top of page
Yusrin Ahmad Tosepu

TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN TANTANGAN DI ERA INFORMASI


Transisi menuju masyarakat informasi mengalami percepatan karena adanya perubahan yang terus-menerus pada teknologi. Saat ini tidak lagi berarti untuk membicarakan tentang beberapa media komunikasi – cetak, radio, televisi, film, telepon dan komputer- yang dipikirkan sebagai suatu yang sangat berbeda. Kemajuan dalam komputer dan jaringan telekomunikasi mengarahkannya untuk bersatu, atau konvergensi dengan media massa konfensional. Menurut Straubharr dan La Rose (2001) Konvergensi tersebut dapat dilihat dari beberapa hal dibawah ini:


  1. Saat ini internet menjadi hampir searti dengan konsep informasi yang superhighway. Internet adalah suatu jaringan dari beberapa jaringan yang menghubungkan komputer secara luas sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran pesan dengan salah satu komputer lainnya dan berbagi akses terhadap files dari komputer data (December, 1996). World Wide Web (Web) adalah bagian internet yang kaya akan gambar dan memugkinkan pengguna untuk menelusuri web pages dengan memilih kata kunci atau simbol gambar.Banyak web pages menawarkan audio dan video sebaik teks dan gambar da hal ini melambangkan bersatunya media komunikasi konvensional dan teknologi komputer.

  2. Konvergensi Beberapa Teknologi Semua teknologi komunikasi secara berturut-turut bersatu (converging) ke dalam sesuatu yang bisa dibaca komputer, ke dalam bentuk digital. Contoh: Musik dalam bentuk compact disc dan jaringan telepon jarak jauh adalah media digital. Bahkan media cetak tradisional seperti buku, majalah, dan koran biasanya dibuat dalam komputer dan meninggalkan lingkungan digital hanya ketika dicetak. Selanjutnya, karena meningkatnya jumlah orang yang membaca versi on-line, sebagai akibat, menjadi bagian dari dunia digital. Radio, televisi dan home video berada di tengah-tengah konversi revolusioner menuju teknologi digital yang akan memberikan efek besar dalam cara berpikir kita tentang media massa masa depan. Tidak lama lagi komputer personal akan dapat menayangkan program televisi.

  3. Konvergensi Industri Telepon, komputer, televisi kabel, dan perusahaan media melakukan merger dan membentuk kerjasama pada kecepatan yang memusingkan sebagai upaya untuk mendapatkan kekuasaan tertinggi dalam persaingan mengkontrol masa depan media. Sebagai contoh, Microsoft Corporation raksasa software komputer menanamkan modalnya dalam broadcasting, televisi kabel, satelit, penerbitan, dan industri jasa internet dengan tujuan untuk menjadi yang terdepan dalam menyatukan media massa dan media komputer. Raksasa perusahaan telepon AT&T membeli raksasa televisi kabel Tele-Communications Inc, NBC Televisi, dan Disney, keduanya mendapatkan mesin pencari mereka sendiri untuk mendapatkan penampakan mereka pada media komputer baru. Saluran komunikasi terdahulu, seperti telepon dan televisi, saat ini dapat diintegrasikan ke dalam suatu jaringan digital, sehingga masuk akal jika sedikit demi sedikit suatu perserikatan melewati batas-batas kaku dari industri terdahulu. Sementara itu, large business dan public intitutions mengembangkan business lebih memungkinkan dengan penyatuan teknologi.

  4. Perubahan Gaya Hidup Ketika media komputer memasuki rumah kita, pola konsumsi media massa cenderung berubah. Menurut salah satu penelitian, sepertiga pengguna internet menghabiskan waktu menonton televisi lebih sedikit daripada sebelumnya. Konvergen juga memperkenalkan cara hidup baru, seperti yang saat initerjadi pada jutaan orang, membentuk social relationship, memunculkan identitas baru, dan mengembangkan budaya baru “on the Net”. Semua ini berarti lebih banyak pilihan hidup, murahnya barang dan jasa yang dibeli langsung dari suplier, dan kualitas yang lebih baik bagi keluarga umumnya. Tetapi juga memungkinkan adanya penurunan hubungan antar manusia dengan menggantikannya dengan transaksi komputer secara impersonal.

  5. Perubahan Karir Bagi mereka yang menganggap karirnya dalam masyarakat informasi, konvergen ini akan merubah pendirian mereka tentang pekerjaan dan karir seperti diri mereka pada skala global. Sebagian besar orang yang memasuki angkatan kerja saat ini akan memiliki empat atau lima karir yangberbeda –bukan sekedar pekerjaan, tapi karir- di masa yang akan datang. Artinya mahasiswa yang mempertimbangkan karir profesional dalam jurnalistik, periklanan, atau televisi (atau bahkan ilmu komputer)akhirnya harus melengkapi kembali untuk beberapa profesi yang sangat berbeda –atau, jika tidak, bergabung dalam strata lebih rendah dari masyarakat informasi.

  6. Perubahan Peraturan Bersatunya media massa tradisional dengan telepon dan teknologi komputer saat ini juga menjadi kebijakan resmi pemerintah US. Dalam The Telecommunications Act of 1996, kongres membatalkan peraturan yang melindungi broadcasting, televisi kabel, telepon, dan perusahaan telekomunikasi lainnya dari kompetisi dengan lainnya, dengan hukum undang-undang, pembuatan undang-undang berharap dapat mengalahkan kompetisi, memperbaiki pelayanan, dan harga yang lebih murah dalam segala media komunikasi. Negara-negara di dunia mengikutinya dengan melakukan deregulasi terhadap industri komunikasi, sebagaimana mereka berlomba untuk membangun suatu jaringan komunikasi yang diharapkan akan memberikan keuntungan kompetitif dalam ekonomi global dari abad informasi.

Pertumbuhan dan perkembangan informasi serta teknologi komunikasi dalam era globalisasi mampu merubah dunia dan kehidupan manusia. Masing-masing bangsa yang berdaulat sangat ketat dibatasi secara geografis, kini seakan tidak berdaya, runtuh, takluk menghadapi dasyatnya pengaruh informasi dan teknologi komunikasi tersebut. Ia telah menjelajah semua negeri, merobohkan benteng-benteng negeri yang kokoh dan kuat, semua negeri seakan menjadi satu yang tak terpisahkan, karena informasi dan teknologi komunikasi. Jaringan komputer diciptakan setiap hari. Internet adalah yang tersebar di dunia.


Semula diciptakan oleh Pentagon pada akhir tahun 1970-an, internet dilepaskan pada tahun 1986 kepada badan-badan lain di Amerika Serikat dan diseluruh dunia untuk tujuan penelitian pendidikan dan komersial. Pada tahun 1990, internet menjadi semakin komersial. Dalam cyberspace semua dihubungkan dengan jaringan komputer global, semua bekerjasama dan bersaing. Bukan negara-negara yang saling berhubungan, melainkan individu-individu di dalam negaralah yang berhubungan.


Perkembangan teknologi komunikasi merupakan kekuatan penggerak yang serentak menciptakan ekonomi global yang besar sekali dan menjadikan bagian-bagiannya lebih kecil dan lebih kuat. Teknologi komunikasi akan memberikan prasarana yang akan dibutuhkan oleh setiap industri dan setiap perusahaan untuk bersaing di dalam pasar yang benar-benar kosmopolitan. Bisnis teknologi komunikasi akan berlipat dua dan berlipat dua lagi sementara kita bergerak ke arah interkonektivitas (kesalingterhubungan) global. Perkembangan teknologi komunikasi tersebut, menurut Naisbitt mendasari terwujudnya empat ide besar, yaitu :


  1. Pembauran Teknologi. Sementara komputer, telepon, dan televisi masing-masing diberkahi dengan kemampuan dua teknologi lain, maka akan berkembanglah suatu susunan hebat hibrida telepon/televisi/ komputer. Perkenalan ke dalam pasar sistem komunikasi pribadi ini akan disertai dengan perubahan dalam fokus untuk industri telekomunikasi dari pemecahan masalah bisnis dengan teknologi ke pemberian kekuasaan kepada individu dengan sangat meningkatkan kemampuan mereka untuk berkomunikasi satu dengan yang lain. Perubahan tersebut akan berasal dari perubahan bisnis ke perubahan yang digerakan oleh individu. Ini adalah bagian dari Paradoks Global. Semakin besar ekonomi dunia, semakin para pemain terkecilnya. Perusahaan yang bertahan selama beberapa dasawarsa berikutnya akan siap untuk memenuhi kebutuhan komunikasi individu.

  2. Aliansi strategi. Banyak aliansi strategi sudah dibentuk untuk memenuhi kebutuhan dari apa yang akan menjadi abad informasi yang digerakan oleh konsumen. Perusahaan insdustri dan wirausaha yang baru menanjak bermitra dengan kecepatan yang luar biasa, sadar sepenuhnya bahwa tak satu perusahaan pun – dan tak satu negara pun – dapat sendirian menjadi pemain yang berhasil di dalam permainan global yang baru.

  3. Pembentukan jaringan global. Sementara arah dari revolusi telekomunikasi menjadi semakin jelas, usaha-usaha sedang dijalankan untuk menciptakan jaringan telekomunikasi global tanpa batas dari jaringan-jaringan yang akan memungkinkan setiap orang di dunia berhubungan dengan setiap orang lain. Jaringan global yang (kebanyakan) digital dari jaringan-jaringan ini akan memungkinkan individu berkomunikasi dengan siapa saja di mana saja di planet ini dalam waktu yang sebenarnya, mengubah selamanya cara kita bekerja, cara kita bermain, cara kita bergerak, dan cara kita memandang sesama warga dari jaringan global.

  4. Telekomputer pribadi untuk semua orang. Akhirnya semua orang di kantor atau di rumah atau dalam perjalanan akan dapat memiliki telekomputer (mungkin ada di dalam dompet atau saku) yang digunakan untuk mengirim dan menerima komunikasi melalui suara, data, citra, dan video. Pemakaian telekomputer akan menjadi terdesentralisasi seluruhnya, sepenuhnya individual, dan antara lain akan mengikis lebih jauh karakter tersentralisasi dari raksasa-raksasa perusahaan yang berkembang dalam era industri ketika mereka memberikan jalan kepada federasi yang longgar dari perusahaan-perusahaan kecil yang seperti wirausaha. Pada awal abad informasi dari abad ke dua puluh satu semua kemampuan komunikasi yang mungkin saja kita butuhkan akan dapat diletakan di atas meja kerja kita, di dalam mobil kita, atau di atas telapak tangan kita. Ketika kekuasaan dan jangkauan prasarana komunikasi meluas, peralatan yang dibutuhkan untuk memanfaatkan kemampuan itu pun menyusut. Mereka akan menjadi lebih kecil, lebih murah, lebih ringan, lebih portabel. Karena kita semua menjadi bagian dari ekonomi global yang lebih besar, unit ekonomi yang paling efisien dan efektif adalah individu.


TANTANGAN GLOBLISASI


Cepatnya perkembangan teknologi informasi merupakan tantangan yang tidak ringan bagi Indonesia. Hampir satu dasawarsa Indonesia terlambat dalam mengadopsi teknologi komunikasi khususnya internet. Tetapi semua itu bukan berarti semua orang di Indonesia terlambat dalam menerima perkembangan teknologi. Secara individu maupun kelompok kecil banyak orang indonesia yang sangat cepat menerima perkembangan teknolgi tersebut. Banyak yang berhasil dalam bisnis tersebut.


Memasuki perdagangan bebas asia dan dunia, globalisai ekonomi dan komunikasi, maka tantangan terbesar yang muncul adalah bagaimana kita mempersiapkan individu-individu yang siap untuk terjun dan bersaing dalam dunia yang batasannya akan semakin maya tersebut. Jika dulu teknologi mutkahir hanya dimiliki oleh perusahaan-perusahaan besar seperti AT&T, IBM, General Motor, Apple, kini teknologi yang sama dapat dimiliki oleh perusahaan-perusahaan kecil yang dijalankan hanya oleh beberap orang saja. Karenanya yang dibutuhkan adalah individu yang siap untuk menjalankan teknologi tersebut.


Pertumbuhan ekonomi dan teknologi komunikasi telah bergeser, bukan hanya Amerika dan negara-negara Eropa yang mendominasi tetapi telah beralih ke Asia. Jika dulu hanya jepang yang memuncaki ekonomi dan teknologi Asia, kini telah muncul negara-negara lain yang ekonomi dan teknologinya sangat kuat. India menjadi salah satu negara yang teknologi informasinya sangat kuat. Banyak muncul ahli-ahli perangkat lunak dari negara ini. Cina menjadi negara besar dalam bidang teknologi komunikasi. Taiwan menjadi basis perkembangan teknologi yang dapat menyaingi Amerika. Semua ini terjadi karena negara-negara tersebut telah mempersiapkan diri dengan mengirimkan orang-orangnya untuk mempelajari teknologi di beberapa negara besar khusunya Amerika.


Di akhir abad 20 Taiwan memanggil para ahlinya yang telah belejar dan bekerja di di luar negeri untuk membangun teknologinya. Kini, ratusan bahkan ribuan ahli-ahli Taiwan kembali ke negaranya untuk membangun yang dinamakannya “Silicon Valley” Asia. Agar tidak terus tertinggal, Indonesia harus dapat dengan cepat mengimbangi perkembangan negara-negara tersebut, terutama dengan sesama negara-negara Asia. Sumber daya manusia yang ada haruslah dipersiapkan sedemikian rupa sehingga akan dapat survive dalam iklim globalisasi. Hal ini sangat berimplikasi terutama dalam hal pendidikan.


Jika pendidikan Indonesia tidak mengalami perubahan yang berarti, maka ketertinggalan kita akan semakin jauh. Saat ini saja masih banyak Perguruan Tinggi yang memberikan kurikulum komputer dan teknologi informasi hanya sebatas kurikulum penunjang dengan kredit yang sangat kecil, padahal kurikulum tersebut sangat dibutuhkan oleh lulusan Perguruan Tinggi sekarang ini. Menurut Prof. Dr. Alwi Dahlan beberapa tantangan yang harus diperhatikan terutama dalam pendidikan di Indonesia memasuki Abad 21, yaitu :


  1. Salah satu tantangan yang terberat adalah globalisasi informasi dan komunikasi. Sebagaimana globalisasi ekonomi yang sering dilihat semata-mata sebagai liberalisasi perdagangan, globalisasi informasi biasanya juga dipahami dalam arti yang sempit. Yaitu sebagai arus komunikasi massa yang tidak menghiraukan batas antar negara –tidak jarang dipersempit lagi sebagai penyebarluasan siaran televisi atau lebih khusus pada hiburan Barat ke seluruh dunia. Padahal globalisasi informasi dan komunikasi juga mencakup perluasan arus ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendorong perluasan cakrawala informasi dan wawasan manusia jauh melintasi batas lokasi suatu negara atau wilayah. Tidak terkecuali wawasan politik.

  2. Segala macam globalisasi : informasi, media massa, hiburan, ilmu pengetahuan, barang, jasa, atau lain-lain sebenarnya merupakan bagian dari perkembangan yang lebih luas, yang saling terkait satu sama lain dan mencakup segala bidang kehidupan. Dalam makna yang lebih luas itu globalisasi merupakan transformasi sosial budaya dalam lingkup global. Prosesnya begitu rupa sehingga dapat mendorong perubahan pada lembaga, pranata dan nilai-nilai sosial budaya. Dengan demikian, globalisasi dapat pula mengubah prilaku, gaya hidup dan struktur masyarakat menuju ke arah kesamaan (konvergensi) global –menembus batas-batas etnik, agama, daerah, wilayah, bahkan negara. Sampai kemana jauh batas-batas tradisional pada akhirnya benar-benar dapat ditembus, akan tergantung pada perkembangan dan transformasi sosial budaya yang terjadi pada tingkat nasional atau lokal.

  3. Transformasi global tentu tidak dengan sendirinya atau selalu merupakan sesuatu yang positif. Ada nilai-nilai dasar dan ciri-ciri sosial budaya yang mencerminkan jati diri sesuatu masyarakat atau bangsa, atau yang terkait dengan kekhasan lingkungan yang tidak mungkin disesuaikan. Transformasi ke arah yang positifpun belum tentu dapat terjadi dengan sendirinya, umpamanya bila tidak didukung oleh nilai, sikap atau kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan baru yang diingini.

  4. Transformasi sosial budaya baru akan berjalan sesuai keinginan, jika diantisipasi sebelumnya sehingga langkah untuk menghadapinya dapat dilakukan semenjak dini. Dari segi perguruan tinggi ini berarti bahwa Sumber Daya manusia zaman mendatang (yang dalam 5-10 tahun ini masih menjadi mahasiswa) harus dipersiapkan agar dapat memanfaatkan transformasi global tahun 2010-2020. Karena transformasi yang akan terjadi sangat luas sifatnya.

  5. Beberapa perkembangan yang menjadi sumber perubahan dalam transformasi sosial budaya secara keseluruhan, baik yang nasional maupun global, perlu mendapat perhatian dalam melakukan antisipasi. Sumber yang pertama adalah perkembangan teknologi, terutama teknologi komunikas dan informasi (komputer). Kedua pertumbuhan informasi. Ketiga transformasi ke arah masyarakat informasi. Keempat perkembangan sosial budaya yang mempercepat perubahan umum pada masyarakat. Kelima perkembangan keadaan, pemikiran dan wawasan sosial budaya dan politik, yang melahirkan gagasan alternatif mengenai arah perubahan (termasuk ideologi, pandangan hidup) untuk era globalisasi yang akan datang. JOHN NAISBITT MENGATAKAN “Yang Penting Adalah Perangkat lunaknya“ Ini bukan hanya perangkat lunak untuk teknologi melainkan juga perangkat lunak untuk manusianya.


Simak video berikut : Tantangan Berubah ke Era Digital

1,017 views0 comments
bottom of page