top of page
Writer's pictureYusrin Ahmad Tosepu

Menjadi Makhluk Emosional yang Logis


Para ahli psikolog menyebutkan salah satu kecerdasan yang penting adalah kecerdasan emosi (Emotional Intelligence/EI). Penelitian menjelaskan bahwa EI berkontribusi penting dalam dalam proses menghadapi kehidupan sosial yang harus berinteraksi dengan orang lain. Tak adanya EI, kita tidak akan bisa menjalankan hidup sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungan sekitar.


Di sisi lain, walau otak logis atau kecerdasan tidak mengalami penurunan, tetapi tanpa emosi banyak hal-hal sepele yang mengganggu aktifitas kita karena tidak ada unsur emosi. Jika otak logis diibaratkan supir yang mengemudikan mobil, maka otak emosi adalah penumpangnya.


Kita terkadang memiliki masalah tidak sinkronnya antara otak logis dan otak emosional. Ketika kita sedang marah-marah maka ada ketidaksinkronan antara logic dengan emosinya, ibarat otak logis tidak sejalan dengan otak otak emosional.


Kita perlu menyadari bahwa kita adalah makhluk logis yang memiliki aspek emosional. Salah satu aspek penting dari otak emosional adalah “harapan” yang berasal dari keinginan dan cita-cita. Beberapa pemerhati psikologi menganjurkan untuk merasakan hal-hal yang diinginkan terlebih dahulu agar meresap ke otak emosional. Jika sudah meresap akan mudah tercapai karena otak emosional tidak mengenal waktu.


Misal, kita ingin menjadi seorang yang sukses dalam karir dan profesia kita misalnya, ketika sudah meresap ke otak emosional kemungkinan tercapainya tinggi, walau otak logis menolak karena mengenal konsep waktu.


Cara mudahnya mengetahui otak emosional yang sudah sinkron dengan otak logis adalah kenyamanan ketika mengerjakan sesuatu. Buat nyaman terlebih dahulu, barulah bekerja agar kedua belah otak bekerja dengan sinkron dan saling mendukung.


Emotional Intelligence/EI memiliki peranan yang penting . Hal ini disebabkan karena kecerdasan emosional yang tinggi dan membuat seseorang mampu menguasai 5 soft skill ini:


Self Awareness: Mampu mengenali emosi, kemampuan, kekuatan, kelemahan dan batasan diri. Seseorang yang memiliki kesadaran pada diri sendiri dapat mudah untuk mendengar, menerima, dan menjalankan kritik dari orang lain.


Self Regulation: Mampu mengontrol emosi dan tindakan dengan baik sehingga jauh dari tindakan impulsif yang merugikan. Seseorang dengan self regulation yang tinggi, akan tahu kapan harus mengeluarkan emosinya.


Motivation: Seseorang yang cerdas secara emosional adalah orang yang dapat memotivasi dirinya sendiri. Motivasi dalam melakukan sesuatu akan datang pada sendirinya.


Empathy: Empati membuat seseorang memahami dan menumbuhkan koneksi dengan orang lain secara emosional. Anda juga akan peduli dan tulus dalam berhubungan dengan siapapun.


Social Skill: Skill bernegosiasi tentu sangat penting dalam dunia pekerjaan. Dengan memiliki social skill tinggi, Anda dapat memiliki kemampuan berkomunikasi dan membangun relasi dengan baik.


Dengan menguasai soft skill di atas, kita akan memiliki hubungan yang menyenangkan di kehidupan sosial dan di dunia pekerjaan. Berikut adalah manfaat-manfaat yang dapat Anda dapatkan dengan memiliki Emotional Intelligence/EI yang baik:


1. Komunikasi yang efektif

Dengan komunikasi yang efektif, Anda dapat mencapai kerja tim yang jauh lebih baik. Kecerdasan emosional yang tinggi dapat membuat seseorang mampu mendengarkan dan memberi respon secara baik dengan rekan kerja.


2. Mengatasi tekanan pekerjaan dengan baik

Besarnya tekanan di dunia pekerjaan membuat orang kehilangan emosinya dan dapat merugikan banyak orang. Dengan memiliki kecerdasan emosional yang tinggi memiliki self awareness yang tinggi akan lebih mudah mengatur tingkat stres yang dialami.


3. Mampu menerima masukan

Kritik tentunya sangat penting agar seseorang menjadi lebih berkembang. Seseorang yang cerdas EQ nya, dapat menerima kritik dengan baik tanpa melakukan pembelaan diri. 


7 views0 comments

Comments


bottom of page