Vokasi vs Sarjana
Sarjana Sains Terapan
Sarjana Terapan disingkat S.Tr. merupakan gelar vokasi yang diberikan kepada lulusan program pendidikan vokasi pada jenjang Diploma IV atau sering disingkat D IV. Program D IV adalah jenjang pendidikan profesional (pendidikan vokasi) yang mempunyai beban studi minimal 144 satuan kredit semester (SKS) dan maksimal 160 SKS dengan kurikulum 8 semester dan lama program antara 8 sampai 14 semester setelah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Program Sarjana selanjutnya disebut Program S1 adalah jenjang pendidikan akademik yang mempunyai beban studi antara minimal 144 satuan kredit semester (SKS) dan maksimal 160 SKS dengan kurikulum 8 semester dan lama program antara 8 sampai 14 semester setelah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Dengan demikian keduanya setara sehingga berhak menyandang gelar Sarjana.
Peranan utama Pendidikan Politeknik di Indonesia adalah sebagai pemasok tenaga kerja terampil sekaligus berkualifikasi pendidikan tinggi formal, kedalam dunia usaha dan dunia industri di Indonesia. Bahkan dalam perkembangannya dewasa ini sudah banyak sekali para lulusan politeknik yang bekerja di negara maju sebagai tenaga kerja. Salah satu bagian dari UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa proses pendidikan dapat dilakukan secara formal, nonformal maupun informal. Pendidikan formal dilakukan terstruktur, berjenjang yang di dalamnya terdapat juga unsur pelatihan untuk mendapatkan ketrampilan, serta ditandai kelulusannya dengan ijazah serta gelar atau sebutan yang mengimajinasi bahwa yang bersangkutan telah menyelesaikan pendidikan formal pada jenjang tertentu. Sedangkan nonformal adalah berupa pelatihan - pelatihan di luar pendidikan formal guna mendapatkan keterampilan untuk melengkapi proses pendidikan formal. Selanjutnya proses pendidikan informal dapat dilakukan lebih fleksibel di lingkungan keluarga.
UU Pendidikan Tinggi No.12 Tahun 2012 menjelaskan tentang Jenis Pendidikan Tinggi di Indonesia terbagi atas 2 (dua) bagian; yaitu Pendidikan Akademik yang diarahkan pada penguasaan dan pengembangan cabang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terdiri atas S1, S2, dan S3. Jenis Pendidikan Tinggi lainnya adalah Pendidikan Vokasi yang menyiapkan Mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan yang terdiri atas D1 (Ahli Pratama), D2, D3 (Ahli Madya), D4 (Sarjana Terapan), Master Terapan, dan S3 Terapan.
UU Dikti juga menjelaskan bahwa jenjang Pendidikan S1 dan D4 berada pada Level KKNI yang sama yaitu Level-6. KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia). Kesimpulannya adalah:
S1 dan D4 berada pada Level KKNI yang sama yaitu pada Level 6.
S1 dan D4 sama-sama dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan S2.
S1 adalah pendidikan Akademik yang fokus kepada pengembangan daya nalar sehingga muatan mata kuliahnya 60% adalah Teori; sedangkan D4 adalah pendidikan Vokasi yang fokus kepada meningkat keahlian terapan tertentu dari taraf terampil menjadi mahir, sehingga muatan mata kuliahnya 60% adalah Praktek.
pendidikan tertinggi bidan adalah D4 Kebidanan; ini sekaligus menghapus jenjang S1 Kebidanan.
Perbedaan S1 (sarjana) dan D4 (Diploma)
Dikalangan masyarakat awam maupun di benak Adik – adik kelas 3 SMA masih bingung memahami pendidikan akademik dan pendidikan vokasional dan ada juga yang bingung mau memilih Diploma atau Sarjana. Orangtua zaman sekarang pun cenderung berpikir loyal, tip-ikal orang sukses di masa depan adalah bermodal kan ‘sarjana’ dan masuk pegawai negeri. Sebenarnya, dapat dikatakan pemikiran seperti itu masih terlalu sempit.
Kita lihat saja sekarang, banyak sarjana – sarjana muda yang tidak langsung mendapat pekerjaan ketika mendapat gelar sarjana nya. Itu dikarenakan sarjana lebih menitik beratkan pada aspek analitis dengan 40 % praktik dan 60 % Teori. Dapat dikatakan lulusan Sarjana lebih diarahkan untuk dipakai sebagai pemikir, seperti melakukan penelitian ilmiah yang memungkinkan ditemukannya inovasi baru dalam bidangnya. Secara harfiah juga dapat dikatakan lebih cenderung ke arah loyalitas, image, dan individualisme, lebih cenderung pengejaran gelar ke pendidikan yang lebih tinggi sampai jenjang akademis Doktor.
Ini merupakan suatu dilema yang mendalam, apakah memang selalu benar semakin tinggi pendidikan yang kita raih, semakin berkualitas skill kerja kita? Karena pada intinya seseorang dapat dikatakan sukses karena kehidupannya layak di dunia, dengan apa membeli kehidupan yang layak itu? Tentu saja dengan uang dan uang hanya akan didapat secara halal dengan jerih payah kita sendiri yaitu dengan ‘bekerja’. Seandainya didikan kita lebih cenderung pada aspek analitis dengan skill kerja yang kurang dari separuh, apa yang terjadi?
Bagaimana kalau dibandingkan dengan diploma yang lebih menitik beratkan pada skill kerja dengan 60 % Praktek dan 40 % Teori. Jadi sudah jelas siapakah yang memang betul-betul disiapkan untuk bekerja menghasilkan uang dengan kualitas kerja bagus ditambah pula memiliki aspek analisis yang tidak kalah bersaing walaupun memang kalah lebih dari separuh.
Jalur pendidikan terbagi menjadi dua, jalur akademis (sarjana) dan jalur profesional (diploma). Menurut beberapa referensi, jalur akademis terdiri dari S0 – S1 – S2 – S3 atau Strata 0 (non gelar) – strata 1 (Sarjana) – strata 2 (Master) – strata 3 (Doktor), sedangkan jalur profesional terdiri dari D1 (Diploma satu) – D2(diploma dua) – D3 (diploma tiga) – D4 (diploma empat) – Sp1 (spesialis satu) – Sp2 (spesialis dua).
Program pendidikan D3 mungkin sudah sering kita dengar tapi D1, D2, D4, Sp1 dan Sp2 yang mungkin tidak begitu akrab di telinga masyarakat luas. Bisa dikatakan D1 itu program kuliah satu tahun, D2 dua tahun dan D3 tiga tahun, sedangkan D4 empat tahun. D4 itu setara dengan S1/Sarjana di jalur profesional, sedangkan Sp1 itu setara dengan Master, Sp2 setara dengan Doktor. Dapat dilihat dari beban SKS yang di tanggung.
Mungkin lebih mudah di contoh kan di bidang kedokteran jalur akademis nya adalah S.Ked (S1), M.Si/MPH (S2), dan Dr (S3), sedang jalur profesional nya dr/dokter, spesialis 1 (Sp.A/Sp.B) dan speasialis 2 (Sp.A(K)/sp.B(K)).
Program diploma memiliki beberapa karakteristik seperti :
– Mata kuliahnya bertujuan memberikan skill/vokasional
– Masa studi 1 tahun (D1), 2 tahun (D2) dan 3 tahun (D3)
– Membekali praktik lebih banyak
– Tugas akhir berupa kerja praktik dan laporan
– Melahirkan tenaga terampil berkualifikasi pendidikan tinggi formal ke dunia usaha/industri
– Bergelar Ahli Pratama/A.P. (D1), Ahli Muda/A.Ma (D2) atau Ahli Madya/A.Md. (D3)
Bagi yang memutuskan pilihan sarjana terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan, misalnya:
– Masa studi berkisar 3,5 sampai 5 tahun.
– Mendapatkan pendalaman teori yang kuat
– Memiliki kemampuan riset dan analisis mendalam
– Peluang mengikuti organisasi internal dan eksternal kampus lebih luas
– Mendapatkan kesempatan magang di institutusi (perusahaan/pemerintahan/LSM)
– Beberapa perguruan tinggi mewajibkan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
– Tugas akhir berupa skripsi
– Bergelar sarjana sesudah lulus
Intinya Sarjana dapat di ibaratkan SMA sedang Diploma deapat diibaratkan SMK
Prospek Kerja Sarjana dan diploma “SAMA” Karena Sarjana (S1) setara dengan Diploma (D-IV) .
Sementara ini karena masih dalam tahap sosialisasi dengan penyetaraan terutama untuk setaraf nya D4 dan S1 maka belum semua kalangan industri tahu, mungkin masih ada salah satu perusahaan yang belum tahu sama sekali tentang kesetaraan D4 dengan sarjana (S1) sehingga terkadang disamakan ke level D-III, namun pemerintah akan terus mensosialisasikan nya dengan memberi pengertian apa itu D4 ke instansi-instansi publik nasional maupun internasional.
Namun perlu diingat sekali lagi lulusan D4 yang lebih siap kerja dibanding S1 yang sekarang sudah mulai diperhitungkan oleh dunia industri. Optimisme kita bersama, tidak akan lama lagi tenaga profesional seperti Engineer akan lebih banyak diambil dari lulusan D4, karena memang D4 lah yang disiapkan untuk langsung bekerja serta dibekali keterampilan yang lebih daripada S1.
Untuk pegawai negeri, jenjang D4 sudah disamakan dengan S1 sehingga pertama masuk langsung sama-sama start di Golongan IIIA. Lulusan D3 dapat langsung melanjutkan ke S1. Sedangkan D4 tentu bisa langsung melanjutkan ke jenjang S2. dan sebaiknya melanjutkan ke jenjang S2 profesional seperti misalnya MM/MBA dan DBA untuk bidang ekonomi. Tapi untuk yang sudah terlanjur mengambil gelar sarjana dan merasa bekerja dengan skill terbatas, kalian dapat mempertaruhkan skill kerja kalian dengan meneruskan ke pendidikan profesi. Tapi memang tidak semua bidang menyediakan pendidikan profesi dan hanya PTN/PTS ber akreditas A dan B sajalah yang dapat melaksanakan nya. Tapi optimisme kita bersama, di tahun-tahun yang akan datang akan semakin banyak pendidikan profesi di Indonesia.
Kesimpulan akhirnya adalah Pendidikan Vokasional (D1,D2,D3,D4) siap Pakai atau siap Kerja