top of page
Writer's pictureYusrin Ahmad Tosepu

Rangkul 12 Hukum Alam Semesta dan Rancang Kehidupan Impian Kita

Updated: Jun 4

Hukum alam semesta, yang juga disebut sunnatullah, adalah hukum yang ditetapkan Allah untuk mengatur penciptaan dan mekanisme alam semesta yang bersifat fitrah, yakni tetap dan otomatis. Hukum alam semesta dapat bekerja untuk menciptakan realitas kehidupan dengan cara menyelaraskan Tuhan atau alam semesta dengan keinginan kita. Penelitian menunjukkan bahwa keyakinan akan keterhubungan dan kesatuan alam semesta berkorelasi dengan kepuasan hidup yang lebih besar.


Banyak dari kita telah mendengar tentang hukum alam semesta, tetapi hukum itu hanyalah satu bagian dari teka-teki rumit yang melibatkan penggunaan hukum-hukum spiritual untuk membentuk dan merancang hidup kita. Bahkan, banyak hukum alam semesta lainnya ada dan dapat dipanggil untuk menyesuaikan diri dengan realitas yang kita inginkan. Patut diketahui bahwa 12 hukum alam semesta adalah kebenaran universal dari kesadaran kolektif yang berasal dari berbagai sumber sepanjang waktu.


Lalu, bagaimana memahami hukum alam semesta dapat mengubah hidup kita? Memahami hukum alam semesta menunjukkan kepada kita bagaimana menguasai kehidupan di semua tingkatan dan memberi kita wawasan tentang apa yang dapat kita lakukan untuk mencapai tujuan kita. Dengan melibatkan kerja hukum alam semesta dikehidupan kita dapat memberi kita semacam peta jalan untuk bagaimana kita bisa menjalani kehidupan terbaik kita. Dengan kata lain hukum alam semesta membantu kita menemukan tempat kita dan alasan unik untuk menjadi seperti apa yang kita impikan.


Hukum alam semesta membantu untuk menghubungkan kita dengan diri kita yang lebih tinggi, mendorong kita untuk hidup dengan cara yang lebih terlibat dan disengaja. Memberi kita alat yang dapat kita gunakan untuk kemudian menyalurkan energi berharga kita dalam aliran paling alami dari keterkaitan yang ego kita terus-menerus berusaha memisahkan kita dari kita. Ketika kita menyelaraskan dengan tujuan dan kontrak jiwa kita, kita merasa damai dan tenang tidak peduli apa keadaan dunia ini.

 

Berikut 12 hukum alam semesta yang dapat digunakan untuk merancang kehidupan yang kita impiakan

 

1. Hukum Keesaan Ketuhanan (Law of Divine Oneness)

Hukum keesaan ilahi adalah prinsip-prinsip universal karena hukum inilah yang mendasari semua prinsip lainnya. Hukum ini menyatakan bahwa kita semua terhubung melalui penciptaan. Setiap atom di dalam diri kita terhubung dengan cara, bentuk, atau wujud tertentu ke seluruh alam semesta yang kita lalui. Artinya, segala sesuatu yang kita lakukan mempunyai dampak yang besar dan berdampak secara kolektif bukan hanya diri kita sendiri. Untuk menggunakan prinsip perbaikan diri ini, ingatlah bahwa tindakan kita penting dan membuat perbedaan.


Percaya dan mengakui kesatuan ini juga menenangkan dan memuaskan. Penelitian menunjukkan bahwa keyakinan akan keterhubungan dan kesatuan alam semesta dikaitkan dengan kepuasan hidup yang lebih besar terlepas dari apakah kita beragama atau tidak.


2. Hukum Getaran (Law of Vibration)

Segala sesuatu di alam semesta memiliki frekuensi dan getaran. Tidak ada yang berhenti, segala sesuatu selalu didorong atau ditarik ke arah sesuatu. Jadi, bagaimana pengaruhnya terhadap hidup kita? Benda-benda dengan getaran serupa tertarik satu sama lain.

Jika kita bergetar pada frekuensi yang lebih rendah, orang, pengalaman, dan peluang yang memiliki getaran lebih rendah akan muncul. Sebaliknya, ketika kita berupaya meningkatkan frekuensi kita dengan pengembangan diri, meditasi, perubahan pola pikir, dan pembersihan energi, kita tidak hanya menjadi terbuka untuk menerima pengalaman dengan frekuensi lebih tinggi tetapi juga nyaman untuk mempertahankannya.

Kita harus beroperasi pada frekuensi tertentu untuk dapat menerima kebaikan dalam hidup kita. Jika kita menginginkan hubungan cinta atau kasih sayang, kita harus beroperasi pada frekuensi cinta dan kasih saying itu. Jika tidak, mungkin akan terus hilang.


3. Hukum Korespondensi (Law of Correspondence)

Premis di balik hukum korespondensi adalah bahwa kehidupan kita diciptakan oleh pola bawah sadar yang kita ulangi setiap hari, dan pola ini bermanfaat atau menghambat kita. Untuk menaktifkan hukum spiritual ini dengan menyadari pola-pola kita, yang sering kali diturunkan melalui ikatan keluarga, dan kemudian secara sadar mengambil langkah-langkah untuk mematahkannya. Anggaplah segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginan kita sebagai tanda dari alam semesta bahwa pola kita perlu diubah.


Kita perlu memperhatikan interaksi kecil dalam hidup kita untuk mengetahui pola maladaptif kita yang terus-menerus mengarah pada kehidupan yang membuat frustrasi, kecewa, dan lain sebagainya. Misalnya, menghabiskan waktu memikirkan masa lalu kita yang secara spesifik mengatakan kepada diri kita bahwa kita belum siap untuk melangkah kedepan ini sebagai pola pemborosan energi di ruang yang tidak mencerminkan tujuan kita sendiri. Atau, terus-menerus membayar melebihi porsi pengeluaran kita dengan kebutuhan yang semestinya hanya karena ingin memuaskan keinginan kita. Ini  dapat dilihat sebagai pola membiarkan diri kita melakukan pemborosan daripada membuat kita berhemat. Hal ini sangat penting untuk melihat bagaimana hal-hal kecil yang kita lakukan dapat berkembang menjadi tema yang lebih besar melalui hukum korespondensi.


4. Hukum Tarik-Menarik (Law of Attraction)

Prinsip dasar hukum tarik-menarik adalah “kesamaan menarik kesamaan,” yang berarti, apa yang kita fokuskan akan menjadi sebuah kenyataan. Dengan mengingat hal ini, memahami bahwa fokus kita menciptakan kenyataan di sekitar kita. Hal ini dapat mendorong pola pikir, sikap, dan reaksi kita ke frekuensi yang lebih tinggi. Jika tujuan kita adalah menemukan cinta, dia menyarankan untuk menerima cinta yang kita miliki untuk diri sendiri dan lebih sadar akan cinta di sekitar kita.


Jika tujuan kita adalah menghasilkan lebih banyak uang, dia merekomendasikan untuk menikmati apa yang sudah kita miliki, membuat pilihan yang mencerminkan rasa hormat terhadap kelimpahan daripada sikap boros, dan memperhatikan kelimpahan yang ada di sekitar kita.

 

Hukum Ini pada dasarnya adalah hukum getaran dalam Tindakan. Kita menarik apa yang bergetar pada frekuensi kita baik dan buruk.  Banyak orang takut dengan anggapan bahwa pikiran buruk atau getaran rendah dapat menghancurkan hidup mereka karena mereka tidak menyadarinya.  


Pada hakikatnya sesuatu yang buruk yang kita dapatkan bukanlah sebuah hukuman, namun merupakan cerminan nyata dari harga diri dan pola pikir kita. Kita dikelilingi oleh hasil keputusan yang kita buat di masa lalu dan sepenuhnya mampu membuat keputusan lain serta menarik situasi berbeda di masa kini dan masa depan.


Yang pada akhirnya berarti, kapan saja, kita dapat mengubah pandangan dan pola pikir kita dan dengan demikian, mengubah getaran kita untuk mulai menarik orang dan hal-hal dengan frekuensi positif yang sama.


5. Hukum Tindakan Yang Diilhami (Law of Inspired Action)

Meskipun hukum tarik-menarik adalah tentang menyelaraskan diri kita secara getaran dengan apa pun yang kita inginkan, hukum tindakan yang terinspirasi adalah tentang mengambil tindakan untuk mewujudkan apa yang kita inginkan. Jadi, kita pasti bisa membuat konsep tentang visi kita hari dan dan masa depan, namun mengambil langkah fisik untuk mendekati visi kita jauh lebih penting bahkan jika kita harus keluar dari zona nyaman untuk melakukannya. Misal untuk mencapai meraih tujuan seperti kesehatan, karier, kekayaan, keluarga, cinta, dan gaya hidup perlu mengambil tindakan untuk mewujudkannya.


6. Hukum Transmutasi Energi yang Abadi (Law of Perpetual Transmutation of Energy)

Hukum transmutasi energi yang terus-menerus ini berkaitan dengan tindakan terkecil sekalipun dapat memiliki efek yang besar. Seperti benih pohon besar yang menyimpan semua kekuatanya di dalam cangkangnya yang kecil, kita juga mempunyai kekuatan di dalam dirimu untuk memindahkan gunung. Untuk menerapkan hukum tersebut pada tingkat praktis, kita perlu melakukan hal-hal kecil setiap hari yang dapat membangkitkan semangat kita, apakah itu bermeditasi, mengungkapkan rasa syukur, bersantai, berolahraga, membaca, bernyanyi, atau apa pun. Ingat, perubahan kecil akan memberikan hasil yang besar seiring berjalannya waktu.


7. Hukum Sebab Akibat (Law of Cause and Effect)

Hukum sebab dan akibat menyatakan bahwa tindakan apa pun akan menimbulkan reaksi, dan apa pun yang kita keluarkan baik atau buruk kita akan mendapatkan balasannya. Hukum spiritual ini juga dikenal sebagai hukum karma universal. Untuk memanfaatkan kekuatan hukum ini, waspadai bagaimana tindakan dan keputusan kita tidak hanya memengaruhi kita, tetapi juga semua orang di sekitar kita. Berfokuslah untuk menghilangkan energi negatif yang tidak bermanfaat bagi kita dan prioritaskan getaran positif.


8. Hukum Kompensasi (Law of Compensation)

Hukum kompensasi adalah tentang menuai apa yang kita tabur. Hal ini menanamkan kepercayaan pada kita bahwa kita akan diberi kompensasi atas pekerjaan kita selama kita terbuka untuk menerimanya dalam berbagai cara yang dapat diberikan oleh alam semesta.


Jelasnya, kompensasi dalam pengertian ini tidak terbatas pada pengaturan pekerjaan atau kompensasi finansial. Sebaliknya, ini tentang menerima kompensasi atas semua kontribusi kita kepada dunia di sekitar kita, termasuk rasa empati, kepedulian, cinta, kegembiraan, dan kebaikan yang kita sebarkan; semuanya dihargai dengan cara yang unik.


9. Hukum Relativitas (Law of Relativity)

Tidak ada sesuatu pun dan tidak seorang pun yang pada dasarnya baik atau buruk. Semuanya merupakan spektrum ekspresi, dan terdapat lebih dari satu perspektif terhadap situasi atau tantangan apa pun. Dengan kata lain, kitalah yang memberi makna pada sesuatu, jadi kita bisa memilih untuk menganggap sesuatu itu “buruk” atau menguntungkan kita.


Hukum spiritual ini melampaui gelas yang setengah penuh atau setengah kosong; ini menantang cara kita memandang penuh atau kosong. Mengapa setengah penuh atau setengah kosong harus dipandang negatif atau positif? Mungkin kita bahkan dapat menemukan hal positif dalam gelas yang setengah kosong. Intinya adalah perspektif kita terserah kita, dan mengubah perspektif kita dapat mengubah realitas kita.


10. Hukum Polaritas (Law of Polarity)

Segala sesuatu di alam semesta memiliki kebalikannya: Jika ada yang naik, pasti ada yang turun. Jika ada terang, ada gelap. Satu tidak bisa ada tanpa yang lainnya. Kehangatan kebahagiaan tidak akan sekuat jika kita tidak pernah merasakan pedihnya kesedihan. Memahami hukum polaritas ini dapat membantu kita menyadari betapa pentingnya kedua belah pihak dan menghargai pengalaman kita dengan keduanya.


Menghadapi polaritas ini adalah bagian dari pengalaman setiap orang dan hal ini membantu kita belajar dari kesalahan, mendukung kita dalam mengidentifikasi apa yang tidak kita inginkan, dan mendapatkan kejelasan seputar apa yang kita lakukan.


11. Hukum ritme (Law of Rhythm)

Hukum ritme menjelaskan bahwa kehidupan bukanlah peristiwa linier; ini penuh dengan siklus yang memiliki pasang surutnya sendiri. Pola pikir ego kita semua mengharapkan peningkatan yang konsisten dan membenci keadaan stabil dan momen kemunduran.


Menyelaraskan hidup kita dengan hukum ini berarti melatih kesabaran dan menerima kasih karunia di berbagai situasi dan keadaan dalam hidup kita. Ketika kita mengadopsi pola pikir ini, kemunduran menjadi momen refleksi yang berharga, masa tenang menjadi tenang, dan aliran kelimpahan yang tak terhindarkan menjadi lebih dihargai dan dimanfaatkan sepenuhnya. Melihat kehidupan yang penuh suka dan duka adalah cara untuk memasukkan hukum ritme ke dalam pola pikir kita sehari-hari.


12. Hukum Gender (The Law of Gender)

Hukum gender tidak banyak mengacu pada keadaan biologis jenis kelamin atau bahkan gender yang kita kenal, dan lebih bersifat simbolis pada dua jenis energi yang kita seimbangkan dalam hidup ini. Hukum gender dalam hal ini terkait dengan maskulinitas dan feminine. Maskulinitas adalah energi yang percaya diri, kuat, dan dapat ditindaklanjuti, sedangkan feminin adalah mengalir, menetap, dan menyerap energi kreatif.


Hukum ini beroperasi berdasarkan gagasan dua energi yang menyatu dan interaksi antara keduanya dalam berbagai bidang kehidupan. Penting untuk mengetahui kapan waktunya untuk menggunakan kekuatan lahiriah atau batin dalam setiap situasi yang kita hadapi. Berlebihan dalam hal energi apa pun dapat menghilangkan pola pikir dan pengalaman hidup yang seimbang.

 

Sekarang setelah kita mengetahui lebih banyak tentang 12 hukum alam semesta, kita mungkin bertanya-tanya Bagaimana menyelaraskan hidup kita dengan hukum spiritual ini. Atau bagaimana kita dapat memanfaatkannya dalam hidup kita dan mulai merancang realitas impian kita. Daripada memandang hukum-hukum ini sebagai sesuatu yang harus dikuasai atau sebagai konten yang harus dihafal untuk ujian.


Kita bisa mengambil pendekatan yang lebih lembut dan mengingatkan diri kita bahwa hukum-hukum alam semesta ini adalah sesuatu yang harus kita kerjakan sepanjang hidup kita. Mengerjakannya adalah hal yang penting; melepaskan kebutuhan untuk menguasai apa pun akan membuat pekerjaan yang kita lakukan menjadi lebih efektif.


Kita bisa menuliskannya pada catatan tempel di meja kerja kita, membuat layar kunci di ponsel kita yang menampilkan beberapa pekerjaan yang sedang kita kerjakan, atau sekadar merenungkannya saat melakukan aktivitas sehari-hari adalah cara yang bagus untuk menyelaraskan aktivitas kita (pikiran, tindakan, dan kehidupan dengan hukum-hukum ini). Jika kita terus-menerus diingatkan tentang hukum alam tersebut, kemungkinan besar kita akan mengadopsi pola pikir hukum-hukum tersebut.

551 views0 comments

Recent Posts

See All

Comentários


bottom of page