top of page

SANTUN 'KRITIK', BIJAK 'SARAN'

  • Yusrin Ahmad Tosepu
  • Jan 18, 2017
  • 10 min read

Ungkapan Bijak : “Kritik adalah vitamin, saran adalah suplemen."


Dalam dunia pendidikan dan kehidupan bermasyarakat tidak bisa di lepaskan dari yang namanya kritik dan saran. Kritik yang dimaksud di sini adalah kritik yang bersifat membangun bukan kritik yang bersifat menjatuhkan orang – perorangan maupun kelompok. Kritik biasanya di sertai dengan saran. Sekarang jelas bahwa kritik berbeda dengan yang namanya ejekan.


Dewasa ini tidak semua orang bisa menerima kritik yang di sampaikan orang lain terhadap diri maupun kelompoknya. Sesungguhnya, banyak manfaat yang di dapat ketika mau mendengarkan kritik yang di sampaikan orang lain. Hal ini di sebabkan apa yang kita lihat atau pikirkan mungkin tidaklah sama dengan apa yang dilihat dan di pikirkan orang lain.


“Tak ada gading yang tidak retak”, begitulah ungkapan pepatah yang seringkali kita dengar. Pepatah tersebut berarti bahwa di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna, setiap orang pasti punya kelemahan dan kekurangan. Akan tetapi, di balik kelemahan dan kekurangan yang dimiliki seseorang, pastilah dia memiliki kelebihan yang mungkin tidak dimiliki orang lain.


Kekurangan dan kelebihan yang dimiliki seseorang bukanlah untuk tujuan saling merendahkan, saling mengejek, saling menjatuhkan dan sebagainya. Akan tetapi, bagaimana dengan kelebihan dan kekurangan itu kita bisa hidup saling memberi dan menerima, saling melengkapi satu dengan lainnya.


Istilah ‘kritik dan saran’ sebenarnya sudah cukup dikenal dan diakui di dunia pendidikan dan akademisi. Buktinya bila kita menyusun skripsi maka bab terakhirnya pastilah kesimpulan dan ‘saran’. Sedangkan kata ‘kritik’ biasanya digunakan dalam kata pengantar seperti “kritik dan saran yang membangun...”. Tetapi bila dilihat dalam kehidupan sehari-hari maka kita lebih sering menjumpai kritik daripada saran dilontarkan, diucapkan dan dicetuskan.


Dalam lingkup dunia pendidikan, Kritikan atau mengkritik sebuah karya atau sebuah hal berarti mengungkapkan bagian-bagian suatu karya atau hal tersebut yang dirasa atau dianggap kurang bagus, kurang menarik, dan kurang benar.


Menyampaikan suatu kritik terhadap suatu karya atau hal tertentu hendaknya disertai dengan alasan yang jelas dan logis, ilmiah, proporsional, terukur, sehingga tidak terkesan hanya sekedar mengkritik. Saran adalah sebuah solusi yang ditujukan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Saran harus bersifat membangun,mendidik,dan secara objektif dan sesuai dengan topik yang dibahas.


Seseorang yang tidak pernah membaca buku-buku tentang kritik sering punya anggapan bahwa mengritik itu asal ngomong atau asal menulis. Anggapan yang salah ini tidak hanya dimiliki para pelajar, mahasiswa, sarjana, dosen, akademisi, dan lain sebagainya. Mereka yang berpredikat profesorpun masih ada yang salah pengertian.


Menurut Wikipedia; Kritik adalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan.


Secara etimologis berasal dari bahasa Yunani 'clitikos' - "yang membedakan", kata ini sendiri diturunkan dari bahasa Yunani Kuno ‘krités’, artinya "orang yang memberikan pendapat beralasan" atau "analisis", "pertimbangan nilai", "interpretasi", atau "pengamatan". Istilah ini biasa dipergunakan untuk menggambarkan seorang pengikut posisi yang berselisih dengan atau menentang objek kritikan.


Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kritik adalah kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya. Ekstern; tahap penelitian berdasarkan liputan fisik berupa deskripsi bentuk, jenis aksara, bahan, lingkungan, dan lokasi keberadaan prasasti; Intern; tahap kerja yang dilakukan berdasarkan hasil liputan data lapangan, yaitu transliterasi dan transkripsi ke dalam bahasa sasaran melalui analisis perbandingan dengan berbagai terbitan yang ada, baik dari sumber tertulis maupun analogi epigraf; Naskah; metode dalam filologi yang menyelidiki naskah dari masa lampau dengan tujuan menyusun kembali naskah yang dianggap asli dengan cara membanding-bandingkan naskah yang termasuk dalam satu jenis asal-usul, lalu menentukan naskah yang paling tinggi kadar keasliannya, kemudian mengembalikannya pada bentuk yang asli atau yang mendekati aslinya; Sastra; pertimbangan baik buruk terhadap hasil karya sastra; Teks kritik naskah;


Jadi bisa diambil kesimpulan awal bahwa Kritik adalah pendapat yang berupa tanggapan atau kecaman yang terkadang disertai dengan alasan atau pertimbangan baik atau buruk terhadap suatu hal. Kritikan dapat diberikan pada pendapat, hasil karya, dan lain-lain.


Kalimat kritikan berarti kalimat yang isinya pendapat yang disertai dengan alasan baik buruknya suatu hal. Dalam mengkritik haruslah dibedakan dari mengecam, memaki, atau menjelek-jelekkan.


Dalam mengkritik haruslah objektif karena tujuan akhir dari mengkritik adalah agar pencipta karya tersebut dapat meningkatkan mutu dari produknya. Bahasa yang digunakan dalam mengkritik haruslah sopan dan santun. Alasan yang digunakan juga harus masuk akal. Dengan demikian kritik yang baik adalah kritik yang membangun.

Berdasarkan definisi, etimologis, serta penjelasan tersebut diatas, kritik itu harus berkonotasi positif karena bukan hanya semata melihat dari sisi kekurangan tapi bagaimana memperbaiki kekurangan tersebut sekaligus memberikan solusi, atau istilah umum disebut “KRITIK MEMBANGUN alias KRITIK KONSTRUKTIF”.


Begitupun saran, memberikan masukan untuk perbaikan bagi kekurangan tadi. Hanya saja, banyak tulisan atau ucapan-ucapan yang selama ini kita jumpai sering berupa kritik tanpa saran?


Melalui tulisan ini, mencoba menyemai informasi dan sekaligus mengajak teman dosen, rekan akademisi, adik adik mahasiswa untuk membudayakan dalam memberi kritik dan saran yang sifatnya membangun (Kritik Konstruktif).


Memang saran hampir selalu didahului oleh kritik. Ibaratnya saran itu untuk melengkapi kritik. Tetapi kenapa lebih banyak orang yang mengkritik tanpa memberi saran? Jika kita mencermati “kenapa orang sering memberi kritik tanpa saran?”. Salah satu alasan orang memberikan kritik tanpa saran karena mereka belum begitu memahami masalah utamanya. Belum memahami dalam artian analisa yang dilakukan belum menyeluruh sehingga akhirnya belum ditemukan saran untuk masalah tersebut.


Teman pernah berkata: “sebelum mencoba menjawab cobalah ditelaah dengan seksama pertanyaannya.” Setelah dipikir dengan panjang lebar akhirnya dapat dimengerti maksud dari ucapannya. Maksudnya adalah sebelum bisa menjawab kita harus benar-benar mengerti dan memahami maksud dari pertanyaan yang diberikan. Hal ini tidak jauh berbeda dalam memberikan kritik dan saran.


Seyogyanya jika kita belum mampu memberikan saran maka sebaiknya kita jangan kritik. Kenapa begitu? Seandainya yang memberikan kritik ditanya balik: “lalu solusinya bagaimana menurut Anda?” dan Anda tidak bisa menjawabnya maka sama saja dengan ‘merusuh’. Merusuh dalam artian cuman memperkeruh suasana tanpa ada upaya untuk mencari solusi bersama.


Memberikan saran dan kritik adalah bagian dari mengasah kreativitas. Mencari kekurangan adalah hal gampang tetapi mencari solusi merupakan hal yang cukup sulit karena memerlukan analisa secara menyeluruh. Artinya jika Anda memberi kritik cukup berpikir satu kali, maka saat memberi saran perlu berpikir berkali-kali memeras otak Anda untuk mencari solusi.


Jika ditelaah lebih lanjut, semoga kita setuju bahwa kritik disertai saran lebih bermanfaat dan berarti dibandingkan kritik tanpa saran. Salah satu alasannya karena kritik tanpa saran hanya menambahkan emosi-emosi negatif pembacanya (memperkeruh suasana). Yang terpenting dari itu semua adalah saran yang diberikan itu harus masuk akal (logis) dan bisa direalisasikan alias proporsional, rasional, terukur.


Kita sering menjumpai saran-saran semu seperti: "pelayanan harus ditingkatkan (bagaimana caranya?), kita harus berhati-hati (tidak usah dikatakan/ditulis kita juga sudah tahu), hukum harus ditegakkan (tapi jika peraturan tidak diperketat kan percuma juga), dan masih banyak lagi.


Dalam menanggapi suatu hal baik yang kita suka maupun yang tidak kita suka keduanya memiliki aturan tersendiri. Lantas bagaimana cara memberikan kritik maupun pujian yang baik? Tentunya Indonesia adalah negara yang terkenal akan sifat keramahtamahannya. Sehingga kita patut untuk menjaga budaya keramahtamahan dalam mengkritisi dan memberi saran, jangan sampai perkataan kita menyakiti orang yang kita kritik. Begitu juga dengan memberikan saran dan pujian. Tentunya kita tidak boleh terlalu memaksakan dengan kata-kata buaian yang justru membuat orang tersebut besar kepala.


Kritik, saran maupun pujian dapat diberikan kapan dan dimana saja, baik ditujukan untuk perorangan maupun suatu organisasi, perusahaan, dan seterusnya.


CARA MENGKRITIK

Kritik adalah bagian dari sebuah solusi yang ditujukan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Kritik yang baik harus bersifat membangun, mendidik,dan secara objektif dan sesuai dengan topik yang dibahas. Untuk lebih jelasnya, berikut syarat-syarat kritik yang baik:


1. Memahami hakekat suatu masalah

Misalnya, masalah hukum, pengritik harus mengerti hukum (tidak harus sarjana hukum). Masalah ekonomi, pengritik harus memahami ekonomi (tidak harus sarjana ekonomi). Masalah politik, pengritik harus memahami politik (tidak harus sarjana politik). Mahasiswa yang menolak UU-BHP harus membaca dulu UU tersebut, terutama pasal-pasal yang ditolaknya.


2. Bersifat objektif

Objektif artinya kritik harus berdasarkan fakta, terutama fakta yang diketahui masyarakat luas. Misalnya: Bantuan untuk korban bencana alam selalu datang terlambat. Masyarakat luas sudah mengetahui hal ini. Kritik tanpa fakta tergolong fitnah.


3. Format harus formal

Misalnya, berbentuk artikel, opini, surat pembaca atau lainnya dan dipublikasikan (di koran, radio, televisi atau internet).


4. Bukan karya ilmiah

Kritik bukanlah karya ilmiah. Oleh karena itu harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami orang banyak dari segala lapisan pendidikan


5. Ada penalaran

Sebuah kritik harus ada penalarannya, ada argumentasinya yang logis dan benar. Jangan asal setuju atau tidak setuju, suka atau tidak suka tetapi penalarannya nol. Sebuah kritik harus rasional.


6. Mengritik tidak harus melakukan

Banyak orang awam kritik mengatakan “Pengritik itu bisanya ngomong doang. Tidak bisa berbuat apa-apa”.Apakah kalau kita mengritik presiden, kita harus jadi presiden? Apakah kalau kita mengritik dosen kita harus menjadi dosen? Apakah kalau kita mengritik teroris kita harus menjadi teroris? Tidak! Kritik adalah penyampaian pendapat yang dijamin UUD 1945.


7. Bolehkan mengritik pribadi?

Mengkritik pribadi bukanlah berarti mengritik orangnya, tetapi kebijakannya, ucapannya, tulisannya, atau perbuatannya. Kritik ini hanya ditujukan untuk pejabat publik dengan tujuan agar tidak tercipta suasana otoriter.

Misalnya mengritik kebijakan Presiden Joko Widodo yang terus-terusan menambah utang dan tidak pernah berusaha mengurangi utang. Atau mengritik Ahok yang ucapan dan kebijakannya menyinggung dan merugikan masyarakat Jakarta.


8. Tidak harus ada saran, gagasan atau alternatif solusi

Sebuah kritik harus diakhiri dengan sebuah saran, gagasan atau alternatif solusi demi perbaikan dan kebaikan walaupun itu tidak tertulis.Sebab,pada dasarnya solusi sudah ada secara implisit didalam kritik itu.Bukan pengritik yang menyelesaikan masalah, tetapi objek yang terkritik yang harus punya inisiatif.Lucu kalau pengritik disuruh menyelesaikan masalah.


Saran, gagasan atau solusi tidak perlu ditulis apabila kritik itu ditujukan untuk orang yang dianggap pandai tetapi melakukan kekeliruan.Tetapi sebaiknya ditulis apabila kritik itu ditujukan untuk mereka yang dianggap tidak mampu melakukan perbaikan-perbaikan. Sebab, saran,gagasan atau solusi merupakan kebalikan daripada kritik.


9. Kritik harus menemukan sesuatu yang baru

Kritik haruslah menemukan sesuatu yang baru. Artinya, apa yang dianggap benar ternyata salah. Apa yang dianggap salah ternyata benar. Bukan berarti menyalahkan yang benar atau membenarkan yang salah. Misalnya, teori Geocentris dari Galileo-Galilei dianggap benar. Lantas, Copernicus mengritik pendapat Geocentris tersebut dengan teori Heliosentris.


10. Bertanggung jawab.

Seorang pengritik harus mau bertanggung jawab, terutama tanggung jawab secara hukum. Oleh karena itu seorang pengritik juga harus mengerti hukum. Jadi, mengritik tidak sama dengan mencaci-maki orang seenaknya sendiri.


Seorang pengritik harus mampu berpikir kritis dan punya wawasan berpikir yang luas.Artinya, menjadi seorang pengritik tidaklah mudah. Kalau ada yang mengatakan,orang yang mengritik harus berbuat lebih baik dari pada orang yang dikritik,tentu ini merupakan logikanya orang yang tidak cerdas. Sebab mengritik tidak berarti harus melakukannya. Pertanyaan:


Apakah kalau Anda mengritik presiden,maka Anda juga harus menjadi presiden yang lebih baik? Itu logika keliru dan menyesatkan namanya.

CARA MENYAMPAIKAN KRITIK DAN SARAN


Kritik dan saran adalah bagia yang tak terpisahkan dalam aktifitas bekerja dan berkarya. Kritik dan saran adalah sebuah respon yang terhadap sesuatu permasalahan berupa ungkapan yang ditujukan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Berikut cara menyampaikan Kritik dan saran yang baik :


Cara-cara menyampaikan Kritik dan Saran

  1. Menyimak topik yang sedang di bahas dengan seksama dan penuh dengan konsentrasi dari awal hingga akhir.

  2. Mencatat pokok-pokok bahasan agar benar-benar paham dalam menentukan bagian yang akan dikritik atau diberi saran.

  3. Menganalisis pokok-pokok isi bahasan dengan menentukan bagian-bagian yang

  4. hendak di kritik atau di beri saran.

  5. Menentukan kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan isi bahasan tersebut, serta menentukan ide-ide baru atau perbaikan-perbaikan yang tepat untuk

  6. menyempurnakan dalam pembahasan.

  7. Mengemukakan atau menyampaikan kritik atau saran berdasarkan bahasan yang dibahas.


Manfaat Kritik dan Saran

  1. Menambah masukan-masukan baru yang belum di bahas agar lebih terinci dan

  2. lengkap.

  3. Mengganti bagian bahasan yang kurang baik dengan masukan yang lebih tepat atau lebih baik berdasarkan kritik dan saran yang di terima.

  4. Menghilangkan bagian-bagian yang tidak tepat atau tidak perlu.


Hal-hal yang Harus diperhatikan dalam menyampaikan Kritik Dan Saran

  1. Anda hendaknya benar-benar memahami persoalan nya,sehingga kritik dan saran yang di kemukakan di katakan berdasar .

  2. Anda hendaknya memberikan pengantar terlebih dahulu dengan mengemukakan bagian yang akan di kritik atau di beri saran secara singkat, padat, dan jelas, baru kemudian sampaikan kritik atau saran anda secara objektif.

  3. Kritik dan saran yangn di sampaikan sesuai dengan topik yang di bahas.

  4. Kritik dan saran hendaknya di sampaikan dengan bahasa yang baik, sopan, santun, tidak berkesan menentang dan tidak menyinggungperasaan pihak yang di beri kritik atau di beri saran .

  5. Kritik dan saran yang di sampaikan hendaknya disertai dengan argumen-argumen yang logis untuk memperkuat kritik dan saran.

  6. Kritik dan saran yang disampaikan harus ditujukan untuk menyampaikan masalah yang di bahas, bukan bertujuan untuk mengejek atau menjatuhkan pihak yang di kritik atau di beri saran.

  7. Dalam menyampaikan kritik dan saran hendaknya di sertai dengan ide-ide segar atau baru solusi yang tepat agar pihak yang di kritik atau yang di beri saran dapat lebih menyempurnakan bahasannya.


Cara Menyampaikan Sanggahan atau Penolakan

  1. Sampaikan dengan bahasa yang sopan.

  2. Landasi dengan argumentasi yang masuk akal.

  3. Yang ditolak pendapatnya bukan orangnya.

  4. Menunjukan bagian yang lemah dan kelebihan pembicara.

  5. Kemukakan sanggahan dengan izin moderator.


Contoh Kritik dan Sanggahan : Sebuah kritikan harus disertai alasan yang jelas.


Contoh kritik yang tidak disertai alasan:

  1. Saya sependapat dengan Anda, faktor kebersihan sangat berpengaruh terhadap penyebaran demam berdarah. Pendapat Anda tepat.

  2. Saya kurang sependapat dengan Anda, faktor kebersihan tidak berpengaruh pada penyebaran demam berdarah.


Contoh kritik yang disertai alasan:

  1. Saya sangat sependapat dengan Anda mengenai faktor kebersihan. Lingkungan yang bersih adalah syarat utama hidup sehat. Apabila lingkungan bersih dengan sendirinya nyamuk tidak dapat berkembang biak dan demam berdarah juga tidak akan ada di tempat tersebut.

  2. Saya kurang sependapat dengan Anda. Dari beberapa kasus demam berdarah justru menjangkiti warga perumahan yang relatif lebih bersih daripada perkampungan. Saya kira pengasapan masih lebih efektif.


Contoh sanggahan:

Topik:

Pendidikan tinggi di Indonesia belum melihat mahasiswa sebagai individu yang unik sehingga perlu pembelajaran yang tidak seragam. Kegagalan pendidikan tinggi untuk memahami kebutuhan dan potensi unik setiap mahasiswa itu mengakibatkan kualitas pendidikan tinggi yang tidak sesuai harapan. Akibat lebih jauh, daya saing dan kualitas sumber daya manusia Indonesia rendah di dunia internasional.


Tanggapan:

  1. Persetujuan: Saya sependapat dengan nara sumber tentang perlunya sistem lembaga pendidikan tinggi memahami kebutuhan dan kompetensi unik mahasiswa. Hal ini di karenakan masing-masing mahasiswa memiliki kemampuan dan minat yang berbeda.Penanganan mahasiswa berdasarkan minat dan bakat akan melahirkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang kreatif dan mampu bersaing di dunia Internasional.

  2. Penolakan: Saya kurang sependapat dengan nara sumber karena jika mengelompokan mahasiswa berdasarkan minat dan bakat, maka biaya yang akan di keluarkan orang tua mahasiswa juga bertambah.Hal ini dikarenakan sarana dan prasarana yang di sediakan pihak kampus maupun pemerintah minim.


BIJAK HADAPI KRITIK



Kritik berarti suatu evaluasi, penilaian, dan apresiasi yang disampaikan secara obyektif, misalnya terhadap hasil karya, pekerjaan, atau performance kita, dengan maksud agar kita dapat menjadi lebih baik lagi dari yang sekarang. Kritik sama sekali bukan sesuatu yang dimaksudkan untuk mengusik apalagi menjatuhkan harga diri seseorang. Terkadang kritik memang terasa pedas seperti celaan, terutama bila ditujukan kepada orang yang tahu bahwa dirinya salah, atau tahu bahwa dia harus berubah. Kritik seperti ini yang kerap dicurigai mengandung intense negatif Karena asumsi kolektif yang keliru tentang kritik. Sebab itulah muncul istilah ‘kritik yang membangun’. Kita tak bisa dan juga tak perlu menjauh dari kritik. Di mana pun kita berada, sesempurna apa pun diri kita, kritik akan terus menghampiri. Begitu dekatnya kritik dengan kehidupan kita, sehingga yang lebih kita butuhkan adalah kemampuan untuk mengelola kritik yang datang agar kita tidak bersikap defensif berlebihan. Kata Psikolog Bobby Hartanto, M.Psi dari FLIP (Fun Learning Inspiring Passion) bahwa Kritik tak perlu mempengaruhi hidup kita. Kita tak perlu menjadi stres bila menerima kritik. Lebih baik belajar mengelolanya dengan tepat, sehingga kritik bisa berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu membangun kepribadian kita.


Berikut adalah hal yang bisa di lakukan dalam menyikapi kritik: Bersikap positif Tetaplah berusaha objektif menghadapi setiap kritik yang ada. Gunakan keterampilan mendengarkan, lalu simpulkan dengan kalimat Anda sendiri. Saat Anda mendengarkan, lakukan kontak mata dengan orang tersebut untuk menunjukkan bahwa Anda terlibat aktif.

Tanyakan maksud sebenarnya Cobalah bertanya tentang maksud sebenarnya (kepada orang yang mengkritik Anda) untuk menghindari salah paham lebih jauh. Bila Anda menghadapi kritik, teknik bertanya ini penting untuk menunjukkan bawa Anda serius untuk melakukan perubahan.


Tak perlu defensif Tapi tahan diri untuk selalu bersifat defensif. Beri kesempatan kepada orang yang mengkritik Anda. Seseorang memberi feed back (kritikan), mestinya punya masukan yang penting. Tenang Tetap tenang dan rasional, terutama bila berada pada posisi professional. Pikirkan kritik mana yang disampaikan dengan maksud membangun akan lebih mudah dicerna dengan hati dan kepala yang dingin. Abaikan “Abaikan tapi tetap waspadai kritik yang sifatnya manipulatif,” Kritik yang manipulatif memang sengaja diciptakan untuk menjatuhkan. Bagaimana membedakan kritik yang membangun dan yang manipulatif? Pengkritik dengan niat membangun tentu memberikan saran-saran untuk perbaikan.


Demikianlah tulisan ini, semoga dapat memberi kearifan dan kebijaksanaan bagi kita semua dalam menanggapi suatu hal baik yang disuka maupun yang tidak di suka keduanya memiliki aturan tersendiri, agar memberikan kritik, saran maupun pujian tetap proporsional, rasional, ilmiah dan terukur, agar perkataan, ucapan dan tindakan kita bermanfaat bagi diri, orang lain dan lingkungan sekitar kita. Karena Bijak Berkata : “Ucapanmu adalah Kualitas Dirimu”.

Tetap semangat dalam beraktifitas, Sukses selalu dalam bekerja dan berkarya untuk kemajuan pendidikan tinggi Indonesia.

Follow

  • Facebook

Contact

082187078342

Address

Makassar, Sulawesi Selatan Indonesia

©2016 by Yusrin Ahmad Tosepu

bottom of page