kerja saat ini.


Ok. Tentunya Ekspetasi Orang Tua adalah jika anaknya lulus Kuliah otomatis pasti dapat pekerjaan dan apalagi kalo anaknya pintar dan mendapatkan nilai yang memuaskan, pasti yang namanya orang tua bangga dan kalo anaknya lulus kuliah dan mendapatkan nilai terbaik. namun alangkah kecewanya hati orang tua melihat anaknya masih saja di rumah alias masih belum mendapatkan pekerjaan.


Mungkin dibenak calon sarjana sekarang ini bahwa setelah lulus kuliah lebih menyeramkan di bandingkan membuat Skripsi. bahkan banyak diantaranya calon sarjana yg tidak mengejar nilai terlalu bagus yang penting lulus di terima kerja. Mendapatkan pekerjaan dan menjadi pegawai tetap adalah harapan terbaik para sarjana dimana saat itu sulitnya mencari pekerjaan. Padahal, kenyataannya lowongan kerja ataupun peluang kerja itu ada banyak setiap harinya tapi kenapa juga masih banyak penganguran, lantas apa yang salah ?


Oke, ada beberapa slasan kenapa Sarjana yang baru lulus sulit mendapatkan pekerjaan.


Pertama. Minimnya penguasaan kompetensi Keilmuan . Lulusan sarjana banyak yang memiliki IPK tinggi. Namun menurut beberapa sumber di perusahaan, saat mereka di minta menjelaskan satu saja materi yang menarik selama masa perkuliahan yang notabene nya mereka dapat nilia tinggi mereka tidak mampu menjelaskan, bahkan Skripsi/Penulisan yang mereka buatpun mereka tidak mampu menjelaskan dengan baik. dan menurut berberepa sumber hampir semua Fresh Graduate seperti ini. Kedua. Attitude, sangat-sangat rendah, hampir dibilang Buruk. Mungkin yah wajar sih karena di perkuliahan kan tidak banyak belajar perihal Attitude yang baik seperti apa. jadi menurut beberapa sumber di perusahaan mereka tidak menunjukan Attitude yg baik, justru terlihat menggurui, dan merasa paling pintar. Ketiga. Minta Gaji Tinggi. Padahal gaji itu mengikuti skill nanti, karena semakin skill terasah maka Gaji akan menyesuaikan. Keempat. Tidak mempelajari sama sekali Perusahaan tempat lamar pekerjaan. Yah minimal kalo dapat Interview di salah satu perusahaan misalkan, pastinya sempatkan pelajari atau browsing soal perusahaan tersebut, bergerak di bidang apa, tahun berapa berdiri sama produk apa yang menjadi unggulan, minimal tahu sedikit Profile Perusahaan yang di lamar. Jangan sampai tidak tau sama sekali. Kelima. Tidak paham dengan JobDesc yang dilamar. Misalkan melamar jadi staf adminsitrasi minimal paham staf adminsitrasi itu apa ? yah minimal kita manfaatkan google,untuk cari tau posisi yang kita lamar itu apa dan tugas utama nya apa. jadi jangan cuman lamar doang. Keenam. Penyusunan CV yang ala kadarnya. kalo CV berantakan dan amburadul bagaimana perusahaan akan tertarik dengan calon pelamar, padahal CV itu jembatan menuju tahap awal perkenalan antara calon pelamar kerja dan perusahaan, CV itu berisi Profile calon, dan bagaimana caranya perusahaan tertarik dengan calon pelamar, maka CV harus Powerfull, minimal template CV jangan ala kadarnya. Ketujuh. Tidak memiliki pengalaman Organisasi/magang. Pengalaman dalam berorganisasi sangat penting dalam melamar pekerjaan karena skill teamwork ,hardskill dan softskill akan diasah ketika berorganisasi,dan magang ialah kesempatan terbaik dapat pengalaman sebelum lulus kita mendapat bekal ilmu dalam dunia kerja. Selain itu, hobi atau kegiatan bermanfaat lainnya adalah bagian yg ikut menunjang untuk ditunjukkan ke pemberi kerja..

Jadi, dunia kerja sekarang ini bukan hanya butuh Ijazah saja tapi Skill. Lalu, gimana punya Skill dan pengalaman kalo belum kerja ? nah, itulah pentingnya belajar minimal memiliki keterampilan dasar yang dibutuhkan dunia kerja. Jadi untuk para pencari kerja yang baru lulus kuliah, jangan memilah milah kerja dulu atau mengharapkan gaji besar tapi cari lah ilmu dan bekali diri dengan skill dahulu, karena peluang kerja dan gaji akan menyesuaikan kemampuan, keterampilan serta pengalaman anda bukan dari IPK semata.


Mungkin itu beberapa alasan yang patut dipahami dan diketahui para sarjana yang sampai sekarang ini masih sulit mencari pekerjaan. Jika tulisan ini anda rasa bermanfaat, mohon disebarluaskan.


Rujukan

https://www.studilmu.com/blogs/details/8-tips-untuk-sarjana-baru-lulus

 
 
 

Comments


Follow

  • Facebook

Contact

082187078342

Address

Makassar, Sulawesi Selatan Indonesia

©2016 by Yusrin Ahmad Tosepu

bottom of page