top of page

Membaca Perubahan Dunia


Pergeseran perubahan yang terjadi di era keterbukaan dan persaingan global. Kekuatan ekonomi dan bisnis menjadi tumpuan utama. Dari ciri masyarakat Kapitalis ke ciri masyarakat pengetahuan. Perubahan dunia sebagai sebuah masyarakat pengetahuan yang terintegrasi secara global.


Dunia telah berubah dari perang ideologi bergeser ke perang imagologi. Kekuatan dari uni polar (hegemoni Amerika Serikat) menuju ke multi polar (Uni Emirat Arab, Rusia, Tiongkok, Jepang, Korea, India, Amerika latin dll).


Aroma persaingan di kancah internasional kian menyengat. Dewan intelijen nasional Amerika Serikat (NIC_National Intelligence Cincil) yang menghimpun data dari berbagai negara untuk memantau perkembangan dunia, memprediksi kecenderungan global yang akan mencapai klimaksnya menjelang 2035. NIC memperkirakan, 20 tahun ke depan, kekuatan ekonomi Amerika Serikat dan maju di benua Eropa lainnya akan terus melemah.


Saat ini, Amerika serikat dan negara Eropa maju lainnya masih kuat dari sisi militer dan teknologi. Namun, situasi politik makin tak terarah, terutama Amerika Serikat pasca krisis mortgage 2007-di mana krisis itu belum tuntas sampai sekarang.


Berdasarkan informasi ekonomi yang di publikasikan beberapa media cetak dan elektronik internasional, negara negara di benua Asia pertumbuhannya lebih tinggi daripada Amerika serikat dan neara di benua Eropa.


Kondisi ekonomi Amerika Serikat dan negara benua Eropa lainnya semakin buram, seperti yang dilaporkan CNN, banyak supermarket besar dan terkenal di sana, Wallmart, dsb-lesu pengujung, barang menumpuk alias tidak laku. Di ketahui bersama, masyarakat Amerika dan Eropa tergolong masyarakat konsumtif.


Lesunya pembeli, penumpukan barang terjadi akibat daya beli masyarakat yang semakin rendah, kemampuan belanja masyarakat Amerika dan Eropa terus melemah. Kemorosotan tatanan ekonomi ini diprediksi akan terus terjadi, dan berdampak secara global. Terjadi pergeseran perubahan plus perubahan kekayaan.


Pergeseran perubahan, kekuatan ekonomi dan bisnis menjadi tumpuan utama. Dari ciri masyarakat Kapitalis ke ciri masyarakat pengetahuan. Masyarakat pengetahuan inilah yang memegang peranan utama membentuk peradaban dunia baru. Hal ini tercermin salah satunya dari latar belakang orang-orang terkaya dunia saat ini yang berasal dari inovator-inovator teknologi informasi.


Pergeseran kekayaan, kini kekayaan dunia bukan lagi terkonsentrasi di New York, London, Frankfurt, dan Swiss, tetapi bergeser ke Dubai, Jepang, Moskow, Soul, Beijing, dan negara negara asia lainnya. Lihat saja daftar 500 orang terkaya dunia versi majalah forbes. Makin banyak orang orang Asia yang masuk daftar, sementara orang-orang Barat tersingkir.


Rilis majalah Forbes, negara yang cadangan devisanya terbesar adalah Swiss, mencapai sekitar 520 Miliar dolar. Negara negara lain sudah ambruk lebih dulu, terutama Yunani. Walaupun Swiss memliki cadangan devisa terbesar, ternyata masih kalah jauh dengan negara negara di Asia, terutama Asia Timur. Swiss hanya berada sedikit di atas Taiwan, yang memiliki cadangan 412 miliar dolar. Akan tetapi, devisa Swiss tidak ada apa apanya jika dibandingkan dengan Jepang, yang mencapai 1,2 triliun dolar, atau Tiongkok yang digabung dengan Hongkong, yang mencapai 3,8 triliun dolar. Tujuh kali lipat dibandingkan dengan cadangan devisa Swiss.


Saya membayangkan, jika pemerintah Tiongkok mau membuat ambruk total ekonomi dan moneter Amerika Serikat, cukup menteri keuangannya mengeluarkan pengumuman, cadangan 3,8 triliun, 1 triliun dolar Amerika Serikat di lempar ke pasar uang internasional, di tukar dengan yen, dengan euro, dan dengan rupiah, dan di borong dengan mata uang lain, maka dolar amerika, nilainya akan langsung ambruk!!!


Perang paling berbahaya saat ini adalah asymmetric war-perang tidak simetris. Perang ini bukan lagi pertempuran yang mengadalkan kekuatan militer, melainkan perang dengan saling menghancurkan secara moneter alias perang cyber.


Jika nilai matauang dolar amerika jatuh, Masyarakat Amerika yang mengimpor barang harus membayar dengan dolar dalam jumlah yang lebih banyak. Uang mereka akan terkuras. Amerika bakal miskin mendadak. Revolusi sosial dan politik bisa bergejolak di dalam negeri mereka. Hal tersebut sama akan sama situasinya ketika rezim Soeharto ambruk gara-gara nilai mata uang rupiah runtuh. Rupiah di sedot, di tarik keluar, di timbun di Singapura.


Rupiah di timbun di Singapura. Begitu numpuk, dilepas lagi. Para investor melepas rupiah di tukar dengan mata uang lain. Nilainya jatuh tinggal 1/6-nya. Otomatis di dalam negeri terjadi krisis. Rezim Soeharto jatuh. Inilah pola untuk menjatuhkan pemerintah zaman sekarang, dengan pendekatan moneter dan ekonomi.


Saat ini, Tiongkok belum memainkan kartu truf moneter ini. Masih menahan diri. Tiongkok masih sibuk mengembangkan kekuatan milternya dengan membangun kapal kapal induk yang besar dan alat utama sistem pertahanan dan keamanan (Alutistakam) super canggih.


Realitas tersebut dapat kita saksikan informasinya di berbagai media cetak, elektronik dan online, Tiongkok sudah sering mengirim kapal induk ke laut cina selatan yang sebagian wilayah tersebut merupakan zona yang dipersengketakan dengan negara Asia lainnya termasuk Indonesia. Selain hal tersebut, Tiongkok mulai memproduksi sejata rudal jarak jauh, memiliki stasiun peluncuran dan roket luar angkasa, dan sedang menyiapkan pembangunan stasiun luar angkasa yang terlebih dahulu telah di miliki oleh Amerika Serikat dan Rusia.


Tiongkok kini bisa di katakan negara paling berbahaya dan patut di waspadai. Amerika Serikat pun telah berjaga-jaga dengan menempatkan militernya di daerah sekutunya Australia. Pangkalan militer di Filipina mereka tutup, dan mereka memidahkannya ke Singapura. Menempatkan sistem persenjataan Rudal jarak jauh di willayah Korea Selatan untuk mengimbangi sistem persenjataan Korea Utara yang dibantu Tiongkok.


Dengan cadangan devisa sedemikian besar dan jumlah penduduk terbesar di dunia, Tiongkok bebas merajalela dan menggurita membangun industri dimana mana, sektor apa saja, termasuk industri militer. Tiongkok telah membangun mega proyek di negara beberapa negara dia Asia dan Afrika, Dubai, Oman, Kuwait, Afrika slatan, dsb., dengan nilai investasi miliar dolar. Di Saudi Arabia, Tiongkok telah membangun proyek jalur kereta api dari Arafah yang menghubungkan Muzdalifah, Mina, Makkah, sampai tembus ke Madinah. Di Indonesia, ratusan proyek yang menelan investasi dan dana yang cukup besar, kontraktornya dari Tiongkok, bahkan tenaga kerjanya pun sebagian di datangkan dari Tiongkok.


Jika di telisik dari gros domestic product (GDP). Produk suatu bangsa, berupa produk BUMN, swasta, maupun industri besar dan rumah tangga, dihitung secara statistik, di jumlahkan secara agregat, ketemulah GDP. GDP Tiongkok nomor dua terbesar di dunia setelah Amerika Serikat. IMF memperkirakan, tahun 2035, Tiongkoklah yang nomor satu, dengan 70 triliun dolar. Dari 213 negara, 20 negara tercatat pemilik GDP terbesar, Indonesia berada di urutan 16. Indonesia tidak boleh di remehkan, karena kekuatan GDP Indonesia sejak 5 tahun lalu semakin merangkak naik, dan salah satu negara anggota G20.


Melihat tren GDP Indonesia yang meningkat secara signifikan, menunjukkan bahwa Indonesia sedang bangkit. Para analisis ekonomi dunia telah memperkirakan bahwa Indonesia akan menjadi negara nomor 7 dengan GDP terbesar. Bahkan Jepang pun kalah.


Dalam konteks ini, yang menarik untuk dianalisis adalah,mengapa Jepang bisa kalah dari Indonesia. Padahal, selama ini Jepang unggul di berbagai bidang, khususnya teknologi, dan sains. Selama ini Jepang di dukung oleh dua faktor. Pertama, wilayah dan pulaunya kecil, hanya dua pula besar. Penduduknya sedikit sehingga mudah mengaturnya, termasuk dalam aktifitas ekonomi. Kedua, mereka bekerja keras dan mereka menguasai teknologi, dimana kelebihan tersebut menutupi kekurangan dalam hal sumber daya alam mereka yang terbatas. Realitas kekinian, di puncak kemakmuran, generasi Jepang malah menjadi pemalas. Ini akibat kian pesatnya perkembangan teknologi. Kemudahan yang disungguhkan membuat generasi muda Jepang malas malasan.


Patut disadari, teknologi bukan jaminan sebuah bangsa menjadi kuat dan tak terkalahkan. Jika penduduk enggan bekerja keras, kemajuan teknologi itu tak akan ada artinya. Apalagi kalau ketinggalan dari teknologi, dan penduduknya malas pula. Parah dan memilukan..!!!!


Kuncinya adalah ETOS KERJA. Daya tahan suatu bangsa bukan pada kemampuan teknologinya semata, tetapi pada etos kerja, karena tak ada guna teknologinya canggih, tetapi penduduknya pemalas. Indonesia, dengan 148 juta penduduk, terlatih untuk kerja keras, maka Indonesia dapat mengalahkan Jepang.


Fakta di atas menunjukkan bahwa dunia berubah, semakin sarat tantangan dan persaingan. Tuntutan makin beragam, peperangan telah berubah bentuk-lebih halus tapi mematikan. Indonesia dan seluruh komponen bangsa dan lapisan masyarakatnya harus bersiap di segala bidang mengantisipasi segala bentuk perubahan yang terjadi, agar di masa depan, Indonesia dapat menjadi negara yang berdaya guna dan berdaya saing di antara negara maju lainnya.


Kata Kuncinya adalah : Masyarakat Indonesia harus memiliki etos kerja, bekerja keras di segala bidang kehidupan. Pemerintah Indonesia harus lebih fokus membangun sumber daya manusia yang berkualitas dengan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, serta menggelolah sumber daya alam secara mandiri dan berdaulat - lepas dari ketergantungan dan kepemilikan asing.


Program Nawacita pemerintahan Jokowi-JK dengan gerakan revolusi mental semakin relevan bagi bangsa Indonesia yang saat ini tengah menghadapi empat problem pokok bangsa yaitu; merosotnya wibawa negara, merebaknya intoleransi, melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional, dan terakhir era pasar bebas.


Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla ingin mengadakan perubahan mental rakyat Indonesia dengan cara yang cepat (revolusi mental). Revolusi mental adalah suatu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru. Revolusi mental adalah bagian dari membangun jiwa yang merdeka, mengubah cara pandang, pikiran, sikap, dan perilaku agar berorientasi pada kemajuan dan hal-hal yang modern, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa bangsa lain di dunia. Dalam kehidupan sehari-hari, praktek revolusi mental adalah menjadi manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan punya semangat kebersamaan dan gotong royong. Gagasan revolusi mental yang pertama kali dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada Peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1956.


Bukan perkara mudah untuk melakukan perubahan mental rakyat Indonesia sebagaimana yang termaktub dalam gerakan revolusi mental. Butuh energi yang besar, perlu kerjasama dan membangun kesadaran bersama (kolektif) seluruh komponen dan lapisan masyarakat Indonesia. Perlu perencanaan, konsentrasi, proses, dan waktu. Gerakan revolusi mental menjadi tanggung jawab bersama baik masyarakat, pemerintah, lembaga/organisasi maupun perseorangan.


Merubah mentalitas dan cara pikir masyarakat adalah bagian dari merubah Indonesia ke arah yang lebih baik. Semoga!!!

bottom of page