Menyelesaikan persoalan apapun yang sedang dihadapi, bisa lewat akal dan atau hati. Setiap manusia memiliki dua perangkat tersebut, yaitu akal dan sekaligus hati. Keduanya akan memberikan pertimbangan dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.
Orang-orang tertentu lebih mengedepankan akalnya, sedangkan sementara lainnya lebih mengedepankan hatinya. Namun kita sering mendengar nasihat untuk mengikuti pikiran rasional daripada kata hati. Hal ini disebabkan ketika kita secara rasional mempertimbangkan sesuatu, hasilnya akan lebih aman dan baik. Selain itu terdapat anggapan bahwa terlalu mengikuti kata hati mengarahkan kita kepada putusan atau tindakan yang gegabah.
Menggunakan akal dan hati dalam menyelesaikan suatu persoalan tentu di antara keduanya pasti hasilnya berbeda. Akal selalu mempertimbangkan antara untung atau rugi, cepat atau lambat, mudah atau sulit, beresiko atau tidak, dan sejenisnya. Sementara itu, hati nurani selalu mempertimbangkan baik atau buruk, manusiawi atau tidak, jujur atau tidak jujur, adil atau tidak adil, dan seterusnya.
Akal selalu mengatakan bahwa yang terpenting usahanya selesai dengan cepat, mudah, dan menguntungkan. Bagi akal selalu mencari yang mudah, menguntungkan, dan bisa dipertanggung jawabkan. Sementara itu, hati selalu mempertimbangkan kebaikan, kejujuran, keadilan, dan keselamatan, dan kearifan. Dan tentu, akan menjadi sempurna jika keduanya digunakan secara seimbang.
Menyelesaikan persoalan atau masalah hanya mempertimbangkan kekuatan akal seringkali menyisahkan persoalan. Akan berbeda pula hasilnya jika keduanya digunakan dalam menyelesaikan sebuah masalah. Sebenarnya hati mengarahkan kita untuk berani mengambil risiko. Selain itu, melibatkan hati dalam menyelesikan setiap masalah membawa kita keluar dari zona nyaman.
Itulah pentingnya menyelaraskan otak atau pikiran dan hati dalam menyelesaikan persoalan atau masalah dengan akal dan sekaligus hati nurani. Jika kedua piranti itu digunakan secara seimbang, maka persoalannya menjadi selesai dan tidak melahirkan persoalan baru. Hati selalu mengajak pada keadilan, kejujuran, kedamaian, dan menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan.
Commenti