top of page
Yusrin Ahmad Tosepu

MELACAK AKSI PLAGIATOR SKRIPSI (_Empiris



Merujuk pada Permen Diknas No 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan Plagiasi dan Sanksi Plagiasi adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya tanpa menyertakan sumber secara tepat dan memadai.


Pelaku plagiat disebut plagiator. Plagiator ini bisa terdiri dari orang perseorangan atau kumpulan orang pelaku plagiat, baik yang bekerja atas kepentingan sendiri maupun atas nama institusi tertentu.


Beberapa kasus plagiat dalam penulisan tugas akhir mahasiswa di berbagai perguruan tinggi akhirnya dapat terbongkar. Beberapa Pelakunya dilaporkan kepada Komisi Disiplin oleh penguji maupun pembimbing di kampusnya. yang bersangkutan dijatuhkan sanksi berupa teguran, skorsing sampai dengan permintaan pengunduran diri dari program studi atau pemberhentian dengan tidak hormat.


Berbagi Pengalaman buat rekan rekan dosen bahwa berbagai kasus plagiat skripsi mahasiswa bisa terbongkar, dengan mendeteksi ciri dan metodenya sebagai berikut :


Hit and Run


Modusnya adalah seperti strategi “hit and run” pada perang gerilya. Ketika bertemu pembimbing, materi penulisan yang dibawa biasanya sekaligus banyak dan tiba-tiba menunjukkan peningkatan kemajuan yang super cepat. Tetapi ketika pembimbing menanyakan mengenai alur berpikir, metode penelitian, atau detil penulisan, mereka tampak tidak memahaminya. Ketika mereka diminta untuk merubah tools atau alat analisis, mereka akan kebingungan.


Yang sering terjadi, pada konsultasi awal biasanya mahasiswa hanya membawa bab pertama dari tugas akhirnya kemudian menghilang dalam kurun waktu yang cukup lama sebelum akhirnya muncul kembali, biasanya pada saat menjelang presentasi pra sidang hasil Tugas Akhir. Mepetnya waktu konsultasi dengan tenggat pengumpulan dimanfaatkan untuk mencari celah agar pembimbing tidak sempat memeriksa keseluruhan materi skripsi. Biasanya dalam kondisi ini mahasiswa akan sedikit ‘memaksa’ pembimbing untuk menandatangani persetujuan pendaftaran sidang.


Tidak Konsisten Menggunakan Istilah


Nama objek penelitian, metode, dan data dapat menjadi kunci pembuka untuk membongkar tindakan plagiat. Pada saat pembimbing atau penguji mencoba mengkonfirmasi hal ini kepada mahasiswa, biasanya alasan yang diajukan adalah kesalahan ketik. Namun pengalaman dan intuisi pembimbing atau penguji biasanya dapat menilai apakah ketidakkonsistenan ini disebabkan oleh typo error atau sebab lain. Kasus plagiat yang biasa dilakukan mahasiswa cukup dengan ditemukannya satu kata, misal; objek penelitian pada ‘PT AZ’ tapi yang banyak tertulis ‘PT USA’ dari keseluruhan isi skripsinya.


Gaya Penulisan yang Canggih dan Memukau, atau Justru Gaya yang Sangat Umum dan Mudah Dikenali

Skripsi adalah karya ilmiah pertama mahasiswa S1 yang digarap secara serius. Gaya bahasa penulis ilmiah pemula dan yang telah berpengalaman sangatlah berbeda. Oleh karena itu, gaya penulisan yang mulus dan sempurna pada skripsi biasanya mendapat perhatian lebih dari pembimbing atau penguji, sebab dapat menimbulkan dugaan telah terjadi plagiasi.


Sementara, untuk tindakan plagiasi pada beberapa topik penelitian yang sangat umum dan sering berulang, gaya bahasa dan pokok bahasan dalam tulisan biasanya mempunyai keseragaman. Pola bahasannya mudah dikenali dan ditebak darimana sumbernya.


Kekuatan Intuisi dan Pengalaman Pembimbing dan Penguji


Jangan remehkan intuisi dosen pembimbing dan penguji. Beberapa kasus plagiasi terbongkar berdasarkan intuisi pembimbing atau penguji. Memori para dosen ini terkadang sangat “PEKA” sehingga masih bisa mengingat bahwa mereka pernah membimbing atau menguji tugas akhir yang sama sebelumnya. Bahkan beberapa dapat mengidentifikasi dengan cepat dan tepat sumbernya; nama mahasiswa, angkatan, dan siapa pembimbingnya.


Bahasa Tubuh Takkan Berdusta


Mudah untuk mendeteksi kebohongan melalui ekspresi bahasa tubuh. Biasanya orang yang berbohong menunjukkan bahasa tubuh yang cenderung kaku. Mereka akan menghindari kontak mata dengan lawan bicara. Atau sering melakukan gerakan spontan seperti menyentuh muka, tenggorokan, hidung atau mulutnya sendiri.


Nada bicara mereka cenderung lambat, dan sangat monoton. Intinya, pelaku plagiat sering salah tingkah di hadapan dosen pembimbing atau penguji. Ketika dosen membelokkan pembicaraan di luar skripsi, mereka akan tampak sangat lega dan lebih rileks dalam menanggapinya.


Pada dasarnya, kecurangan dan ketidakjujuran pasti akan terbongkar. Kasus plagiat dapat terungkap dengan cara-cara yang unik dan mungkin tak terpikirkan sebelumnya. Namun mahasiswa tidak perlu khawatir sebab dosen pembimbing dan penguji tidak akan mengadukan dugaan plagiat kepada Komisi Disiplin tanpa bukti yang kuat dan otentik. Jadi tak perlu takut kalau jujur dan benar.


Tidak ada manusia yang luput dari kesalahan. Oleh karena itu harus dibangun sikap dewasa dan kesadaran bahwa setiap tindakan menimbulkan konsekuensi yang harus dipertanggungjawabkan, dan pasti akan selalu ada pelajaran yang bisa dipetik dari setiap peristiwa.


Semoga bermanfaat!!! Budayakan menghargai karya orang lain dan senantiasa jujur dalam bekerja dan berkarya. Sukses selalu dan tetap semangat.

33 views0 comments
bottom of page