top of page

PENDIDIKAN TINGGI MASA DEPAN


PENGANTAR


Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.


Tujuan pendidikan yang kita harapkan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. Pendidikan harus mampu mempersiapkan warga negara agar dapat berperan aktif dalam seluruh lapangan kehidupan, cerdas, aktif, kreatif, terampil, jujur, berdisiplin dan bermoral tinggi, demokratis, dan toleran dengan mengutamakan persatuan bangsa dan bukannya perpecahan.


Di era informasi yang serba instan ini setiap masyarakat pasti membutuhkan pusat informasi dan pengetahuan. Informasi pengetahuan dan teknologi didapat dari perguruan tinggi yang merupakan lembaga pendidikan untuk melatih kompetensi mahasiswa agar mampu dapat bersaing dalam era informasi teknologi. Didalam menentukan pilihan untuk menyekolahkan anaknya, setiap masyarakat menginginkan perguruan tinggi mempunyai asset/modal pendidikan yang tetap yaitu tanah, bangunan, dosen (tenaga pengajar) dan administrator agar nantinya tidak hanya menghasilkan output/keluar secara kuantitas saja namun dapat menghasilkan outcome/dampak yang dapat memberikan peranan yang lebih bagi masyarakat sekitarnya.


Sering kali kita berbicara berapi-api tentang keinginan memiliki perguruan tinggi unggul namun pada praktiknya perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan sudah merasa puas dengan kualitas yang sedang-sedang saja. Sehingga peranan masyarakat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dapat memberikan kontribusinya perlu dikembangkan agar dapat mendukung perguruan tinggi untuk mampu tetap konsisten dalam upaya peningkatan mutu pendidikan bagi mahasiswanya, tidak hanya sedang-sedang saja namun lebih optimal. Tidak bosan-bosannya para pakar pendidikan berusaha meningkatkan mutu pendidikan perguruan tinggi, tidak hanya pemerintah tetapi juga masyarakat mempunyai peranan yang cukup penting pula dalam masalah peningkatan mutu pendidikan. Konsep manajemen peningkatan mutu perguruan tinggi yang berorientasi pada peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan tinggi dalam upaya mewujudkan perguruan tinggi unggul.


Kehidupan suatu bangsa juga ditentukan oleh tingkat pendidikanya. Suatu bangsa yang pendidikanya maju, tentu kehidupanya juga maju, demikian pula sebaliknya. Misalnya, Malaysia tingkat pendidikanya maju, tentu kehidupanya maju pula. Bangsa Indonesia tingkat pendidikanya kurang maju, tentu kehidupanya juga kurang maju. Pendidikan dalam hal ini harus peka terhadap persoalan masa depan dan persoalan ketidak adilan social, maka diperlukan visi yang sesuai dengan formasi social agar pendidikan dapat diterjemahkan menurut realitas social.


Manajemen Mutu Terpadu (TQM) perguruan tinggi merupakan suatu konsep dalam rangka meningkatkan mutu, efisiensi yang dapat mengakomodasi keinginan masyarakat serta menjalin kerjasama yang erat antara perguruan tinggi, masyarakat dan pemerintah.

Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat kompleks dan berjangka panjang, di mana berbagai aspek yang tercakup dalam proses saling erat berkaitan satu sama lain dan bermuara pada terwujudnya manusia yang memiliki nilai hidup, pengetahuan hidup dan keterampilan hidup. Prosesnya bersifat kompleks dikarenakan interaksi di antara berbagai aspek tersebut, seperti dosen (tenaga pengajar), bahan ajar, fasilitas, kondisi mahasiswa, kondisi lingkungan, metode mengajar yang digunakan, tidak selamanya memiliki sifat dan bentuk yang konsisten yang dapat dikendalikan.


Hal ini mengakibatkan penjelasan terhadap fenomena pendidikan bisa berbeda-beda baik karena waktu, tempat maupun subjek yang terlibat dalam proses. Dalam proses pendidikan tersebut diatas, kurikulum menempati posisi yang menentukan. lbarat tubuh, kurikulum merupakan jantungnya pendidikan. Kurikulum merupakan seperangkat rancangan nilai, pengetahuan, dan keterampilan yang harus ditransfer kepada peserta didik dan bagaimana proses transfer tersebut harus dilaksanakan.


Proses-pendidikan adalah mempersiapkan manusia untuk dapat hidup layak di masa depan, suatu masa yang tidak mesti sama bahkan cenderung berbeda dengan masa kini. Berkaitan dengan kurikulum, dimensi jangka panjang ini memberikan pemahaman bahwa suatu kurikulum harus merupakan jembatan bagi peserta didik untuk dapat mengantarkan dari kehidupan masa kini ke kehidupan masa depan. Peserta didik yang berada di bangku perguruan tinggi dewasa ini dipersiapkan untuk dapat hidup secara layak dan bermanfaat baik bagi diri, keluarga dan masyarakatnya.


PEMBAHASAN


Menurut Juhn Dewey Pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan sosial.


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1).


Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mendapatkan pengalaman dan mengembangkan potensi diri dengan proses pembelajaran sepanjang hidup.


Masa Depan adalah gambaran tentang kehidupan kita pada beberapa kurun waktu ke depan. Jadi Pengembangan Pendidikan Masa Depan adalah proses, cara, atau perbuatan untuk menjadi maju dalam proses pembelajaran yang dilakukan untuk kehidupan dikurun waktu yang akan datang.


1. Faktor Pendukung Pengembangan Pendidikan Tinggi Masa Depan


Pendidikian merupakan penggerak utama (before to move) bagi pembangunan. Negara-negara sedang berkembang memandang pembangunan yang telah terjadi di dunia barat seakan-akan merupakan cermin bagi diri mereka. Pendidikan modern yang telah berhasil mengantarkan negara-negara maju (developped countries) dari kemiskinan dan keterbelakangan pada masa lampau sehingga mencapai tingkat seperti yang bisa disaksikan dewasa ini, sudah barang tentu akan berhasil pula mengantarkan negaranegara yang sedang berkembang mencapai tingkat pembangunan sebagaimana yang telah dicapai negara-negara maju.


Empat pilar pendidikan

  1. Belajar untuk mengetahui (Learning to know)

  2. Belajar untuk berbuat (Learning to do)

  3. Belajar untuk hidup bersama (Learning to life together)

  4. Belajar untuk menjadi diri sendiri (Lerning to be)


Ciri-ciri Pendidikan Masa Depan

  1. Berfokus pada pemupukan potensi unggul setiap peserta didik.

  2. Keseimbangan beragam kecerdasan (intelektual, emosional, sosial, spritual, kinestetis, dst.)

  3. Mengajarkan life skills.

  4. Sistem penilaiannya berbasis portofolio dari hasil karya mahasiswa.

  5. Pembelajaran berbasis kehidupan nyata dan praktik di lapangan.

  6. Dosen (tenaga pengajar) lebih berperan sebagai motivator dan fasilitator agar peserta didik mengembangkan minatnya masing-masing.

  7. Pembelajaran didasarkan pada kemampuan, cara/gaya belajar, dan perkembangan psikologis masing masing peserta didik.


Untuk bisa mengikuti perkembangan zaman dengan baik, maka dari itu pendidikan masa depan setidaknya memiliki ciri, sebagai berikut.

  1. Peserta didik secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya.

  2. Peserta didik secara aktif terlibat di dalam mengelola pengetahuannya.

  3. Penguasaan materi dan juga mengembangkan karakter peserta didik (life-long learning).

  4. Penggunaan multimedia.

  5. Dosen (tenaga pengajar) sebagai fasilitator, evaluasi dilakukan bersama dengan peserta didik.

  6. Terpadu dan berkesinambungan.

  7. Menekankan pada pengembangan pengetahuan. Kesalahan menunjukkan proses belajar dan dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar.

  8. Iklim yang tercipta lebih bersifat kolaboratif, suportif, dan kooperatif.

  9. Peserta didik dan dosen (tenaga pengajar) belajar bersama dalam mengembangkan, konsep, dan keterampilan.

  10. Penekanan pada pencapaian target kompetensi dan keterampilan.

  11. Pemanfaatan berbagai sumber belajar yang ada di sekitar.



Untuk memantapkan ciri pendidikan masa depan yang diuraikan sebelumnya, maka dengan demikian pendidikan masa depan harus mengarahkan pembelajarannya terfokus pada beberapa keterampilan yang harus ditanamkan pada pembelajar. Keterampilan tersebut, antara lain :

  1. Keterampilan Penelitian

  2. Keterampilan Komunikasi

  3. Keterampilan Berpikir

  4. Keterampilan Sosial

  5. Keterampilan Mengatur diri sendiri

  6. Keterampilan Hidup

Sehingga pada akhir pembelajaran suatu jenjang pendidikan setiap pebelajar bisa menjadi seperti yang diungkapkan oleh Ken Kay, President Partnership for 21st Century Skills, antara lain :

  • Pemikir yang kritis

  • Seorang penyelesai masalah

  • Seorang inovator

  • Dapat berkomunikasi secara efektif

  • Dapat berkolaborasi secara efektif

  • Dapat mengarahkan diri sendiri

  • Paham akan informasi dan media

  • Paham dan sadar akan masalah global

  • Memikirkan kepentingan umum

  • Terampil dalam keuangan, ekonomi dan kewirausahaan

Dengan demikian pendidikan akan membawa angin segar bagi seluruh umat manusia. Satu hal yang perlu kita pahami melalui ungkapan McKenzie, yaitu “untuk mendidik dan menghasilkan orang dewasa yang tidak sekedar menjadi penduduk dunia namun juga mencoba untuk menciptakan dunia masa depan yang cocok untuk semua penduduknya”. Inilah sebenarnya yang diharapkan. Mudahan apa yang diharapkan ini bisa terwujud dengan cepat.


Syarat-Syarat Pendidikan Masa Depan

  1. Materi Pendidikan Masa Depan

  2. Global Awareness (kesadaran global)

  3. Keterampilan dalam keuangan, ekonomi, bisnis dan kewirausahaan

  4. Pemikiran untuk kepentingan umum

  5. Kesadaran akan kesehatan dan kesejahteraan


2. Implementasi Pengembangan Pendidikan Tinggi Masa Depan


Perguruan tinggi Masa Depan


Untuk membiayai perlengkapan teknologi sering menjadi kendala sehingga beban untuk pendidikan semakin berat terutama penyelenggara. Tetapi kebanyakan penyelenggara tidak mempunyai cara untuk mendapatkan dana ekstra untuk pengeluaran tersebut. Ujung-ujungnya yang miskin menjadi semakin miskin dan yang kaya semakin kaya, sehingga terjadi kesenjangan antara pendidikan di perguruan tinggi-perguruan tinggi favorit dan perguruan tinggi-perguruan tinggi yang berfasilitas kurang.


Perubahan paradigma baru mengenai perguruan tinggi dimana perguruan tinggi dalam peradaban yang semakin tinggi diperlukan informasi teknologi yang memadai agar tidak tertinggal jauh dan dapat bersaing dalam era global yang mengalami perubahan sangat cepat.


Berikut ini dibahas studi keefektifan perguruan tinggi masa depan:


1. Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan


Masa depan para dosen (tenaga pengajar) dan mahasiswa pada era teknologi yang tinggi tidak lagi dibatasi waktu dan ruang kelas yang terdapat dilembaga pendidikan namun dosen (tenaga pengajar) dan mahasiswa sudah dihubungkan dengan sebuah jaringan komputer dan Net. Begitu pulang kalau para mahasiswanya ingin konsultasi dengan sang dosen (tenaga pengajar) dapat mereka lakukan lewat net.


Perguruan tinggi-perguruan tinggi bahkan dapat mendirikan ruang kelas maya bagi para mahasiswa untuk memecahkan masalah masalah mereka atau untuk mengeksplorasi pelajaran yang berbeda beda, yang menarik mereka. Para dosen (tenaga pengajar) dan mahasiswa dari berbagai kelas dan tingkatan dapat bergabung dalam diskusi diruang kelas maya ini. Pembelajaran menjadi tak terbatas dalam ruang dan waktu. Pembelajaran jarak jauh dan pengajaran lewat internet dapat dilakukan dengan efektif sehingga mahasiswa pergi ke perguruan tinggi memberi kemungkinan tidak hanya mendapat pengetahuan dan proses sosialisasi yang tidak dapat diperoleh dalam pembelajaran lewat internet. Komputer tidak dapat mengambil seluruh fungsi perguruan tinggi namun dalam penyebaran teknologi informasi, dapat bergeser dari pembelajaran bersama yang disentralisasikan menjadi pembelajaran yang diindividualkan, yang di desentralisasikan.


2. Pembelajaran Pendidikan dan Pengetahuan di Rumah


Pada masa depan nanti menurut Wen (2003:93) ada orang yang akan kembali ke zaman ketika mereka kebanyakan diajar di rumah. Orang tua memikirkan dan mempertimbangkan bahwa anaknya lebih baik dididik dengan cara lain seperti diajari di rumah atau berpartisipasi dalam kelompok–kelompok pendidikan kecil secara privat. Tingkat pencapaian dapat dipantau dengan uji publik.\


3. Pembelajaran Pendidikan dan Pengetahuan yang bersifat keterampilan khusus


Perguruan tinggi masa depan akan berubah dari perguruan tinggi dengan maksud umum menjadi perguruan tinggi dengan maksud khusus. Yang diajarkan perguruan tinggi di masa lalu adalah pengetahuan umum, tetapi perguruan tinggi masa depan mungkin akan menjadi pusat pelatihan dalam ketrampilan atau pembelajaran khusus, sehingga mahasiswa dapat menganggap di mana-mana adalah perguruan tinggiku dan semua orang adalah dosenku.


4. Perguruan tinggi yang direformasikan


Di masa depan perguruan tinggi-perguruan tinggi yang baik bisa berkembang tanpa batas. Perguruan tinggi-perguruan tinggi yang rendah kualitasnya akan tersingkirkan karena kurangnya mahasiswa. Sekarang perguruan tinggi-perguruan tinggi masih terbatas pada ruang kampus dan tersedianya dosen (tenaga pengajar). Mereka hanya dapat menampung mahasiswa hingga jumlah tertentu, tetapi dengan Net sebuah perguruan tinggi yang semula hanya dapat menampung beberapa ribu mahasiswa bisa menjadi sebuah perguruan tinggi besar dengan beberapa juta mahasiswa, hal ini bukannya mustahil.


Menurut Mortimore (1991) faktor yang sensitif dalam perkembangan manajemen mahasiswa dan dosen (tenaga pengajar) di perguruan tinggi, keterlibatan mahasiswa, lingkungan yang kondusif dan iklim perguruan tinggi positip, merupakan hal yang penting diidentifikasi. Sebuah contoh kongkret, seorang kepala perguruan tinggi harus melakukan pengecekan secara langsung ke bawah di mana ditemukan outcomes mahasiswa sangat rendah dan dosen (tenaga pengajar)-dosen (tenaga pengajar) kurang perhatian. Orang tua peserta didik sangat vokal dan kritis serta komunitas yang menginginkan perubahan ke arah kebaikan mahasiswa. Dalam hal ini diperlukan strategi manajemen dan kemampuan pengelolah perguruan tinggi menjadikan perguruan tinggi tersebut sebuah model perguruan tinggi yang efektif.


Untuk menjadikan perguruan tinggi efektif diperlukan pilihan suatu proses perkembangan secara cepat untuk melakukan perubahan setelah pengecekan langsung ke bawah. Di Inggris misalnya perguruan tinggi dipercaya untuk :

  1. Membuat Pengantar Kurikulum Nasional dengan keputusan yang penting dalam pembuatan program individu mahasiswa.

  2. Mengoperasikan sistem manajemen lokal perguruan tinggi dengan pelatihan ilmu manajemen yang berbasis perguruan tinggi.

  3. Kompetensi mahasiswa yang rendah dikembangkan menjadi lebih optimal (Mortimore,1991:159). Untuk perkembangan masa depan perguruan tinggi diperlukan sebuah bentuk model keluaran perguruan tinggi.

Spesifikasi sebuah model perguruan tinggi yang penting adalah:

  1. Membuat mahasiswa dalam kelompok-kelompok besar dan khusus dengan melakukan control secara optimal.

  2. Pembagian waktu secara proporsional yang lebih besar.

  3. Pemberian pengetahuan setiap hari dimulai dengan bel atau sirene.

  4. Keputusan untuk memilih kepala perguruan tinggi, merupakan hal penting membawa output dari perguruan tinggi menjadi lebih baik, teknik formal yang biasanya ditempuh yaitu lewat testing.


3. Manajemen tata kelolah Perguruan tinggi Yang Efektif


Dalam pengelolaan perguruan tinggi peran kepemimpinan dan manajemen perguruan tinggi sangat menonjol. Bukti bahwa peran tersebut sangat kuat, hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen dan kepemimpinan perguruan tinggi yang baik, sangat besar sumbangannya terhadap perguruan tinggi yang efektif.


Perubahan perbaikan dari prestasi rendah, disiplin yang tak terwujud dan moral staf yang kurang baik diharapkan menjadi lebih baik, dengan pendekatan terhadap perbaikan pengajaran dalam empat aspek yaitu: disiplin, prestasi, sikap dan kepribadian. Semua aspek tersebut ditumbuhkan dengan berdasarkan pada harapan-harapan yang tinggi, terciptanya suasana emosi yang positip, pelaksana supervisi yang obyektif, dan penggunaan teknik kepemimpinan yang sesuai organisasi dan manajemen perguruan tinggi.


Untuk mencapai itu dibutuhkan kepemimpinan dan manajemen tata kelolah perguruan tinggi yang kuat serta harapan yang tinggi yang disuarakan oleh seluruh civitas akademika perguruan tinggi, iklim belajar di perguruan tinggi yang teratur, penekanan yang kuat pada ketrampilan-ketrampilan dasar mengajar, evaluasi yang sering diadakan serta pemantauan terhadap kemajuan mahasiswa secara kontinyu.


Dalam pelaksanaannya, keberhasilan kepemimpinan perguruan tinggi sangat dipengaruhi hal-hal sebagai berikut :

  1. Memahami tujuan pendidikan dengan baik.

  2. Pengetahuan yang luas.

  3. Keterampilan profesional (tehnis, hubungan kemanusiaan, konseptual).

  4. Memiliki prinsip kepemimpinan yang baik yaitu konstruktif, kreatif, partisipatif, kooperatif, delegatif, integratif, rasional dan obyektif, pragmatis, keteladanan, adaptasi dan fleksibel.

4. Dosen (tenaga pengajar) Masa Depan


Untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran mahasiswa di perguruan tinggi yang baik dibutuhkan dosen (tenaga pengajar) yang memenuhi syarat kualifikasi yang tinggi dan mampu menghadapi banyak perubahan dalam pendidikan masa depan dan membimbing para mahasiswanya dengan lancar di abad baru ini.


1. Peran Dosen (tenaga pengajar) di Masa Lalu, Zaman Sekarang, dan Masa Depan


Peran dosen (tenaga pengajar) di masa lalu sangat mempengaruhi pola pikir, cara pandang dan perilaku seumur hidup mahasiswanya dan sangat dihormati serta dianggap orang terpenting kedua setelah orang tua, namun di jaman sekarang perkembangan dosen (tenaga pengajar) mulai jatuh dan mengenaskan, ini karena selama beberapa puluh tahun terakhir menganggap dosen (tenaga pengajar) sebagai tenaga kerja murahan untuk meneruskan pengetahuan. Ada anggapan bahwa apa yang diajarkan tidak sesuai dengan hasil akhirnya.


Peranan dosen (tenaga pengajar) di masa depan dapat ditingkatkan dengan penggunaan teknologi komputer, peran dosen (tenaga pengajar) semakin nyata, pengetahuan informasi teknologi dapat dikembangkan secara maksimal dan membimbing kurikulum. Dosen (tenaga pengajar) dituntut kreatif yang mampu memenuhi kebutuhan peserta didik, mempunyai kompetensi-kompetensi inti dan kemampuan-kemampuan khusus. Peran dosen (tenaga pengajar) di masa depan mencakup bimbingan kurikulum, mengevaluasi kemajuan pembelajaran, bimbingan dalam seni menjalani kehidupan, konseling dalam perencanaan kehidupan dan pengembangan kreativitas serta potensi.


2. Kemampuan-kemampuan Penting Dosen (tenaga pengajar) di Masa Depan

  1. Ketrampilan berkomunikasi.

  2. Ketrampilan computer.

  3. Memberikan Pengaruh Positip

Keefektifan dan kemampuan dosen (tenaga pengajar) merupakan salah satu karakteristik yang berpengaruh pada prestasi akademik mahasiswa di perguruan tinggi dimana semakin efektif dan kemampuan tinggi dosen (tenaga pengajar) melakukan tugas maka akan semakin tinggi prestasi akademik mahasiswa. Di PBM dosen (tenaga pengajar) sangat menentukan kualitas lulusan, namun perlu kebersamaan dalam unsur komponen perguruan tinggi yaitu kepemimpinan dan manajemen tatakelolah perguruan tinggi, dosen (tenaga pengajar), tenaga administratif serta keterlibatan orang tua mendukung keberhasilan anak didik.


5. Peran Orang Tua dalam Pendidikan


Di dalam pendidikan tinggi, peserta didik seharusnya mempunyai kebebasan sendiri untuk menentukan apa yang akan dipelajari apakah mereka mengejar studi akademik ataukah untuk melanjutkan jenjang studi selajutnya. Sama dengan pengembangan pengetahuan, kalau seseorang anak ingin meningkatkan cadangan pengetahuannya, ia bisa terus belajar, kalau ia merasa cukup pengetahuannya dan ingin bekerja seharusnya mereka diizinkan untuk bekerja. Namun orang tua harus mengetahui kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang anak untuk masa depan yaitu:


Pertama mengenal sebanyak mungkin kemampuan berbahasa, yang nantinya berhubungan dengan orang lain. Di masa depan apabila tidak mengenal bahasa asing maka akan memiliki daya saing yang terkikis. Kemampuan dasar yang kedua yaitu pertimbangan. Pendidikan pengetahuan dapat diefektifkan dengan bantuan komputer. Hanya pertimbangan yang baiklah maka dapat mencegah seorang anak kehilangan arah dan teguh terhadap prinsip-prinsip yang dipegang seandainya dilingkungan yang tidak sehat.


Peranan orangtua perlu dilibatkan dalam kegiatan perguruan tinggi termasuk dukungan orangtua terhadap program dan tujuan yang ingin dicapai perguruan tinggi secara konsisten. Pelibatan orangtua tidak hanya bersifat bantuan dana saja namun program dan perencanaan partisipatori perguruan tinggi sehingga tercipta hubungan yang baik antara perguruan tinggi dan orangtua. Keberanian perguruan tinggi dibutuhkan untuk menggugah orangtua agar dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswanya.


Perubahan dalam Pendidikan


Kualitas Pendidikan


Di jaman yang berbeda dimana tuntutan terhadap kebutuhan semakin berkembang apalagi kita telah memasuki era informasi dimana dapat membebaskan kualitas-kualitas khusus individual yang seringkali tertindas di zaman industri. Dalam era industri dituntut standarisasi dan tidak menekankan kualitas dan talenta individual.


1. Pendidikan yang berorientasi pada pengetahuan dikembangkan ke segala arah yang seimbang.


Di antara banyaknya teori tentang pendidikan ada dua teori yang selalu bertentangan. Ada aliran pendidikan yang menekankan bahwa apapun yang dipelajari seseorang di perguruan tingginya harus bermanfaat bagi masyarakat nantinya. Maka pendidikan harus praktis, yang dipelajari harus diterapkan dengan baik. Aliran yang lain justru melihat sasaran pendidikan sebagai media pengembangan potensi manusia sepenuhnya, terlepas dari nilai manfaatnya bagi masyarakat di masa depan.


Keterbatasan terbesar dalam pendidikan sekarang adalah kurikulumnya. Mahasiswa harus mempelajari semua pelajaran yang ditetapkan, tanpa memperhitungkan disukai atau tidak oleh mahasiswa. Bahkan ada mahasiswa yang dipaksa untuk melakukan sesuatu yang bukan bidangnya sehingga ia tidak mau mempelajarinya.


2. Pembelajaran bersama yang disentralisasikan menjadi pembelajaran individual yang didesentralisasikan.


Dalam kebanyakan sistim pendidikan di dunia sekarang ini, fasilitas-fasilitas perangkat keras dibangun terlebih dahulu dan para dosen (tenaga pengajar) direkrut, sebelum mahasiswa dari berbagai tempat dikumpulkan di perguruan tinggi untuk mengikuti pelajaran. Ini disebut pembelajaran yang disentralisasikan. Di masa depan ketika teknologi komputer sudah mencapai tingkatan tertentu para mahasiswa tidak lagi berkumpul di perguruan tinggi, cukup dengan tinggal di rumah dengan menggunakan akses internet mereka mengikuti pelajaran, sehingga dosen (tenaga pengajar) dapat menghemat energi dan waktu untuk menertibkan mahasiswa. Namun diperlukan kesadaran orang tua untuk di setiap rumah memiliki sebuah fasilitas komputer dan internet serta biaya akses internet sehingga pembelajaran dapat dilakukan setiap saat dan tergantung minat dari mahasiswanya. Sedangkan jumlahnya mahasiswanya tidak terbatas ratusan namun bisa ribuan atau jutaan dengan mengakses lewat internet. Inilah yang disebut pembelajaran individual yang didesentralisasikan.


3. Pembelajaran yang terbatas pada tahapan pendidikan menjadi pembelajaran seumur hidup.


Sekarang ini di Indonesia terdapat pendidikan wajib belajar sembilan tahun yaitu 6 tahun berada di sekolah dasar dan 3 tahun di sekolah menegah tingkat pertama dan setelah tamat melanjutkan ke SLTA lalu ke perguruan tinggi. Kemudian setelah lulus bekerja di masyarakat sampai akhirnya pensiun. Kalau kita hitung jenjang pendidikan sekitar 12-17 tahun, apakah sudah cukup padahal perubahan di masyarakat sangat cepat? Pengetahuan yang diperoleh sudah tidak memadai untuk sisa penghidupan mereka, sehingga apa yang kita pelajari bisa menjadi usang oleh karena itu kita harus senantiasa belajar hal-hal baru kalau tidak kita menghadapi risiko tersingkir dari pasar kerja.


4. Pengakuan diploma/sarjan menjadi pengakuan kekuatan nyata.


Di masyarakat sekarang ini dapatlah dikatakan bahwa yang terpenting adalah diploma/sarjana atau gelar. Di dalam dunia kerja sering kali gelar dijadikan standar untuk mengukur kemampuan seseorang, namun kenyataan di dalam dunia kerja tidak hanya memperhitungkan hal tersebut, tetapi juga memperhitungkan universitas, jurusan dan fakultas apa ia belajar, dan apakah penuh waktu atau paruh waktu. Seringkali kita keliru dalam penentuan kemampuan, misalnya seseorang hanya lulusan SLTA tetapi kemampuannya sama dengan yang memperoleh gelar. Seseorang dapat diketahui kemampuannya apabila diuji dengan keahliannya, kefasihan Bahasa Inggris dan kemampuan komputer sehingga dapat diketahui kompetensi nyata seseorang, ketimbang mengandalkan diploma atau gelar.


Strategi Pengembangan Pendidikan Tinggi Masa Depan


Untuk membekali terjadinya pergeseran orientasi pendidikan di era global dalam mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang unggul, diperlukan strategi pengembangan pendidikan tinggi, antara lain:

  1. Mengedepankan model perencanaan pendidikan (partisipatif) yang berdasarkan pada need assessment dan karakteristik masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pendidikan merupakan tuntutan yang harus dipenuhi.

  2. Peran pemerintah bukan sebagai penggerak, penentu dan penguasa dalam pendidikan, namun pemerintah hendaknya berperan sebagai katalisator, fasilitator dan pemberdaya masyarakat.

  3. Penguatan fokus pendidikan, yaitu fokus pendidikan diarahkan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat, kebutuhan stakeholders, kebutuhan pasar dan tuntutan teman saing.

  4. Pemanfaatan sumber luar (out sourcing), memanfaatkan berbagai potensi sumber daya (belajar) yang ada, lembaga-lembaga pendidikan yang ada, pranata-pranata kemasyarakatan, perusahaan/industri, dan lembaga lain yang sangat peduli pada pendidikan.

  5. Memperkuat kolaborasi dan jaringan kemitraan dengan berbagai pihak, baik dari instansi pemerintah mapun non pemerintah, bahkan baik dari lembaga di dalam negeri maupun dari luar negeri.

  6. Menciptakan soft image pada masyarakat sebagai masyarakat yang gemar belajar, sebagai masyarakat belajar seumur hidup.

  7. Pemanfaatan teknologi informasi, yaitu: lembaga-lembaga pendidikan baik jalur pendidikan formal, informal maupun jalur non formal dapat memanfaatkan teknologi informasi dalam mengakses informasi dalam mengembangkan potensi diri dan lingkungannya (misal; penggunaan internet, multi media pembelajaran, sistem informasi terpadu, dsb)

Model Pendidikan Tinggi Abad 21


1. Life Skill

  1. Kepemimpinan

  2. Etika

  3. Akuntabilitas (dpt dimintai pertanggung jawaban)

  4. Kemampuan beradaptasi

  5. Produktifitas individu

  6. Tanggungjawab individu

  7. Keterampilan personal

  8. Arah/tujuan hidup pribadi

  9. Tanggungjawab sosia

2. Materi Pendidikan Tinggi Abad 21

  1. Global Awareness (kesadaran global)

  2. Keterampilan dalam keuangan, ekonomi, bisnis dan kewirausahaan.

  3. Pemikiran untuk kepentingan umum

  4. Kesadaran akan kesehatan dan kesejahteraan

3. Core Subject ????


4. Keterampilan Berfikir dan Belajar

  1. Berpikir kritis dan keterampilan mencari solusi.

  2. Kreatifitas dan keterampilan inovasi.

  3. Keterampilan komunikasi dan informasi.

  4. Keterampilan untuk berkolaborasi.

  5. Pendidikan kontektual.

  6. Keterampilan informasi dan media.

5. Pemahaman Informasi dan Teknologi

  1. Berpikir kritis dan keterampilan mencari solusi

  2. Kreatifitas dan keterampilan inovasi

  3. Keterampilan komunikasi dan informasi

  4. Keterampilan untuk berkolaborasi

  5. Pendidikan kontekstual

  6. Keterampilan informasi dan media


Perubahan dalam Pendidikan


1. Peran Dosen (tenaga pengajar)

Dosen (tenaga pengajar) tidak lagi memberikan informasi dalam bentuk ceramah dan buku teks. Dosen (tenaga pengajar) akan berperan sebagai fasilitator, tutor dan sekaligus pembelajar.


2. Peran Mahasiswa

Mahasiswa tidak perlu lagi menjadi pengingat fakta dan prinsip tapi akan berperan sebagai periset, problem-solver, dan pembuat strategi.


3. Peran Materi Pendidikan

Materi tidak lagi berbentuk informasi dalam bidang studi terlepas tapi mahasiswa akan mempelajari hubungan antar informasi.

bottom of page