Publikasi Karya Ilmiah di Jurnal Abal-Abal
Kemudahan akses informasi melalui internet ternyata memang membuka ‘peluang bisnis’ yang menggiurkan yang sangat mungkin tidak terbayangkan oleh perancang internet sebelumnya sekalipun. Hanya dengan modal sewa tempat di server, membuat website untuk berbagai jurnal ilmiah, publikasi gratisan melalui email secara militan dan menawarkan jasa akan memuat artikel ilmiah dari ilmuwan dan akademisi dengan cara yang lebih sederhana; maka konsumen yang intelek dan malah sebagian sudah bergelar doktor rame-rame ketipu tanpa tendeng aling-aling.
Menerbitkan artikel ilmiah di jurnal ternama memang bukan perkara mudah. Artikel yang ditulis haruslah berdasar dari riset yang aktual dan mempunyai sumbangan signifikan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan; bila tidak memenuhi syarat itu jangan harap bisa dapat respon positif. Biasanya prosedur yang dilakukan pada jurnal ternama adalah memasukkan artikel dalam data base mereka setelah kita melakukan register sebagai penulis; kemudian kita diminta untuk up-load artikel tersebut tanpa menampilkan satupun nama penulis dan hal lain yang bisa menunjukkan identitas penulis yang akan dinilai oleh pakar lain dalam bidang yang sama (peer review). Beberapa jurnal malah lebih ketat lagi, dimana semua nama pengarang dalam daftar pustaka pun harus dihapus dan diganti dengan tahun terbit saja. Hal ini untuk menjaga objetivitas dari karya ilmiah yang dikirim, dimana pakar yang menilai memang akan memberikan jawaban jujur karena sama-sama tidak tahu antara penulis dan penilai.
Hasil dari penilaian peer-review ini biasa didapatkan dalam ukuran bulan, paling lama sekitar tiga bulan sudah dapat jawaban yang ditunggu. Cuman terkadang isinya terasa menyakitkan, seperti “need further study to complete“, “nothing new“, bahkan kadang cuman satu kata saja,”rubbish“. Dengan model seleksi dan penilaian seperti ini lah yang membuat banyak ilmuwan dan akademisi stress, palagi bila penilaian prestasi hanya didasarkan pada publikasi yang dimiliki (publish or perish).
Sehingga tidak aneh adanya jalan keluar yang sama-sama menguntungkan dengan online journal, mendapat tempat. Berhubung penerbit jurnal online ini memang sangat baik hati, tidak menyusahkan dan jelas tidak akan kejam sampai mengatakan artikel ilmiah yang cape-cape ditulis dikatakan sebagai sampah. Prosesnya pun ada miripnya, artikel dikirim (biasanya lewat email) dan tidak berapa lama kemudian muncul keputusan bahwa jurnal diterima dan akan diterbitkan bila sudah membayar biaya penerbitan. Biaya yang harus dibayar bervariasi, antara US$ 100-600, kadang tergantung panjangnya artikel, kadang juga diperhitungkan berapa banyak penulisnya dan lainnya. Tidak lupa juga penerbit menjanjikan akan mengirim edisi cetaknya bila membayar biaya cetak dan ongkos kirim (diluar biaya menerbitkan secara online). Satu hal yang memang menunjukkan jurnal ini jelas abal-abal adalah jarang sekali mereka mengirimkan laporan peer-review pada artikel yang dikirim [mudah ditebak karena mereka memang ngak akan ngerti isinya].
Lalu seperti apa penerbit yang menerbitkan jurnal abal-abal ini: empat penerbit ini yang paling populer dan aktif mencari mangsa, yaitu:
1. Academic Journal (www.academicjournals.org)
2. CG Publishing (http://commongroundpublishing.com/publications/journals);
3. African World Press (www.africaworldpressbooks.com);
4. Eurojournal (http://www.eurojournals.com/)
Bila ingin melihat contoh produktivitas dari penerbit dari jurnal abal-abal, misalnya yang dimiliki oleh Eurojournals, maka daftarnya sangat mengagumkan:
1. European Journal of Scientific Research 2. International Research Journal of Finance and Economics 3. Middle Eastern Economics and Finance 4. Research Journal of International Studies 5. European Journal of Social Sciences 6. International Bulletin of Business Administration 7. European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences 8. Journal of Money, Investment and Banking 9. American Journal of Scientific Research 10. International Journal of African Studies 11. International Journal of Soft Computing Applications 12. European Journal of Technology and Advanced Engineering Research 13. The Review of Financial and Accounting Studies 14. International Journal of Justice Studies and Policy 15. Bulletin of Gender Studies 16. International Journal of Emergency, Disaster and Humanitarian Studies 17. International Review of Forensic and Justice Studies 18. International Review of Health and Safety Issues 19. International Review of Science, Technology and Development 20. Intelligence and Security Review 21. Bulletin of Youth Development 22. Global Social Science Review 23. International Journal of Conflict Studies 24. International Journal of Education of Developing Areas 25. International Journal of Urban Studies and Human Ecology 26. International Review of Democracy and Security 27. Social Policy Review 28. Advances in Molecular Science 29. Advances in Horticulture 30. International Journal of Industrial Electronics and Embedded Control 31. The Journal of Innovative Research on Oncogenic Pathways
Disamping ‘orang pintar’ yang mengakali ‘orang pintar’ melalui jurnal online [keduanya jelas tidak pernah minum ‘tolak angin’, dan bisa diduga alumnus klinik tong fang]. Ada juga modus operandi yang hebat yang dilakukan. Yaitu mendompleng pada jurnal ternama yang hanya terbit dalam bentuk cetak, dan ‘si pintar’ ini dengan murah hati membuatkan edisi online-nya. Kasus yang terkenal dan kadang dianggap okay sahaja [oleh beberapa ‘orang pintar’] adalah jurnal: Archives des Sciences (http://www.archiveofscience.com/). Berikut Penampakkan websitenya :
‘si pintar’ ini memang tidak kepalang tanggung, semua dia bajak, mulai dari judul, alamat, sampai ke nomor ISSN pun dimiripkan. Cuman jurnal yang terbit di Swiss ini ternyata server-nya di Amerika, dan yang lucu kalau artikel kita diterima disuruh kirim duitnya malah ke Armenia. Hal yang unik adalah, aslinya jurnal ini hanya menerbitkan artikel dalam bidang sains saja (biologi, botani, geologi dan sejenisnya), sedangkan yang edisi online memakai prinsip ‘Palugada’ (apa yang lu mau gua ada), jadi artikel dalam bidang komputer, manajemen bahkan pendidikan pun okay-okey saja diterbitkan. Apalagi daya tarik utama dari jurnal ini adalah terdaftar sebagai jurnal yang memiliki impact factor (artinya jurnal yang artikelnya dikutif oleh artikel lain). [daftar resmi dari UKM menegaskan abal-abal-nya jurnal ini, lihat disini:http://www.ukm.my/ptsl/dropped%20journals.pdf]
Singkatnya, sudah banyak para ‘orang pintar’ (yang lupa minum ‘tolak angin’) yang jadi korban penipuan yang memang dia secara sadar lakukan sendiri, dalam rangka mencapai prestasi akademik yang ‘hebat’ karena berhasil publikasi di jurnal internasional (hanya dengan modal duit ratusan dollar amerika per artikel). Saat ini pihak universitas, dikti bahkan mahasiswa pun sudah banyak melek akan isu ini dan akan menjadikan hal ini senjata ampuh untuk menghancurkan reputasi dosen yang melakukannya. Beberapa akan muncul di media masa (cetak atau elektronik), khususnya pada kasus yang terlepas untuk ‘dilokalisir’ oleh para atasan sang dosen; yang lainnya tinggal nunggu ‘bom waktu’ saja.
Tetap Waspada !