top of page
Writer's pictureYusrin Ahmad Tosepu

Membaca & Menulis, Berawal dari Hobi Berakhir jadi Habit

Updated: Jun 23, 2023

Bagi saya, membaca dan menulis itu adalah sebuah hobi layaknya seperti hobi yang lain. Budaya membaca dan menulis terjadi karena dibiasakan akhirnya menjadi sebuah hobi. Hobi itu berhubungan dengan minat dan ketertarikan seseorang terhadap sebuah kegiatan atau bidang pekerjaan. Kata Hobi merupakan sebuah kata serapan dari Bahasa Inggris "Hobby". Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Hobi adalah kata benda (noun) yang dapat diartikan sebagai kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan sebagai pekerjaan utama.


Jadi berawal dari dibiasakan menjadi hobi yang terus menerus ditekuni dan digeluti pada akhirnya berubah menjadi habit atau kebiasaan. Habit adalah suatu aktivitas yang dilakukan berulang kali sehingga tanpa sadar kita melakukannya sehari-hari. Membaca dan menulis adalah kebiasaan baik yang bisa menyebabkan seseorang merasa bahagia dan puas dalam menjalani hidup.


Bagi sebagian orang menulis adalah ibarat sebuah kata yang asing dan rumit, padahal sejatinya menulis adalah aktifitas atau kegiatan santai dan itu menurut saya. Tapi, memang ada banyak data yang menunjukkan bahwa ketertinggalan dunia pendidikan kita adalah karena ketertinggalan akan budaya menulis para pendidiknya.


Menulis adalah salah satu indikator kemajuan pendidikan Semakin banyak para pendidik atau pengajar menulis di jurnal atau buku semakin berpeluang lembaga pendidikan itu diindikasikan maju. Menulis merupakan sebagai salah satu komponen reproduksi pengetahuan yaitu: mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, memperkaya puspa ragam sumber informasi.


Bicara soal motivasi, dalam dunia kepenulisan ada banyak sekali sumbernya. Salah satunya datang dari intelektual muslim Imam Ghazali. Siapa tak mengetahui beliau. Ulama yang bergelar ujjatul Islam ini telah menulis banyak karya.


Ungkapan al-Ghazali yang sangat masyhur dan memberi semangat kepada para penulis adalah, “Bila engkau bukan putra raja atau putra ulama besar, maka menulislah!”. Mengapa al-Ghazali menyatakan demikian?


Bila membaca biografi beliau, kita akan tahu bahwa Imam Ghazali memang bukan putra raja atau putra ulama besar. Ayah beliau merupakan orang yang bekerja sebagai pemintal wol. Artinya, apa yang beliau ucapkan di atas merupakan fakta yang memang beliau sendiri alami.


Lantaran giatnya beliau dalam menulis, namanya sampai saat ini seolah tak ada yang tak tahu. Jika ditelisik dari apa yang beliau ucapkan (tentang menulis) dan apa yang beliau alami, maka bisa diketahui bahwa dengan menulis bisa membuat kita yang merasa berada di kelas sosial bawah tidak kehilangan eksistensi, dan di sisi lain hidup kita akan memiliki kontribusi terhadap peradaban.


Motivasi menulis dari ulama Imam Ghazali yang bisa kita gunakan untuk menyulut semangat menulis kita. Namun motivasi menulis bisa berasal dari siapa saja, tapi motivasi yang paling kuat adalah motivasi yang berasal dari diri sendiri. Jadi, temukan motivasimu dan teruslah menulis!


Walau disadari, awal membangun kebiasaan membaca dan menulis ini bukan pekerjaan ringan, tetapi ini bukannya tidak mungkin terjadi jika kebiasaan ini terus menerus dilakoni. Menjadikan menulis sebagai habit adalah sebuah kerja besar yang akan memakan waktu tak sebentar. Karenanya, diperlukan kesungguhan, ketekunan, keuletan dan terus belajar, belajar dan belajar.


Apabila para cendekiawan muslim dahulu menulis dengan menggunakan pena celup dan bisa menghasilkan ratusan karya, lalu mengapa kita yang telah dimanjakan oleh teknologi masih saja beralasan yang macam-macam untuk menulis?


Yuk.., semangat bekerja dan berkarya. Salam Literasi!


TENTANG PENULIS


Yusrin Ahmad Tosepu, menjalani profesi dosen sejak tahun 2001 dan melaksanakan kegiatan pengajaran pada bidang Sistem Informasi dan Multimedia Komunikasi di beberapa perguruan tinggi swasta di LLDIKTI IX (Kopertis Wil. IX Sulawesi). Dosen tetap di Jurusan Sistem informasi / Manajeman Informatika STMIK Handayani Makassar.


Menyelesaikan studi S1 Jurusan Manajemen Informatika di STMIK Dipanegara Makassar tahun 2001. Menyelesaikan pendidikan S2 Ilmu Komunikasi di Universitas Hasanuddin Makassar tahun 2010. Menyelesaikan pendidikan S2 Ilmu Komputer di Universitas Budi Luhur Jakarta tahun 2015.


Selain mengajar, juga sebagai Ketua tim kerja studi, kajian dan riset pada Lembaga Studi Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan Indonesia (LSP3I) Pusat Makassar, dan sebagai Ketua Studi Kajian Data dan Informasi Digital pada LKDID KAVITA MEDIA Makassar dan juga aktif penggiat Literasi ICT.


Sinergitas pengajaran, penelitian dan publikasi ilmiah dalam bidang: Informasi, Komunikasi, dan Teknologi, mencakup: Sistem Informasi, komunikasi Data, Analisa dan Desain Perancangan Sistem, Multimedia Komunikasi, Komunikasi Terapan dan Literasi Media Digital. Disela kegiatan mengajar dan kegiatan penelitian, juga aktif menulis artikel ilmiah dan buku.


Saat ini sedang mengembangkan matakuliah Manajemen Data dan Informasi (Big Data dan Data Science) dan topik Riset multimedia Komunikasi terkait Perancangan dan Pengembangan Produk multimedia Komunikasi di Organisasi pendidikan dan Bisnis.

Comments


bottom of page