top of page
Writer's pictureYusrin Ahmad Tosepu

Komunikasi Cerdas Sebagai Kecakapan Hidup Hakiki

Updated: Feb 24, 2021

Sub Pokok Bahasan Buku Komunikasi Cerdas


HAKIKAT KOMUNIKASI CERDAS


Seiring perkembangan zaman, dunia komunikasi telah memasuki era baru. Kemajuan di bidang teknologi menyatu dengan communication and information society, maka perlunya setiap individu mengembangkan kecerdasan berkomunikasi sebagai kecakapan hidup hakiki sebagai bekal dalam menyikapi tantangan perubahan kehidupan disegala bidang khususnya usaha membangun dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi sebagai life skill yang diperlukan dalam dunia kerja dan industri juga dalam kehidupan sosial bermasyarakat.


Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, tapi kemampuan berkomunikasi untuk pengaruh perubahan sikap, tingkah laku, dan memecahkan masalah melalui cara-cara yang konstruktif dalam Interaksi Komunikasi menjadi topik penting khususnya di era media baru karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti internet, radio. televisi, telepon, satelit dan jaringan komputer seiring dengan industrialisasi bidang usaha yang besar dan ekonomi serta politik yang mendunia.


Komunikasi cerdas memang belum begitu populer. Selama ini dikenal istilah "komunikasi efektif". Komunikasi cerdas atau cerdas berkomunikasi yang bisa disebut juga dengan CIQ (Communication Intelligence Quotient) merupakan salah satu pengetahuan dan keterampilan (keahlian) yang dibutuhkan di segala sektor dan bidang kehidupan saat ini. Interaksi hubungan sosial modern dan dunia kerja (industri-Perusahaan) membutuhkan sumber daya manusia yang cerdas dalam berkomunikasi. Dengan kemampuan berkomunikasi, orang akan mudah menjalin hubungan interkasi dengan baik, mengemukakan pemikiran, membangkitkan motivasi dan menginspriasi. Selain itu, kemampuan berkomunikasi dengan baik bisa membuka peluang kesuksesan kerja, bisnis atau karir. Oleh karena itu, memiliki keahlian komunikasi dan keahlian lain yang berhubungan sangatlah penting untuk meningkatkan citra, reputasi, karir, dan kinerja baik secara profesional maupun personal untuk mencapai kesuksesan.


Cerdas menurut, Kamus Besar Bahasa Indonesia 2001, adalah tajam fikiran. Orang cerdas tidak terpaku pada teori namun lebih terhadap pemahaman konsep. Bagi orang cerdas, senjata utamanya adalah logika, dan pengetahuan yang ia dapat dari teori hanyalah sebagai pendukung. Orang cerdas, tidak hanya menguasai satu keterampilan yang itu-itu saja, biasanya orang cerdas mampu menguasai beberapa bidang tertentu. Sifat Cerdas atau tajam berpikir adalah sifat yang memperteguh existensi manusia untuk mengeksplorasi potensi diri dan alam pikirnya. Penyataan Rene Descartes “Ketika aku berpikir, maka aku ada” (cogito ergo sum) yang artinya berpikir menggambarkan existensi manusia. Berpikir juga berarti menggerakkan kognisi. Dengan tajam berpikir inilah manusia membudayakan alam pikirnya.


Humanisme sebagai suatu aliran yang mengajak manusia untuk kembali mendiseminasikan kebudayaan menjadi bukti akan tingginya manusia membudayakan tindakan dan potensi dirinya. Hal ini dimaksudkan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang diberi akal budi untuk berbudaya dalam segala aspek kehidupan. Berbudaya juga berarti cara khas manusia berada bersama alamnya, dan bagaimana proses menyesuaikan diri dengan lingkungan alamnya untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Berbudaya juga berarti cara hidup untuk kebaikkan bersama. Kita diharapkan untuk dapat menjalin hubungan interaksi kehidupan demi kebaikan bersama. Oleh karena itu, membudayakan komunikasi cerdas menjadi kunci peningkatan budaya manusia sebagai ungkapan diri yang sangat autentik.


Bergumul dengan komunikasi tidaklah cukup hanya memandangnya secara ‘ekstraktif dan dekoratif’. Sangat tidak cukup atau belum cukup, jika komunikasi diarahkan hanya untuk ‘beretorika’, dimaksudkan hanya untuk membujuk atau mempengaruhi, menginformasikan, menghibur, menginspirasi, memotivasi dan lain sebagainya. Meskipun hal tersebut adalah bagian dari tugas komunikasi. Komunikasi dalam rohnya tidak dimaksudkan hanya sebatas hal tersebut. Dalam konteks ini, komunikasi sebetulnya bergumul dengan diri kita sendiri untuk terus merubah dunia menjadi lebih baik dan menyejahterakan hidup, karena tujuan dari interkasi hubungan manusia adalah kesejahteraan dan kebahagiaan. Makna komunikasi dalam kehidupan manusia terletak pada bagaimana membangun hubungan kemanusiaan dengan bijaksana. Logika komunikasi akan senantiasa bergumul dengan hati, dan pikiran (akal budi) sehingga komunikasi diinternalisasi dalam rangka menyampaikan pesan bermakna; inspirasi bagi diri dan orang lain.


Manusia mampu mengekspresikan diri sebagai makluk yang sangat mulia jika mampu melihat manusia secara utuh dan menyeluruh. Memanusiawikan manusia dalam Interaksi hubungan sosial adalah peradaban manusia modern yang telah maju dalam cara berpikir. Cara meletakkan komunikasi sebagai fundamen Interaksi hubungan sosial manusia merupakan kunci untuk mentransformasikan kognisi manusia sebagai esensi kehidupan itu sendiri. Komunikasi adalah proses transformasi pikiran untuk disedimentasikan baik secara lisan maupun tulisan, secara verbal dan non-verbal. Berkomunikasi dan mengomunikasikan ide berarti proses merubah bentuk pikiran dari pengirim kepada penerima ide melalui proses encoding dan mengalami rekonstruksi baru pada tahap decoding untuk melahirkan suatu dialog khas manusiawi.


Komunikasi juga berarti proses humanisasi yakni mengangkat manusia lain dari taraf derajad yang rendah ke taraf derajad yang lebih tinggi. Ekspetasi dalam berkomunisasi adalah menciptakan harmoni kehidupan. Dalam konteks ini komunikasi cerdas sevagai kecakapan hidup hakiki adalah sarana untuk menaikkan derajad hidup manusia dari level yang rendah ke taraf yang lebih tinggi. Dalam bahasa filsafat, memanusiakan manusia untuk menjadi manusia yang utuh. Utuh dalam wujud dan jiwanya. Semua bentuk komunikasi manusia haruslah bertujuan meningkatkan taraf hidupnya. Dengan kata lain, semua bentuk dan aktivitas komunikasi harus diarahkan untuk memanusiakan manusia dalam proses humanisasi. Sebaliknya, membudayakan komunikasi yang tak berbudi, merupakan bentuk pengingkaran untuk menegasi kemunusiaan. Aktivitas pengingkaran ini adalah proses merendahkan martabat manusia dan kemanusiaan yang disebut dehumanisasi. Dehumanisasi adalah pengikisan existensi manusia sebagai makluk ciptaan Tuhan yang paling mulia.


Komunikasi cerdas merupakan ungkapan diri manusia untuk memajukan narasi. Narasi yang hebat adalah wujud komunikasi yang hebat pula, dan proses inilah yang disebut proses humanisasi. Proses peningkatan derajad hidup manusia melalui komunikasi yang bermartabat khas manusia adalah proses humanisasi. Di sinilah komunikasi memegang peranan penting untuk membangun Interaksi hubungan sosial yang humanis serta harmonis. Maka komunikasi mutlak membutuhkan etika dan moralitas dan pendekatan kemanusiaan (human relation) dalam wujud komunikasi yang harmonis, karena kunci dari aktivitas komunikasi adalah terjalinya Interaksi hubungan yang humanis dan harmonis serta menginspirastif dan memotivasi. Kemampuan komunikasi tidak hanya dilihat secara sempit semata sebagai sarana untuk memberitahu, mempengaruhi, atau membuat orang lain berpikir seperti yang dipikirkan. Kemampuan berkomunikasi mengutamakan terjaga hubungan erat, pemahaman, dan kepercayaan antarsesama.


Komunikasi cerdas tidak hanya menekankan pada kemampuan dalam menyampaiakan pesan dan informasi semata, tetapi juga menekankan penyampain informasi yang benar. Dengan kata lain kebenaran informasi harus lebih dikedepankan daripada sekedar menyampaikan pesan, serta mampu menghargai, memahami lawan bicara, dan lebih banyak mendengarkan serta mampu menginspirasi dan memotivasi orang lain bahkan diri sendiri. Memiliki kemampun komunikasi yang baik juga sangat mendukung interaksi hubungan sosial, citra, reputasi, karir produktivitas kerja serta menentukan kesuksesan seseorang di organisasi, di lingkungan pergaulan maupun di lingkungan masyarakat. Olehnya itu, kemampuan dalam berkomunikasi perlu dikembangkan dalam aktiftas kegiatan komunikasi. Hal ini juga didasarkan pada kecakapan berkomunikasi sebagai keterampilan yang dibutuhkan disegala bidang kehidupan dan khususnya di dunia kerja dewasa ini. Dengan kemampuan berkomunikasi dengan baik yang dimiliki seseorang merupakan modal utama dalam menghadapi tantangan dunia kerja selain keterampilan pendukung lainnya.


Singkatnya, komunikasi cerdas adalah kemampuan berkomunikasi yang terkait pengetahuan dan keterampilan dalam memproduksi, mengirim, dan menerima pesan, baik secara verbal ataupun non verbal, kemampuan lisan maupun tertulis, serta kemampuan menggunakan berbagai macam media, saluran dan sarana komunikasi (elektronik dan non elektronik) agar terhubung dengan lingkungan dan pihak lain untuk mencapai tujuan, berhasil mengenakan pengaruh, memecahkan masalah, dan pengambilan keputusan.


KONSEP KOMUNIKASI CERDAS


Komunikasi cerdas merupakan life skill dan soft skill yang dibutuhkan dalam segala aspek dan bidang kehidupan; di kehidupan sosial bermasyarakat maupun di dunia kerja dewasa ini. WHO (2004) telah memaparkan enam dimensi yang menjadi komponen life skills, yaitu pemecahan masalah, berpikir kritis, keterampilan komunikasi, kesadaran diri dan pengatasan stres.


a. Dimensi pertama yaitu sikap memuat penilaian individu terhadap tanggung jawab pribadi dalam memperoleh, memelihara dan mengembangkan kecakapan.

b. Dimensi kedua yaitu pengetahuan yang memuat pemahaman yang mendasari individu untuk membuat keputusan. Individu yang memiliki psychological life skills membutuhkan pengetahuan sebagai petunjuk tindakan mereka.

c. Dimensi ketiga yaitu kecakapan yang memuat aksi individu untuk melatih dan mengembangkan kecakapannya.


Ketiga dimensi tersebut kemudian dapat diformulasikan menjadi “ ingin melakukan, tahu apa yang harus dilakukan, dan dengan nyata melakukannya”. Pengertian ini menandaskan bahwa kecakapan tidak terbatas pada pemahaman saja akan tetapi merupakan kebiasaan, keterampilan dan karakter yang terinternalisasi. Sedangkan Mangrulkar, Whitman, dan Posner (2001) menjabarkan kecakapan hidup menjadi bagian-bagian yang terkait dengan pengembangan pribadi individu dan perilaku positif yang memungkinkan mereka untuk menghadapi tantangan-tantangan secara efektif dengan kehidupan sehari-hari. Bagian tersebut antara lain :


  1. Kecakapan sosial dan interpersonal (komunikasi, keterampilan penolakan, ketegasan, dan empati);

  2. Kecakapan kognitif (pengambilan keputusan, berpikir kritis dan evaluasi diri), dan

  3. Kecakapan mengatasi masalah emosional (manajemen stres dan meningkatkan lokus kontrol internal).


Menurut Fajar (2009: 78-80), dari semua pengetahuan dan keterampilan yang kita miliki, pengetahuan dan keterampilan yang menyangkut komunikasi termasuk di antara yang paling penting dan berguna. Berbagai data dan fakta yang telah diuraian memperlihatkan kepada kita bahwa komunikasi adalah salah satu kecakapan hidup (life skills) dan atribut soft skills yang memberikan kontribusi 82% terhadap kesuksesan seseorang. Komunikasi cerdas sebagai life skill dan soft skill yang sangat penting bagi siapapun, baik seorang pemimpin maupun rakyat biasa. Kecerdasan berkomunikasi berperan besar bagi keberhasilan seseorang dalam melakukan tugas pada kehidupan individu. Dengan kecerdasan berkomunikasi yang baik, maka peluang mencapai kesuksesan akan lebih besar.


Faktanya adalah bahwa dalam berbagai bidang kehidupan, kita sangat membutuhkan kemampuan komunikasi yang baik. Dalam dunia bisnis misalnya, kita tidak bisa bayangkan bagaimana seorang manajer akan bernegosiasi dengan rekan kerja atau costumernya jika ia tidak punya kemampuan komunikasi yang andal. Seorang guru atau dosen, mustahil bisa menjalankan tugasnya dengan baik jika tak dibekali kecakapan komunikasi yang memadai. Jika kita sedang melamar pekerjaan atau ingin mendapatkan promosi dalam karir sudah pasti perlu menunjukkan communication skill yang baik. Setiap individu perlu menguasai communication skill sebagai agar mampu meningkatkan kualitas hidup, mengembangkan dan memelihara komunikasi yang baik, akrab, hangat serta serta produktif.


Singkatnya, komunikasi cerdas adalah life skill dan soft skill yang sesungguhnya yang harus dimiliki manusia untuk menjalin interkasi hubungan yang baik antar individu, kelompok dalam lingkungan organisasi, lingkungan kerja dan lingkungan sosial masyarakat serta modal dalam meraih berbagai peluang dan memenangkan berbagai kompetisi dalam kehidupan. Komunikasi cerdas merupakan seperangkat kemampuan berkomunikasi yang terdiri dari beberapa komponen yang terikat satu sama lain yang dirangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari kata CERDAS itu sendiri yaitu:


1. Cakap Berkomunikasi

2. Efektif dalam Menyampaikan Pesan

3. Respek Pada diri sendiri dan Orang Lain

4. Diterima Dilingkungan Pergaulan

5. Aktif Literasi Informasi dan Bahasa

6. Semangat berbagai Informasi, Inspirasi, dan Motivasi




Gambar Konsep Komunikasi Cerdas


Komunikasi cerdas sebagai Life skill adalah kemampuan berkomunikasi yang membantu individu beradaptasi dan bertahan menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari yang dinamis dan terus berkembang. Sedangkan komunikasi cerdas sebagai soft skill adalah keterampilan berhubungan dengan kemampuan sesorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi cerdas sebagai Life skill dan soft skill merupakan kecakapan generic dan psiko-sosial yang memegang peranan dalam interkasi hubungan antar individu, kelompok dalam lingkungan organisasi, lingkungan kerja dan lingkungan sosial masyarakat serta kemampuan yang dibutuhkan untuk bisa bertahan dalam persaingan kerja maupun bisnis Terlebih lagi, perkembangan teknologi dan ekonomi digital yang semakin pesat saat ini tentu membutuhkan keterampilan berkomunikasi antar manusia yang tidak bisa digantikan oleh kecerdasan buatan seperti robot atau inovasi teknologi lain. Hal ini juga menuntut masyarakat dan khususnya generasi milenial yang menjadi sumber daya manusia untuk bisa memenuhi kemampuan kerja yang berkualitas.


Dunia kerja percaya bahwa sumber daya manusia yang unggul adalah mereka yang tidak hanya memiliki kemahiran hard skill saja tetapi juga piawai dalam aspek soft skillnya. Kemampuan hard skill akan handal kalau dilengkapi dengan life skill soft skill generic dan sosial akan dengan mudah menjalani hidup lebih efektif dan bahagia. Dengan kata lain, hard skill yang dimiliki seseorang bila diseimbangkan dengan soft skill dan life skill komunikasi dianggap memiliki peluang karir yang bisa melahirkan seorang yang dan profesionalisme dibidangnya. Komunikasi cerdas sebagai Life skill dan Soft skill sangat penting untuk memenuhi tantangan dalam kehidupan profesional dan kesuksesan kita.


KOMUNIKASI CERDAS SEBAGAI KEUNGGULAN KOMAPARATIF DIRI


Istilah keunggulan komparatif atau “Comparative Advantage” dicetuskan pertama kali oleh Pakar Ekonomi David Ricardo dalam Bukunya “Prinsiples of Political Economy and Taxation (1817). Keunggulan komparatif adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang menjadi pembeda dirinya dengan orang lain atau bisa juga disebut dengan “spesifikasi atau keunikan diri”. Dalam konteks pendidikan, keunggulan komparatif sering disebut bersama dengan keunggulan kompetitif atau Competitive Advantage yang dikenalkan oleh Michael E. Porter (1985) dalam bukunya “Competitive Advantage:Creating and Sustaining Superior Performance”. Keunggulan kompetitif mengacu kepada keunggulan yang dimiliki seseorang terkait dengan aspek-aspek hard skills (keterampilan akademik terukur dan terdapat dalam kurikulum). Berbeda dengan keunggulan komparatif yang berhubungan dengan aspek “soft skills” dan biasanya tidak diajarkan secara formal. Keunggulan komparatif secara sederhana dapat dikatakan sebagai “keunggulan spesifik pada diri seseorang”. Misalnya, seorang mahasiswa belajar dengan giat lalu berhasil meraih prestasi maka dia dikatakan memiliki “competitive advantage”. Namun, seorang mahasiswa yang prestasi belajarnya biasa-biasa saja namun dia terampil berkomunikasi lalu meraih prestasi dalam berbagai ajang perlombaan pidato atau debat maka keterampilannya dalam berpidato merupakan bentuk dari “comparative advantage”. Jadi, tidak semua mahasiswa bisa meraih juara dibidang akademik, namun setiap mahasiswa bisa berprestasi pada bidang yang berbeda. Minimal pada diri seseorang harus ada salah satu keunggulan baik keunggulan kompetitif maupun keunggulan komparatif. Jika bisa keduanya, maka akan semakin lengkap modal untuk sukses di dalam kehidupan.


Komunikasi cerdas sebagai life skill dan soft skill merupakan keunggulan komparatif sangat penting bagi setiap individu untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan berguna untuk mengetahui kehidupan yang lebih luas. Dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi yang dimiliki seorang pimpinan, atasan ataupun manajer berguna untuk mengefektifkan setiap fungsi manajemen. Selain itu, dalam sebuah kegiatan pelatihan atau pendidikan, keterampilan berkomunikasi (communication skill) penting sekali adanya untuk berkomunikasi antara Antara instruktur dan peserta, antara pelajar/mahasiswa dan guru/dosen bertatap-muka, setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, verbal ataupun non verbal, berada dalam jarak yang dekat dan saling mengirim dan menerima pesan, berlangsung simultan dan spontan, dapat juga berfungsi untuk menjembatani arti atau makna baru, menjelaskan deskripsi dan tugas, mendorong semangat dan kekompakan peserta dan kelompoknya, mengemban fungsi utility dan cohesion, dan mengeliminasi hal-hal yang tidak berguna atau tidak fungsional


Keterampilan berkomunikasi dapat mempengaruhi produktivitas setiap individu ataupun suatu perusahaan. Misal, apabila suatu perusahaan memiliki karyawan yang terampil dalam berkomunikasi kepada atasan atau karyawan lain ataupun customer maka produktivitas kerja karyawana tersebut akan meningkat dan membaik. Seorang guru atau dosen memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik maka guru atau dosen tersebut tidak hanya akan sukses mencapai tujuan pembelajaran yang “curriculum oriented” atau “exam oriented” tapi juga mampu menempatkan dirinya sebagai guru yang menginspirasi. Salah satu cara untuk dapat menjadi pribadi yang inspiratif adalah dengan memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Demikian juga dengan para dosen, politisi, tokoh masyarakat, manajer, pimpinan organisasi perusahaan, para pendakwah, dan lain sebagainya. Individu yang memiliki keterampilan berkomunikasi secara efektif akan menjadi lebih unggul dibandingkan dengan individu lainnya yang tidak menjadikan pengetahuan dan keterampilan berkomunikasi sebagai sumber keunggulan kompetitifnya. Begitupula pada organisasi atau perusahaan yang mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berkomunikasi mereka secara efektif akan menjadi lebih unggul dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain yang tidak menjadikan pengetahuan dan keterampilan berkomunikasi sebagai sumber keunggulan kompetitifnya.


Individu-individu dengan pengetahuan yang lebih baik akan mendapatkan pekerjaan dengan imbalan dan penghargaan yang lebih baik pula. Dalam sebuah organisasi ataupun perusahaan keterampilan berkomunikasi bertujuan untuk mempertahankan proses kerja serta menanamkan budaya berbagai pengetahuan dan mengimplementasikan sistem penghargaan berbasis kinerja. Pengetahuan dalam mencapai keunggulan kompetitif suatu organisasi atau perusahaan sangat penting, maka organisasi atau perusahaan harus mampu mengelola pengetahuan yang melekat dalam diri setiap individu sebagai SDM organisasi perusahaan. Hal ini semakin menegaskan betapa pentingnya menguasai keterampilan berkomunikasi dalam kehidupan sebagai keunggulan komparatif diri.


Referensi

Sumber Buku Komunikasi Cerdas Cetakan I, Januari 2021

@Penulis Yusrin Ahmad Tosepu

255 views0 comments

Comentarios


bottom of page