Belakangan ini, terutama di ruang digital (medsos), kita banyak menemukan kata-kata, percakapan ataupun narasi yang menyoroti atau mengkritis sesuatu hal (masalah, kejadian, atau peristiwa) yang kadang tidak nyambung dengan substansi atau inti dari suatu hal tersebut.
Maka tak heran lagi kalau kita sering mendengar kata-kata kasar seperti dungu, pander, bodoh, dsb. yang sudah kurang sesuai dengan budaya yang canggih dan global saat ini. Ini adalah realitas yang cukup mengejutkan. Dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi dan kesempatan belajar yang semakin meluas, fenomena ini kemudian memunculkan pertanyaan-pertanyaan baru.
Apa yang salah sehingga kita melihat banyak orang sering seolah-olah tidak lagi berpikir jernih, tetapi langsung membuat penilaian. Bukankah di sekolah atau bangku kuliah kita belajar bagaimana mengungkapkan fakta, atau analisis dengan tepat? Bukankah, terlepas dari perbedaan disiplin ilmu, pada dasarnya kita harus mengikuti alur berpikir yang tepat dan berlandaskan pada kebenaran?
Faktanya hidup dalam kehidupan nyata, banyak orang yang hanya mengetahui tapi tidak memahami. Mereka mengetahui suatu hal hanya menggunakan mata untuk memandang, mengamati dan memperhatikan. Inilah yang membentuk penilaian penuh bias sehingga terkadang menimbulkan “gagal paham” dalam menyikapi suatu hal (masalah, informasi; peristiwa, atau kejadian). Gagal paham dalam menyikapi suatu hal akhirnya membuat setiap orang cenderung tidak logis atau ngawur.
Inilah pentingnya memahami sesuatu hal bukan sekadar mengetahui. Mengetahui tentunya, berbeda dengan memahami. Mengetahui dari kata dasar tahu. Di KBBI mengetahui adalah: memaklumi; menyaksikan; melihat. Mengetahui fokusnya pada melihat atau memperhatikan. Melihat atau memandang bersinonim dengan kata menatap, menilik, menonton, mengamati, memperhatikan, dan menyaksikan.
Sedangkan Memahami dari kata dasar paham. Di KBBI memahami adalah mengerti atau mengetahui benar. Memahami merupakan ukuran kemampuan seseorang untuk dapat mengerti atau memahami sesuatu hal. Kemampuan memahami berkaitan dengan kemampuan menyimak.
Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan dengan sungguh-sungguh, penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang disampaikan secara verbal (bahasa lisan dan tertulis) dan nonverbal (lambang, warna, symbol, bahasa tubuh, dsb).
Dalam taksonomi Bloom, "memahami" lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan mengetahui . Hal ini berarti memahami tidak hanya sekedar tahu, tetapi juga mampu memanfaatkan atau mengaplikasikan apa yang telah ia pahami. Seseorang dapat dikatakan paham apabila dapat memberikan penjelasan dari informasi yang di dapat secara rinci dengan menggunakan kata-katanya sendiri sesuai dengan konsep yang ada.
Intinya, Mengetahui berfokus pada menggunakan mata untuk melihat, memandang, mengamati dan memperhatikan. Sehingga banyak orang sering terjebak pada kesalahan dalam memahami suatu hal karena hanya sekadar mengetahui. Dengan demikian, untuk memperbaikinya, maka kita perlu memahami sesuatu hal dengan baik dengan mengedepankan kemampuan menyimak.
Ada empat fungsi utama menyimak (Hunt, 2008: 59), yaitu:
Memperoleh informasi yang berkaitan dengan profesi.
Membuat hubungan antarpribadi lebih efektif.
Mengumpulkan data agar dapat membuat keputusan yg masuk akal.
Agar dapat memberikan responsi yang tepat.
Sedangkan, tujuan menyimak (Logan dan Shrope 2008: 60-61), yaiut sebagai berikut..
Ada orang yang menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran pembicara; dengan perkataan lain, dia menyimak untuk belajar.
Ada orang yang menyimak dengan penekanan dan penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama sekali dalam bidang seni); pendeknya, dia menyimak untuk menikmati keindahan audial.
Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat menilai sesuatu yang dia simak (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain); singkatnya, dia menyimak untuk mengevaluasi.
Ada orang yang menyimak agar dia dapat menikmati serta menghargai sesuatu yang disimaknya itu (misalnya, pembicaraan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan perdebatan); pendek kata, orang itu menyimak untuk mengapresiasi materi simakan.
Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat mengomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, ataupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancer dan tepat. Banyak contoh dan ide yang dapat diperoleh dari sang pembicara dan semua ini merupakan bahan penting dan sangat menunjang dalam mengomunikasikan ide-idenya sendiri.
Ada pula orang yang menyimak dengan maksud dan tujuan agar dia dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat; mana bunyi yang membedakan arti (distignif), mana bunyi yang tidak membedakan arti; biasanya, ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).
Ada lagi orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari pembicara, dia mungkin memperoleh masukan berharga.
Selanjutnya, ada lagi orang yang tekun menyimak pembicara untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan; dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif.
Menyimak terdiri dalam dua macam, yaitu menyimak ekstensif dan menyimak intensif
a. Menyimak ekstensif
Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah kegiatan menyimak mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran. Pada umumnya menyimak ekstensif dapat dipergunakan untuk dua tujuan yang berbeda. Menyimak ekstensif bisa juga disebut sebagai proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mendengarkan siaran radio, televisi, percakapan orang di jalan, di pasar, kotbah di masjid dan sebagainya.
b. Menyimak intensif
Menyimak intensif adalah menyimak yang dilakukan untuk memahami makna yang dikehendaki. Menyimak intensif pada dasarnya menyimak pemahaman, menyimak intensif memerlukan tingkat konsentrasi pemikiran dan perasaan yang tinggi, menyimak intensif pada dasarnya memahami bahasa formal dan menyimak intensif memerlukan produksi materi yang disimak.
Jenis menyimak intensif diantaranya adalah:
Menyimak kritis (critical listening) adalah sejenis kegiatan menyimak berupa pencarian kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat. Pada umumnya menyimak kritis lebih cenderung meneliti letak kekurangan, kekeliruan, dan ketidaktelitian yang terdapat dalam ujaran atau pembicaraan seseorang.
Menyimak konsentratif (concentrative listening) sering juga disebut menyimak sejenis telaah. kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam menyimak konsentratif yaitu: (a) mengikuti petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan; (b) mencari dan merasakan hubungan-hubungan, seperti kelas, tempat, kualitas, waktu, urutan, serta sebab-akibat; (c) mendapatkan atau memperoleh butir-butir informasi tertentu; (d) memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam; (e) merasakan serta menghayati ide-ide sang pembicara, sasaran, ataupun pengorganisasiannya; (f) memahami ide-ide sang pembicara; (g) mencari dan mencatat fakta-fakta penting.
Menyimak kreatif (creative listening) adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh sesuatu yang disimaknya. Dalam kegiatan menyimak kreatif ini tercakup kegiatan-kegiatan: (a) menghubungkan makna-makna dengan segala jenis pengalaman menyimak; (b) membangun atau merekonstruksikan imaji-imaji visual dengan baiksementara menyimak; (c) menyesuaikan atau mengadaptasikan imaji dengan pikiran imajinatif untuk menciptakan karya baru dalam tulisan, lukisan, dan pementasan; (d) mencapai penyelesaian atau pemecahan masalah-masalah serta sekaligus memeriksa dan menguji hasil-hasil pemecahan ataupenyelesaian tersebut.
Menyimak eksplorasif, menyimak yang bersifat menyelidik, atau exploratoty listening adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit. Dalam kegiatan menyimak seperti ini sang penyimak menyiagakan perhatiannya untuk menjelajahi serta menemukan hal-hal baru yang menarik perhatian, informasi tambahan mengenai suatu topik dan isu, penggunjingan atau buah mulut yang menarik.
Menyimak interogatif (interrogative listening) adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara karena penyimak akan mengajukan banyak pertanyaan. Dalam kegiatan menyimak interogatif ini sang penyimak mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan informasi dengan cara menginterogasi atau menanyai sang pembicara.
Menyimak selektif adalah menyimak secara cerdas dan cermat aneka ragamciri-ciri bahasa yang berurutan (nada suara, bunyi, bunyi asing, bunyi-bunyi yang bersamaan, kata dan frase, serta bentuk-bentuk ketatabahasaan). Satusatunya cara yang mungkin membuat kita terbiasa dengan bentuk akustik
bahasa ialah mendengarkannya atau menyimaknya secara selektif. Salah satu keuntungan utama menyimak secara selektif pada struktur-struktur ketatabahasaan ialah struktur-struktur yang diserap oleh proses ini cenderung membuat kebiasaan-kebiasaan dalam otak kita. Bahkan setelah kita berhenti menyimak pun, terutama bagi susunan kata-kata seperti itu, otak kita terus melanjutkan proses pengklasifikasian secara otomatis segala sesuatu yang telah kita dengar itu
Dari uarain diatas, jelaslah bahwa kemampuan menyimak sangat dibutuhkan agar kita dapat memahami sesuatu hal dengan baik. Seseorang yang memiliki kemampuan menyimak tentunya dapat memberikan penilaian yang lebih obyektif, utuh, kuat dan tepat tentang suatu hal. Kemampuan inilah yang harus dikedepankan dalam diberbagai aktifitas dan kegiatan komunikasi di era kemajuan dunia informasi komunikasi saat ini.
Comentários